Kemenristekdikti Fokus pada Tiga Program Prioritas untuk Menyiapkan SDM


Ali Ghufron Mukti. (sumberdaya.ristekdikti.go.id)
MerahPutih.com - Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia (SDM) Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ali Ghufron Mukti mengatkan, pihaknya akan fokus pada tiga program studi prioritas dalam rangka menyiapkan SDM yang dibutuhkan.
"Tiga bidang yang kita siapkan itu yakni keinsinyuran, kesehatan, dan pendidikan," ujar Ali dalam diskusi seperti dilansir Antara, Selasa (12/12).
Untuk bidang keinsinyuran, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain. Di program studi keinsinyuran, pertumbuhan insinyur di Indonesia hanya 16,1 persen.
"Intinya, insinyur kita juga masih sangat amat kurang dibanding China." Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi.
Kondisi itu, ditambah lagi dengan distribusi guru PNS yang tidak merata.
"Di kota sudah 60 persen, di daerah masih 30 persen guru yang disertifikasi." katanya.
Kesenjangan guru yang telah dan belum disertifikasi juga menimbulkan kecemburuan di tingkat sekolah.
"Jadi salah jika dikatakan pedidikan sudah banyak. Kita darurat kekurangan guru. Betul-betul darurat kekurangan guru," kata Unifah.
Ketua Umum Konsil Kedokteran Indonesia Bambang Supryatno menjelaskan, terjadi kesalahpahaman masyarakat soal terlalu banyaknya dokter yang beredar. Menurut dia, Indonesia hanya berada satu tingkat diatas Myanmar dan jauh tertinggal dari Malaysia dengan rasio 1:2.500 penduduk.
Sementara rasio dokter di Malaysia saja sudah mencapai 1:800 penduduk, kemudian di Vietnam juga sudah di bawah 2.000 penduduk.
Selain itu, setiap tahun ada sekitar 25 persen sarjana kedokteran yang tidak lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).
"Kegagalan itu bisa terjadi berkali-kali. Hingga hari ini jumlah sarjana kedokteran itu menumpuk hingga mencapai 4.000 orang," kata Bambang. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Legislator Tekankan Tiga Prioritas Utama dalam Pendidikan Nasional: Kesejahteraan Guru, Akses Merata, dan Sarana Prasarana Memadai

Menag Ingatkan Tidak Gampang Jadi Seorang Guru, Harus Suci di Langit dan Bumi

Pemerintah Ajukan Kenaikan Tunjangan Guru Honorer Jadi Rp500 Ribu per Bulan

Viral Sri Mulyani Bilang Guru Beban Negara, Kemenkeu Berdalih Itu Video Deepfake Hasil Editan

Demokrat Tegaskan Kesejahteraan Guru Tanggung Jawab Negara, Bukan Beban Anggaran

Guru Non-ASN Dapat Insentif Rp2,1 Juta! Begini Cara Cek dan Cairkan

Lirik 'Guruku Tersayang', Lagu Penghormatan Spesial akan Peran Guru

Heboh! Fenomena Para Istri di Blitar Ramai-Ramai Ajukan Cerai Usai Dilantik PPPK

Baru Dibuka Sepekan, Sekolah Rakyat Solo Kekurangan Guru Bahasa Jawa dan Agama Katolik Selain Tenaga Pendukung

Otonomi Daerah Bikin Kekosongan Kepala Sekolah Makin Parah, Ini Kata DPR
