Kemenpar Perkenalkan Nomadic Tourism untuk Jaring Kaum Milenial
Menteri Pariwisata Arief Yahya (FotoMerahPutih/Restu Fadilah)
MerahPutih.Com - Kaum milenial termasuk salah satu kelompok yang paling gemar jalan-jalan. Kelompok ini dalam sejumlah survei menyebutkan hampir separuh penghasilannya dihabiskan untuk berwisata.
Potensi kaum milenial tersebut harus direbut oleh pemilik kebijakan yang berkaitan dengan pariwisata. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bergerak cepat dan mulai menerapkan konsep serta strategi nomadic tourism. Tujuannya untuk menjaring segmen wisatawan milenial berkunjung ke berbagai destinasi di Indonesia.
Menpar Arief Yahya saat menjadi keynote speaker dalam acara The 4th ASEAN Marketing Summit 2018 2018 mengatakan Nomadic Tourism bisa menjadi sebagai solusi sementara persoalan pariwisata yang kerap terkendala persoalan infrastruktur dan umumnya kaum milenial justru lebih sering tak mempersoalkan.
"Tidak mungkin membangun berbagai destinasi yang begitu banyak di Indonesia jika menggunakan konsep yang lama, seperti Nusa Dua yang membutuhkan waktu 20 tahun," kata Menpar Arief Yahya di Raffles Hotel Jakarta, Kamis (6/9) kemarin.
Nomadic tourism sendiri didefinisilan sebagai gaya berwisata baru di mana wisatawan dapat menetap dalam kurun waktu tertentu di suatu destinasi wisata dengan amenitas yang "portable" dan dapat berpindah-pindah.
Menurut Menpar Arief Yahya, nomadic tourism sangat berorientasi konsumen dalam hal ini kaum muda dan milenial.
"Marketnya adalah para millennials. Anak-anak muda mobile, digital, dan interaktif. Mereka membutuhkan pengakuan, 'esteem needs', terutama melalui media sosial," ujar Menpar Arief Yahya.
Nomadic Tourism kini menjadi strategi Kemenpar untuk menjaring wisman yang tahun ini ditargetkan 17 juta wisman dan 20 juta wisman pada 2019.
Menurut Arief Yahya sebagaimana dilansir Antara, Nomadic Tourism sebagai konsep solusi dalam mengatasi keterbasan unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) khususnya untuk sarana amenitas atau akomodasi yang sifatnya bisa dipindah-pindah dan bentuknya bermacam-macam seperti glamp camp, home pod, dan caravan.
"Target Kemenpar adalah membangun 100 pasar digital di 34 provinsi dan 10 nomadic tourism (glamp camp, home pod, dan caravan) di destinasi unggulan," kata Menpar Arief Yahya.
Saat ini jumlah "backpacker" yang sebagian besar adalah generasi millennials di seluruh dunia mencapai 39,7 juta orang.
Peluang inilah yang ingin ditangkap Kemenpar dengan menyediakan akomodasi nomadic tourism ini.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Bekraf Dorong Para Peracik Kopi Indonesia Tingkatkan Kualitasnya
Bagikan
Berita Terkait
Pengesahan UU Pariwisata Dinilai Bakal Jadi Angin Segar Target Ekonomi 8 Persen
DPR Resmikan RUU Kepariwisataan, Siap Beradaptasi dengan Revolusi Digital Global
DPR Desak Pemerintah Kembangkan Wisata Budaya Berbasis Desa
Kemenpar Ingin Bentuk Pusat Penyelamatan, Pelatihan Porter dan Pemandu Wisata Gunung Kurangi Kecelakaan Saat Pendakian
Polemik Tambang Tak Goyahkan Raja Ampat, Pariwisata Tetap Aman dan Berkelas Dunia
Pengembangan Pariwisata Berbasis Minat, Respon Indonesia terhadap Tantangan Ekonomi Global
110 Perhelatan Unggulan Bakal Digelar Sepanjang 2024
Sandiaga Minta Masyarakat yang Mudik Konsumsi Kuliner dan Produk Lokal