Kapan Sebaiknya Anak Diperkenalkan kepada Dokter Gigi?
Orangtua sering abai pada kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak. (Foto: Pexels/cottonbro)
MENJAGA kesehatan mulut dan gigi penting diterapkan sejak usia dini. Termasuk mengenalkan anak pada dokter gigi? Mengapa hal ini perlu dilakukan? Agar masalah atau penyakit mulut dan gigi tidak terlambat ditangani.
Masalahnya, kunjungan ke dokter gigi biasanya dilakukan saat anak sudah memiliki keluhan terkait kondisi gigi atau rongga mulutnya. Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Prima Andisetyanto, drg., Sp.KGA, mengatakan, orang tua acap kali tidak menyadari pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut anak.
Baca Juga:
Sikat Gigi Baiknya Sebelum atau Sesudah Sarapan? Begini Menurut Kesehatan
“Tanpa kita sadari kalau tidak kita periksa baik-baik atau tidak kita bawa ke dokter gigi kita bisa menemukan hal yang sudah terlambat,” kata Prima Andisetyanto, dalam Webinar Senyum Anak: Tugas Kita untuk Menjaganya.
Menurut Prima, anak mulai diperkenalkan ke dokter gigi justru pada saat kondisi mulut dan giginya baik atau tidak memiliki permasalahan yang parah. Hal ini dinilai dapat menghindari rasa takut dan trauma anak terhadap dokter gigi.
Kapan sebaiknya kunjungan ke dokter gigi bagi anak? Prima mengatakan sebaiknya kunjungan ini dilakukan tiga hingga enam bulan sekali. Bahkan, sejak anak masih bayi, orang tua sudah perlu memeriksakan kesehatan rongga mulut anaknya ke dokter gigi.
Prima berharap, orang tua perlu menjadi role model yang baik dalam menjaga kesehatan gigi. Saat orang tua melakukan perawatan ke dokter gigi, anak dapat diajak dan diperlihatkan bagaimana rasa aman dan nyaman saat menjalani perawatan.
Permasalahan terbesar gigi dan mulut anak saat ini adalah karies. Menurut Prima, ada empat faktor besar yang menyebabkan terjadinya karies, yaitu jumlah bakteri di rongga mulut, kualitas email dan air ludah, diet atau pola makan, serta waktu atau berapa lama faktor-faktor pencetus karies berada di rongga mulut.
Dari empat faktor tersebut, Prima mengatakan bahwa setidaknya faktor jumlah bakteri dan diet merupakan hal yang bisa dikendalikan untuk menghindari karies.
Terkait jumlah bakteri, Prima menekankan pentingnya membersihkan rongga mulut dengan sikat gigi secara teratur. Menurutnya, anak perlu terus didampingi saat sikat gigi hingga anak berusia delapan tahun. Meski anak sudah dapat sikat gigi sendiri, orang tua perlu memeriksa kembali kebersihan giginya.
Baca Juga:
“Motorik halus anak pada saat menyikit gigi memang akan berkembang seiring pertambahan usianya. Namun, dalam proses tersebut perlu pendampingan dari orang tua,” ujar Prima.
Selain itu, anak juga perlu memperhatikan apa yang dimakan. Menurut Prima, anak perlu mengurangi makanan manis dan lengket guna meminimalkan risiko terjadinya karies. Makanan yang manis dan lengket juga dapat menjadi makanan bakteri di rongga mulut.
Dijelaskan Prima, kualitas gigi dan mulut akan memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang anak secara umum. Hal ini juga dapat berpengaruh pada kualitas belajarnya.
Webinar ini merupakan salah satu acara yang digelar Kelompok RK 088 mata kuliah Olah Kreativitas dan Kewirausahaan untuk memberikan edukasi kepada orang tua dan anak mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut.
Selain webinar, pada kesempatan tersebut juga dilakukan peluncuran awal buku berjudul Kanin si Murah Senyum. Buku ini dinilai bukan hanya akan disukai anak tapi juga membantu mengenai cara menjaga kesehatan gigi.
“Proyek kami ini pembuatan activity book untuk anak dengan topik seputar kesehatan rongga mulut,” kata dosen mentor kelompok RK088 Dewi Zakiawati. (Imanha/Jawa Barat)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan