Risiko Cacar Monyet pada Anak Masih Rendah


Masih sedikit kasus cacar monyet dilaporkan pada anak. (Foto: Unsplash/Larm Rmah)
WABAH cacar monyet semakin meluas secara global. Menurut data terbaru Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) per 4 Agustus 2022, terdapat 26.864 kasus cacar monyet yang dikonformasi di seluruh dunia. Bahkan, di Indonesia sempat ada suspek pasien cacar monyet.
Seorang pria di Jawa Tengah pada Rabu (3/8) menjalani isolasi karena dilaporkan memiliki gejala seperti cacar monyet. Namun, seperti diberitakan oleh jatengprov.go.id, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan hasil pemeriksaan pasien tersebut negatif. "Kemarin terindikasi satu (orang pasien suspek), tadi hasil PCR-nya negatif," kata Ganjar, Kamis (4/8).
Baca Juga:
Sejauh ini memang belum ada kasus cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia. Para orang tua juga tidak perlu khawatir, karena risiko penularan cacar monyet pada anak masih sedikit untuk sekarang ini.

Di AS, dari 15.000 kasus cacar monyet terkonfirmasi, 75 di antaranya terjadi pada anak-anak. Angka tersebut tentu sedikit, yang berarti tidak terlalu berisiko menular pada si kecil. "Saya tidak percaya pada titik ini anak-anak benar-benar kelompok risiko utama untuk virus ini," papar Dokter penyakit menular dan asisten profesor kedokteran di University of Chicago Aniruddha Hazra, MD.
Dalam sebagian besar kasus, cacar monyet menyebar melalui kontak kulit yang dekat. Pada kebanyakan kasus, cacar monyet menyebar melalui hubungan seks antar pria. Di Amerika Serikat misalnya, 95 persen infeksi cacar monyet yang dikonfirmasi terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Amerika Serikat Kirim Virus Cacar Monyet ke Asia
Ada beberapa faktor yang bisa menularkan cacar monyet. Seringnya dapat menular melalui barang yang digunakan bersama. "kontak dengan pakaian yang terkontaminasi, tempat tidur, perabotan dan mungkin barang-barang bersama lainnya," kata Profesor epidemiologi dan biostatistik di Irvine University of California Karen Edwards, Ph.D.

Namun, Edwards menambahkan bahwa sebagian besar infeksi disebabkan oleh kontak langsung dengan seseorang yang memiliki ruam aktif.
Saat ini, anak-anak tampaknya tidak terkena cacar monyet melalui kontak di tempat umum, seperti kolam renang dan ruang ganti. Hal ini tentu saja masuk akal karena virus cacar monyet biasanya membutuhkan kontak yang intim dan berkepanjangan untuk menyebar. "Ini juga menunjukkan bahwa anak-anak tidak mungkin terkena virus di sekolah," tegas Hazra. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
