Kenali Anak dengan Gangguan Membaca


Disleksia adalah gangguan membaca yang paling sering kita dengar dan paling sering didiagnosis. (Pexels/ROMAN ODINTSOV)
DUA tahun terakhir, akibat pandemi, kamu sebagai orangtua mungkin mempertanyakan kemampuan akademik anak-anak yang tampak lebih lambat dari biasanya. Sebaik apapun anak melakukannya dengan pembelajaran daring, tingkat membacanya mungkin terlihat tertinggal dari teman-teman sekelasnya.
Kamu pun mungkin bertanya-tanya apakah ini "normal" atau ada hal lain yang terjadi. Ketika anak mengalami kesulitan membaca meskipun waktu yang dihabiskan untuk belajar sudah maksimal, mereka mungkin mengalami gangguan pemrosesan membaca.
Berikut adalah tanda dan jenis gangguan membaca agar kamu sebagai orangtua dapat mendeteksi dengan tepat agar anak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Baca Juga:

Apa itu gangguan membaca?
Disleksia adalah gangguan membaca yang paling sering kita dengar dan paling sering didiagnosis pada anak-anak yang kesulitan membaca.
Gangguan ini ditandai dengan ejaan yang buruk dan kelancaran membaca yang tidak akurat. Namun, ada beberapa gangguan belajar lain yang memiliki hubungan dengan membaca.
Berikut jenis gangguan membaca yang sedang diteliti dan juga sering dijadikan diagnosis.
1) Hiperleksia, gangguan pemahaman membaca. Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan memahami apa yang mereka baca meskipun mereka dapat memecahkan kode huruf dan suara.
2) Disgrafia, gangguan yang berhubungan dengan menulis. Orang dengan disgrafia mungkin mengalami kesulitan menulis, mengeja, atau mengatur tulisan mereka.
3) Disortografi, gangguan ejaan di mana seseorang tidak dapat menyatukan suara dan pola yang sesuai meskipun ada instruksi.
4) Disabilitas bahasa lisan, di mana seseorang mengalami kesulitan mengucapkan kata-kata atau membaca dengan suara keras meskipun dapat membaca ketika tidak berbicara.
Kadang-kadang seorang anak akan memiliki lebih dari satu gangguan atau memiliki gangguan membaca serta ADHD atau diagnosis lain.
Baca Juga:

Gejala gangguan membaca
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua anak-anak belajar dengan cara yang sama pada waktu yang sama. Jika anakmu kesulitan membaca, jangan langsung menganggapnya memiliki kelainan. Mereka mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda atau lebih banyak waktu untuk berlatih. Namun, berikut beberapa gejala bahwa anak memiliki gangguan pemrosesan membaca:
- Tulisan tangan berantakan
- Ejaan yang buruk
- Urutan huruf terbolak-balik
- Kesulitan belajar membaca atau memahami bahasa dibandingkan dengan teman sebaya
- Kesulitan mengatur atau menghasilkan sesuatu untuk ditulis
- Selalu tertinggal dari teman-teman kelasnya dalam membaca atau menulis
- Mampu membaca kata-kata tetapi tidak mengerti atau menjelaskan artinya
- Kesulitan mengeluarkan kata-kata
Namun perlu diingat bahwa penempatan huruf yang terbolak-balik merupakan langkah perkembangan normal dalam belajar menulis. Tulisan tangan yang berantakan juga sering kali dapat dilatih dari seorang anak.
Jika tanda-tanda seperti ini tidak membaik seiring waktu meskipun telah mendapat bantuan ekstra dari guru, mungkin sudah saatnya untuk meminta bantuan lain untuk menilai apakah anak mengalami gangguan pemrosesan membaca. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
