Kesehatan

Kenali Bahaya Gangguan Jantung Akibat COVID-19

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Minggu, 07 November 2021
Kenali Bahaya Gangguan Jantung Akibat COVID-19

Waspada gangguan jantung akibat COVID-19 (Foto: Pixabay/publicdomainpictres)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SETELAH terinfeksi COVID-19, ada risiko tentang timbulnya bahaya gangguan jantung. Hal tersebut dipaparkan Dokter Spesialis Jantung dari Perhimpunan Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Hardja Priatna, Sp.JP(K).

Menurut dr. Hardja Priatna, COVID-19 merupakan sesuatu terbilang baru serta banyak hal tidak diketahui secara holistik.

Baca Juga:

Pola Makan Sehat yang Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

"Jadi selama hampir dua tahun ini, kita terus mengumpulkan data dan mempelajari virus ini. Memang sudah dilaporkan ada beberapa gangguan jantung akibat infeksi virus ini," jelas Dokter Hardja, seperti dikutip dari laman Antara.

Ada sejumlah contoh gangguan jantung yang bisa terjadi akibat Virus COVID-19 (Foto: Pixabay/mohamed_hassan)

Dokter Hardja menjelaskan, ada sejumlah contoh gangguan jantung bisa terjadi akibat COVID-19. Antara lain miokarditis (peradangan pada otot jantung), pericarditis (peradangan selaput jantung), dan aritmia (gangguan irama jantung). Menurutnya, gangguan irama jantung ada bersifat fatal dan ada pula tidak.

Hingga saat ini, lanjutnya, penyakit jantung dikabarkan masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menunjukan ada sekitar 17,8 juta kematian, atau salah satu dari tiga kematian di dunia setiap tahunnya disebabkan penyakit jantung.

Ada pula, menurut riset Kementerian Kesehatan (kemenkes) tahun 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter Indonesia sebesar 1,5 persen.

Baca Juga:

Kenali Pengaruh Obesitas Terhadap Risiko Serangan Jantung

Setelah terinfeksi COVID-19, ada risiko tentang timbulnya bahaya gangguan jantung (Foto: Pixabay/Pexels)

Merunut bahaya penyakit jantung, dokter Hardja menyarankan kepada penyintas COVID-19 untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung untuk keperluan pemeriksaan kondisi kardiovaskular dengan lebih teliti.

PERKI juga merekomendasikan untuk mengaktifkan budaya sehat jantung sebagai sebuah langkah pencegahan, serta penanggulangan penyakit kardiovaskular, di masa pandemi COVID-19.

Ada sejumlah hal direkomendasi PERKI, seperti tetap beraktivitas fisik secara teratur, dengan kemampuan kerja jantung dan tubuh.

Kemudian, hindari merokok serta asap rokok, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

PERKI menyarankan kepada para penderita penyakit jantung atau memiliki risiko penyakit jantung, untuk berkonsultasi dahulu sebelum berolaharga, hal itu agar olahraga dilakukan tak membebani kerja jantung. (Ryn)

Baca Juga:

Mengenal Penyebab Terjadinya Serangan Jantung Meski Telah Pasang Ring

#Kesehatan #COVID-19 #Penyakit Jantung Dan Stroke
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan