Kapan Si Kecil Harus Dibawa ke Rumah Sakit Saat Pandemi?


Anak sakit? jangan buru-buru ke rumah sakit (Foto: Metro Parent)
PANDEMI virus corona baru atau COVID-19 memang membuat kita harus beraktivitas di dalam rumah. Bahkan orangtua diharapkan menunda untuk membawa buah hati ke rumah sakit selama pandemi, kecuali dalam keadaan darurat. Tapi bagaimana caranya mengetahui memang saatnya membawa anak ke rumah sakit atau ke dokter?
Dilansir dari Antaranews.com, dokter spesialis anak Atilla Dewanti menjelaskan ada beberapa tanda sakit demam, pilek, batuk dan diare pada anak yang perlu diperhatikan oleh orangtua ketika kondisi seperti sekarat. Karena tak semua gejala yang timbul tak perlu dikhawatirkan oleh para orangtua.
"Tetap waspada, tapi kalau anak masih lincah, ketawa-ketawa, main-main dan happy, jangan terlalu khawatir," ucap Atilla dalam Facebook Live Johnson's Parents Club, Rabu (29/4).
Baca juga:
1. Demam

Ketika anak demam, berikan ASI lebih banyak, setelah itu pakaikan baju yang longgar dan nyaman. Atilla menjelaskan tak perlu memberikan akan selimut terlalu tebal atau kaos kaki, karena hal tersebut menghalangi penguapan di tubuhnya.
Jika demam belum turun, berikan anak paracetamol dengan dosisi 10 mg per kilogram berat badan anak. Jadi jika akan berat badannya 10 kg, maka paracetamol yang diberikan ialah 100 mg.
"Demam yang harus dikhawatirkan itu ketika diberi obat turun, tapi habis itu naik lagi suhunya. Kalau sudah dua hari masih demam, anaknya lemas, curigai jangan-jangan ada penyakit lain, sebaiknya ke dokter," tuturnya.
Baca juga:
2. Batuk dan pilek

Batuk dan pilek memang kerap menyerang anak-anak. Penyebabnya banyak hal, termasuk alergi. Jika orangtua punya alergi, maka anak juga bisa mengalaminya. Cara mencegah batuk pilek akibat alergi yakni menghindari faktor penyebabnya.
Hindari juga minuman dingin dan makanan masih. Berikan anak air hangat serta oleskan salep gosok di dada dan punggung. "Jika perlu, minum obat batuk dan pilek. Jika tiba-tiba sampai sesak, napas tersengal lebih dari 40-60 kali semenit, harus langsung ke dokter," tuturnya.
3. Diare

Buang air besar yang encer sebanyak lima kali lebih sehari bisa disebut diare. Hal ini disebabkan karena alergi makanan saat anak mencicipi hidangan yang belum pernah ia coba sebelumnya. Diare juga bisa disebabkan tangan kotor anak yang masuk ke mulut.
Guna mengatasi masalah ini, Atilla menyarankan orangtua untuk menghindari asupan sayur dan buah pada anak. Sebaiknya berikan cairan oralit serta perbanyak minum una mengganti cairan tubuh yang hilang. "Minum selang seling antara oralit dan air putih, kalau anak mau susu atau ASI juga tidak apa-apa," ujar Atilla.
Menjaga anak tidak dehidrasi ketika diare sangat penting. Orangtua bisa memantau frekuensi buang air anak. Jika lebih dari delapan kali sehari dan dehidrasi, segera bawa anak ke dokter. (Yni)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Cek Kesehatan Gratis Dinilai Langkah Maju untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

DPR Minta Nakes yang Terlibat Program Cek Kesehatan Gratis Punya Kompetensi

Pemeriksaan Kesehatan Gratis Diharap Mencakup Seluruh Penyakit di Setiap Tingkat Usia

Besok Pemkot Solo Mulai Terapkan Cek Kesehatan Gratis di 17 Puskesmas

Manfaat Vitamin E untuk Tubuh

Naik Tangga Bikin Kita Berpanjang Umur

3 Macam Jenis Anxiety, Ketahui Gejalanya

Obat Kumur Bisa Tingkatkan Gula Darah Pasien Diabetes
