Kelangkaan Kontainer hingga Krisis Global Bikin Jokowi Waswas


Kapal Tol Laut mengatur kontainer yang berisikan beras untuk di angkut menuju pasar Sulawesi Utara di Pelabuhan Parigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (19/1/2021). (ANTARA/Moh. Ridwan)
MerahPutih.com - Ketersediaan kontainer di tanah air rupanya menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab kini, disinyalir terjadi kelangkaan kontainer.
Menurut Jokowi, jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin akan memicu kenaikan harga barang dan masyarakat yang kena getahnya.
"Harganya lima-enam kali lipat harga normal," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para gubernur, bupati, dan wali kota tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3).
Baca Juga:
Jokowi Ungkapkan Kemarahan Banyak Instansi Pemerintah Suka Beli Produk Impor
Kelangkaan kontainer, menurut Jokowi, merupakan dampak dari terjadinya pandemi COVID-19, disrupsi teknologi, serta perang antara Rusia dan Ukraina.
Tidak hanya Indonesia yang mengalaminya, tetapi seluruh negara-negara di dunia mengalami krisis kontainer, termasuk energi dan pangan.
Sewaktu kondisi dunia masih normal, kata Jokowi, mencari seribu kontainer sangat mudah dalam sehari. Bahkan dengan jumlah 2 ribu kontainer pun, masih mudah didapatkan.
“Jangan main-main karena kelangkaan kontainer, distribusi logistik, distribusi barang semuanya terganggu. Baik dari satu negara ke negara lain, baik provinsi ke provinsi lain, pulau satu ke pulau yang lain,” ujar Jokowi.
Kelangkaan kontainer juga mengakibatkan biaya distribusi meningkat hingga enam kali lipat.
Dampaknya, harga barang pun menjadi naik, dan kenaikan inflasi tidak dapat dihindari.
“Hati-hati hal-hal seperti ini semua kita harus mengerti, larinya ke mana harus mengerti. Yang nanti titik akhirnya kenaikan inflasi,” tegas Jokowi.
Meskipun saat ini laju inflasi di Indonesia masih bisa dikendalikan di angka 2,2 persen, namun Jokowi mendesak agar seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah harus mampu mengendalikan lajunya.
Kalau tidak, angka inflasi bisa menjadi tidak terkendali.
Presiden mengatakan, ancaman inflasi tidak hanya dihadapi Indonesia, namun seluruh negara-negara dunia karena berbagai dampak dari ketidakpastian ekonomi hingga gangguan stabilitas geopolitik dan keamanan di mancanegara.
Baca Juga:
Jokowi Perbolehkan Masyarakat Mudik, Polri Siapkan Operasi Ketupat
Amerika Serikat yang merupakan negara ekonomi terbesar di dunia, ujar Presiden, juga mengalami kenaikan inflasi hingga menjadi 7,5 persen dari tren sebelumnya di bawah satu persen.
Bahkan, Turki mencatat kenaikan inflasi hingga nyaris 50 persen. Saat ini, semua negara berada pada kesulitan ekonomi.
"Kesulitan ekonomi semuanya karena pandemi COVID-19, disrupsi ekonomi dan terakhir ditambah babak belur lagi karena perang, sehingga semuanya menjadi tidak pasti,” urai dia.
Ketidakpastian ekonomi yang melanda semua negara membuat para kepala negara dan kepala pemerintahan bekerja keras untuk menentukan kebijakan yang ampuh meredam gejolak.
Dalam dua pekan terakhir, Presiden menyebutkan, dirinya dihubungi langsung melalui telepon oleh Presiden Tiongko Xi Jinping, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz.
“Semuanya sama. Bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama, baik karena kelangkaan energi. Coba kita lihat minyak yang dulu hanya 50-60 dolar AS per barel sekarang 118 dolar AS per barel, 2 kali lipat,” ujar Presiden.
Jokowi menegaskan dalam situasi saat ini, kas keuangan negara menjadi mesin utama penggerak ekonomi.
Ia menginginkan peranan perusahaan pelat merah dalam membantu perekonomian nasional.
"Caranya ya kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli, untuk bangga pada buatan sendiri, bangga buatan Indonesia," tegasnya. (Knu)
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Politeknik Ben Mboi di NTT, Berharap Dapat Lahirkan SDM Unggul
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia

Sidang Ekonomi PUIC-19, DPR Dukung Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Lingkungan, dan Konservasi Air

Luhut Sebut Wajar Terjadi Penurunan Ekonomi, Minta Tidak Saling Menyalahkan

Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah

GMNI Desak Pemerintah Kurangi Instabilitas Politik, Fokus ke Perbaikan Ekonomi dan Kurangi Pengangguran
