Kedelai Mahal, Tahu dan Tempe Alami Inflasi


Perajin Tempe. (Foto: MP/Rizky).
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tahu dan tempe yang menjadi makanan kesukaan masyarakat, mengalami inflasi pada Desember 2020. Tahu mentah mengalami inflasi 0,06 persen dan tempe mentah mengalami inflasi 0,05 persen
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menegaskan, meski mencatatkan inflasi secara bulanan pada Desember 2020, namun ia menilai dua komoditas olahan dari kedelai itu tidak signifikan memberi sumbangan terhadap inflasi secara nasional.
"Namun, kedua komoditas ini memberi andil kecil terhadap inflasi nasional," imbuhnya.
Baca Juga:
Ongkos Transportasi Bikin Tahu dan Tempe Menghilang di Pasar
BPS mencatat inflasi bulanan pada Desember 2020 mencapai 0,45 persen, atau meningkat dibandingkan November 2020 mencapai 0,28 persen. Adapun andil terbesar terhadap inflasi Desember 2020 menurut kelompok pengeluaran adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 0,38 persen dengan inflasi mencapai 1,49 persen.
Kemudian, transportasi memberi andil mencapai 0,06 persen dengan inflasi Desember 2020 mencapai 0,46 persen dan penyediaan makanan dan minuman/restoran memberi andil 0,02 persen dengan inflasi pada Desember 2020 mencapai 0,27 persen.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, harga kedelai di pasar dunia yang naik merupakan bagian dari kontraksi global. Meningkatnya harga kedelai dipengaruhi negara produsen utama yakni Amerika Serikat.
Kementerian Perdagangan mencatat kenaikan harga kedelai dikarenakan kenaikan permintaan dari Tiongkok, negara importir kedelai terbesar dunia. dan Indonesia menjadi negara importir kedelai terbesar setelah China.

Harga kedelai yang saat ini terjadi kenaikan cukup signifikan sekitar 35 persen merupakan dampak pandemi COVID-19, terutama produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, dan Ukraina.
"Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh perajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi.
Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), harga kedelai di Jakarta, saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram. (Asp)
Baca Juga:
Harga Kedelai Meroket, DPR Kritik Kementan
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi

Strategi Sukses Jakarta Kendalikan Inflasi Jadi Kunci Stabilitas Harga Pangan dan Distribusi Efisien

Dalam 20 Bulan Terakhir Harga Emas Alami Lonjakan Tertinggi di April 2025

IMF Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Anjlok, Istana Optimis Masih akan Baik-Baik Saja

Inflasi Jakarta 2 Persen di Maret 2025, Tarif Listrik Jadi Penyumbang Terbesar

Pemerintah Bantah Penurunan Daya Beli Akibatkan Deflasi, Ini Karena Intervensi Pemerintah

Gubernur Jakarta Pramono Anung Optimistis Jaga Inflasi dan Stok Pangan Selama Puasa hingga Lebaran

Februari 2025 Indonesia Alami Deflasi 0,48, Terjadi Penurunan Indeks Kelompok Pengeluaran
