IPB Siap Bantu Pemerintah Selidiki Cacar Monyet

Mula AkmalMula Akmal - Jumat, 29 Juli 2022
IPB Siap Bantu Pemerintah Selidiki Cacar Monyet

Cacar Monyet. (Foto: Antara/ Reuters)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Badan Kesehatan Dunia WHO telah menetapkan status darurat untuk kasus Cacar Monyet. Meski masih belum terdeteksi di Indonesia, kasus cacar monyet atau monkey pox sudah ditemukan di Singapura dan Thailand, yang merupakan negara terdekat Indonesia.

Institut Pertanian Bogor (IPB) menyatakan siap dilibatkan pemerintah dalam penyelidikan cacar monyet untuk mendeteksi virus penyebab penyakit zoonosis tersebut.

Baca Juga:

2 Laboratorium Disiapkan Mendeteksi Virus Cacar Monyet

Rektor IPB, Arif Satria saat diwawancarai usai peluncuran varietas padi 9G dan sorgum di IICC Bogor, Jumat, mengatakan IPB sangat siap secara sumber daya manusia (SDM) maupun sarana dan prasarana penelitian penyakit tersebut jika ditunjuk langsung oleh pemerintah.

"Ini baru dilakukan secara informal, pada prinsipnya IPB siap. Siap untuk membantu mengatasi masalah itu. Jadi, laboratorium kita saat ini sudah siap untuk uji diagnosis terhadap cacar monyet dan PMK," kata Arif, dikutip dari Antara.

Arif menyampaikan para peneliti bidang hewan dan penyakit hewan di IPB sudah cukup kompeten untuk bisa ikut serta memberi solusi penanganan penyakit cacar monyet.

Selain itu, SDM IPB juga telah memiliki laboratorium maupun konservasi monyet di Pulau Tinjil, sehingga sarana penelitian telah memadai.

IPB juga telah melakukan rapat-rapat informal bersama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian solusi pencegahan dan penanganan penyakit cacar monyet yang sudah menjadi wabah di dunia.

Baca Juga:

Kemenkes Pastikan Penyakit Cacar Monyet Belum Ditemukan di Indonesia

Para peneliti Primata, kata Arif, telah teruji dan mahir memberi kontribusi juga terhadap vaksin-vaksin yang telah digunakan di Indonesia.

"Saat ini kita baru lakukan rapat-rapat informal. IPB sudah dilibatkan dalam rapat-rapat informal ya, belum ada penunjukan langsung, tapi kita siap," ujar Arif.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa dua fasilitas laboratorium sudah siap melakukan penyelidikan epidemiologi cacar monyet, termasuk melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi virus penyebab penyakit yang tergolong sebagai zoonosis tersebut.

"Ada dua laboratorium yang sudah siap, yakni di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril saat dimintai konfirmasi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kedua fasilitas laboratorium tersebut sudah siap memeriksa sampel dari pasien yang diduga terserang cacar monyet guna mendeteksi penularan penyakit sejak dini.

Syahril mengatakan bahwa pemerintah akan menambah sepuluh laboratorium di daerah-daerah strategis guna mendukung upaya pelacakan kasus penularan penyakit tersebut secara masif. (*)

Baca Juga:

Kemenkes Pastikan Penyakit Cacar Monyet Belum Ditemukan di Indonesia

#Cacar Monyet #Institut Pertanian Bogor (IPB)
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Jurnalis dan profesional komunikasi dengan pengalaman memimpin redaksi, menggarap strategi konten, dan menjembatani informasi publik lintas sektor. Saat ini menjabat sebagai Managing Editor di Merah Putih Media, dengan rekam jejak kontribusi di The Straits Times, Indozone, dan Koran Sindo, serta pengalaman strategis di Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan DPRD DKI Jakarta. Bagi saya, setiap berita adalah peluang untuk menghadirkan akurasi, relevansi, dan dampak nyata bagi pembaca.

Berita Terkait

Indonesia
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Semua kembali lagi ke masyarakat, bagaimana teknologi itu digunakan oleh masyarakat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 06 Agustus 2025
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Indonesia
Guru Besar IPB: Penurunan Tarif Impor AS Harus Diikuti Konsistensi Kedua Negara
Indonesia dapat memperoleh devisa yang cukup untuk menunjang kegiatan impor
Angga Yudha Pratama - Kamis, 17 Juli 2025
Guru Besar IPB: Penurunan Tarif Impor AS Harus Diikuti Konsistensi Kedua Negara
Dunia
Batasi Penyebaran Mpox, Republik Demokratik Kongo Lanjut Vaksinasi Tahap 2
Tahap baru vaksinasi ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus, termasuk para pekerja seks komersial.
Dwi Astarini - Selasa, 29 Oktober 2024
Batasi Penyebaran Mpox, Republik Demokratik Kongo Lanjut Vaksinasi Tahap 2
Dunia
CDC Afrika Sebut Korban Jiwa Mpox Lampaui 1.100
Kasus Mpox telah dicatatkan di 18 negara Afrika.
Dwi Astarini - Jumat, 18 Oktober 2024
CDC Afrika Sebut Korban Jiwa Mpox Lampaui 1.100
Dunia
WHO Setujui Alinity m MPXV sebagai Uji Diagnostik Pertama Mpox
Permintaan global untuk pengujian Mpox meningkat karena wabah yang sedang berlangsung di beberapa negara, khususnya di Republik Demokratik Kongo.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Oktober 2024
WHO Setujui Alinity m MPXV sebagai Uji Diagnostik Pertama Mpox
Dunia
Kasus Mpox di Australia Melonjak 5 Kali Lipat dalam 3 Bulan
Lonjakan kasus Mpox di Australia mencapai 570 persen sejak Juli 2024.
Dwi Astarini - Jumat, 27 September 2024
Kasus Mpox di Australia Melonjak 5 Kali Lipat dalam 3 Bulan
Dunia
Mpox belum Terkendali, Presiden Afrika Selatan Serukan Penyebaran Vaksin
Ia juga meminta tindakan medis untuk memerangi ancaman Mpox yang semakin meningkat, khususnya di Afrika.
Dwi Astarini - Kamis, 26 September 2024
Mpox belum Terkendali, Presiden Afrika Selatan Serukan Penyebaran Vaksin
Dunia
India Laporkan Kasus Pertama Mpox Strain Clade 1B
Ini jadi kasus pertama Mpox strain clade 1b yang amat menular.
Dwi Astarini - Selasa, 24 September 2024
India Laporkan Kasus Pertama Mpox Strain Clade 1B
Dunia
CDC Afrika Nyatakan Mpox tak Terkendali
Jumlah kematian meningkat 38,5 persen di 15 negara Afrika jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dwi Astarini - Jumat, 20 September 2024
CDC Afrika Nyatakan Mpox tak Terkendali
Lifestyle
Cegah Mpox Meluas, Edukasi Amat Penting
Edukasi kepada kelompok berisiko tinggi tetap penting.
Dwi Astarini - Rabu, 18 September 2024
 Cegah Mpox Meluas, Edukasi Amat Penting
Bagikan