WHO Setujui Alinity m MPXV sebagai Uji Diagnostik Pertama Mpox

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 05 Oktober 2024
WHO Setujui Alinity m MPXV sebagai Uji Diagnostik Pertama Mpox

Ilustrasi. (Foto: ANTARA)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MERAHPUTIH.COM - KETERBATASAN kapasitas pengujian dan keterlambatan dalam mengonfirmasi kasus cacar monyet (monkey pox/Mpox) di Afrika telah membuat penanganan penyakit ini terkendala. Oleh karena itu, dalam perkembangan terbaru, WHO mengumumkan telah menyetujui uji diagnostik pertama Mpox untuk digunakan untuk penanganan darurat.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (4/10), mengumumkan badan kesehatan dunia tersebut telah menyetujui uji diagnostik in vitro (IVD) Mpox pertama. Ghebreyesus mengumumkan hal itu di platform X. Permintaan global untuk pengujian Mpox meningkat karena wabah yang sedang berlangsung di beberapa negara, khususnya di Republik Demokratik Kongo.

“Persetujuan untuk penggunaan darurat uji Alinity m MPXV, yang diproduksi Abbot Molecular, akan menjadi ‘penting’ dalam memperluas kapasitas diagnostik di negara-negara yang menghadapi wabah Mpox,” kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dilansir ANTARA.

Ghebreyesus menyebut diagnosis dini Mpox memungkinkan pengobatan dan perawatan tepat waktu, serta pengendalian virus.

"Tes diagnostik mpox pertama yang tercantum dalam prosedur daftar penggunaan darurat (EUL) ini merupakan tonggak penting dalam memperluas ketersediaan pengujian di negara-negara yang terkena dampak," kata Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat-Obatan dan Produk Kesehatan, Yukiko Nakatani, dalam pernyataan tersebut.

Nakatani mengatakan akses ke produk medis yang terjamin kualitasnya merupakan inti dari upaya WHO dalam membantu negara-negara untuk menahan penyebaran virus dan melindungi rakyat mereka, terutama di wilayah yang kurang terlayani.

Proses EUL mempercepat ketersediaan produk medis yang menyelamatkan nyawa, seperti vaksin, tes, dan perawatan, dalam konteks keadaan darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Sejauh ini, WHO telah menerima tiga pengajuan tambahan untuk evaluasi EUL.

Diskusi dengan produsen lain IVD Mpox berlangsung untuk memastikan lebih banyak pilihan diagnostik yang terjamin kualitasnya.(*)

#Kesehatan #Cacar Monyet #Mpox
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan