Kelangkaan Kontainer hingga Krisis Global Bikin Jokowi Waswas

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 25 Maret 2022
Kelangkaan Kontainer hingga Krisis Global Bikin Jokowi Waswas

Kapal Tol Laut mengatur kontainer yang berisikan beras untuk di angkut menuju pasar Sulawesi Utara di Pelabuhan Parigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (19/1/2021). (ANTARA/Moh. Ridwan)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Ketersediaan kontainer di tanah air rupanya menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab kini, disinyalir terjadi kelangkaan kontainer.

Menurut Jokowi, jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin akan memicu kenaikan harga barang dan masyarakat yang kena getahnya.

"Harganya lima-enam kali lipat harga normal," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para gubernur, bupati, dan wali kota tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3).

Baca Juga:

Jokowi Ungkapkan Kemarahan Banyak Instansi Pemerintah Suka Beli Produk Impor

Kelangkaan kontainer, menurut Jokowi, merupakan dampak dari terjadinya pandemi COVID-19, disrupsi teknologi, serta perang antara Rusia dan Ukraina.

Tidak hanya Indonesia yang mengalaminya, tetapi seluruh negara-negara di dunia mengalami krisis kontainer, termasuk energi dan pangan.

Sewaktu kondisi dunia masih normal, kata Jokowi, mencari seribu kontainer sangat mudah dalam sehari. Bahkan dengan jumlah 2 ribu kontainer pun, masih mudah didapatkan.

“Jangan main-main karena kelangkaan kontainer, distribusi logistik, distribusi barang semuanya terganggu. Baik dari satu negara ke negara lain, baik provinsi ke provinsi lain, pulau satu ke pulau yang lain,” ujar Jokowi.

Kelangkaan kontainer juga mengakibatkan biaya distribusi meningkat hingga enam kali lipat.

Dampaknya, harga barang pun menjadi naik, dan kenaikan inflasi tidak dapat dihindari.

“Hati-hati hal-hal seperti ini semua kita harus mengerti, larinya ke mana harus mengerti. Yang nanti titik akhirnya kenaikan inflasi,” tegas Jokowi.

Meskipun saat ini laju inflasi di Indonesia masih bisa dikendalikan di angka 2,2 persen, namun Jokowi mendesak agar seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah harus mampu mengendalikan lajunya.

Kalau tidak, angka inflasi bisa menjadi tidak terkendali.

Presiden mengatakan, ancaman inflasi tidak hanya dihadapi Indonesia, namun seluruh negara-negara dunia karena berbagai dampak dari ketidakpastian ekonomi hingga gangguan stabilitas geopolitik dan keamanan di mancanegara.

Baca Juga:

Jokowi Perbolehkan Masyarakat Mudik, Polri Siapkan Operasi Ketupat

Amerika Serikat yang merupakan negara ekonomi terbesar di dunia, ujar Presiden, juga mengalami kenaikan inflasi hingga menjadi 7,5 persen dari tren sebelumnya di bawah satu persen.

Bahkan, Turki mencatat kenaikan inflasi hingga nyaris 50 persen. Saat ini, semua negara berada pada kesulitan ekonomi.

"Kesulitan ekonomi semuanya karena pandemi COVID-19, disrupsi ekonomi dan terakhir ditambah babak belur lagi karena perang, sehingga semuanya menjadi tidak pasti,” urai dia.

Ketidakpastian ekonomi yang melanda semua negara membuat para kepala negara dan kepala pemerintahan bekerja keras untuk menentukan kebijakan yang ampuh meredam gejolak.

Dalam dua pekan terakhir, Presiden menyebutkan, dirinya dihubungi langsung melalui telepon oleh Presiden Tiongko Xi Jinping, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz.

“Semuanya sama. Bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama, baik karena kelangkaan energi. Coba kita lihat minyak yang dulu hanya 50-60 dolar AS per barel sekarang 118 dolar AS per barel, 2 kali lipat,” ujar Presiden.

Jokowi menegaskan dalam situasi saat ini, kas keuangan negara menjadi mesin utama penggerak ekonomi.

Ia menginginkan peranan perusahaan pelat merah dalam membantu perekonomian nasional.

"Caranya ya kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli, untuk bangga pada buatan sendiri, bangga buatan Indonesia," tegasnya. (Knu)

Baca Juga:

Jokowi Resmikan Politeknik Ben Mboi di NTT, Berharap Dapat Lahirkan SDM Unggul

#Presiden Jokowi #Krisis Ekonomi #Ekonomi Indonesia
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi
Presiden Prabowo menekankan betapa pentingnya mempertahankan kerja sama tim yang saat ini telah terbangun antarmenteri Kabinet Merah Putih.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 06 Agustus 2025
Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
Pengamat Ekonomi sebut fenomena ini bukan sekadar tren sosial, melainkan gejala struktural ekonomi yang mengkhawatirkan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 Juli 2025
Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
Indonesia
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tiba dikediaman Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo usai berlibur bersama cucunya di Bali, Sabtu (12/7).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Indonesia
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Ekonomi Indonesia akan terdampak secara signifikan jika eskalasi di kawasan Timur Tengah terus berlanjut.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 Juni 2025
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Indonesia
Sidang Ekonomi PUIC-19, DPR Dukung Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Lingkungan, dan Konservasi Air
DPR mendorong penguatan kerangka hukum dan kebijakan untuk menjamin konservasi air
Angga Yudha Pratama - Rabu, 14 Mei 2025
Sidang Ekonomi PUIC-19, DPR Dukung Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Lingkungan, dan Konservasi Air
Indonesia
Luhut Sebut Wajar Terjadi Penurunan Ekonomi, Minta Tidak Saling Menyalahkan
Salah satu faktor utama perlambatan kali ini adalah kontraksi konsumsi pemerintah. Maka dari itu, kata Luhut, percepatan belanja negara menjadi kunci.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 07 Mei 2025
Luhut Sebut Wajar Terjadi Penurunan Ekonomi, Minta Tidak Saling Menyalahkan
Indonesia
Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Belanja negara semestinya menjadi motor penggerak ekonomi di tengah tekanan global dan lemahnya konsumsi domestik.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 07 Mei 2025
Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Mesin utama pertumbuhan, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah, mengalami perlambatan bersamaan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 06 Mei 2025
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Indonesia
GMNI Desak Pemerintah Kurangi Instabilitas Politik, Fokus ke Perbaikan Ekonomi dan Kurangi Pengangguran
GMNI juga meminta pemerintah menghentikan proses pembuatan dan pengesahan RUU kontroversial. Penghentian pengesahan RUU kontroversial ini selain kurangnya transparansi juga mengganggu stabilitas politik nasional.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
GMNI Desak Pemerintah Kurangi Instabilitas Politik, Fokus ke Perbaikan Ekonomi dan Kurangi Pengangguran
Bagikan