Kanker Payudara Harus Diwaspadai Semua Gender


Pahami gejala kanker payudara yang terdiri dari banyak faktor. (Unsplash/Angiola Harry)
KANKER payudara masih menjadi momok bagi para perempuan. Kanker ini menjadi salah satu pembunuh bagi perempuan. Kanker payudara berada di bawah kanker paru-paru yang membuat usia manusia pendek.
Sakit kanker adalah gangguan kesehatan yang memungkinkan pertumbuhan sel yang tidak normal pada lobulus atau saluran payudara. Ini memiliki potensi menyebar ke seluruh tubuh, seperti ke tulang atau paru-paru. Kanker payudara tidak hanya menyerang perempuan tetapi juga laki-laki, transgender, dan individu non-biner.
Baca Juga:

Mengutip pernyataan Cancer Coucil, bahwa pada tahun 2023 tercatat sebanyak 20.600 orang didiagnosis menderita kanker payudara. Usia drata-rata saat didiagnosis adalah 62 tahun.
Para peneliti dan ilmuwan lainnya sudah melakukan berbagai peneltian, eksperimen, dan analisa untuk menemukan obat ampuh melenyapkan kanker terutama kanker payudara. Mereka juga berusaha mengembangkan pengobatan inovatif untuk kanker payudara.
Ada baiknya terutama perempuan untuk meengenali tanda-tanda kanker payudara sejak dini. Dengan begitu akan membantu penyembuhannya. Dengan deteksi dini potensi mengalahkan kanker akan lebih besar.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention menjelaskan bahwa pemeriksaan pada individu-induvidu bisa jadi berbeda. Jadi normal bagi seorang permepuan belum tentu normal bagi perempuan lain. Para perempuan mengatakan bahwa bentuk dan tampilan payudara mereka menggumpal atau tidak rata.
Tampilan dan bentuk payudara dapat dipengaruhi oleh menstruasi, karena menyusui, berat badan, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Payudara juga cenderung berubah seiring bertambahnya usia.
Dilansir dari cancer.org, dalam beberapa kasus ada sebagian perempuan yang tidak menunjukkan gejala kanker. Kanker yang ada di payudara ditemukan ketika melakukan skrining. Sementara sebagian lainnya mengalami tanda-tanda jelas dari kanker ini.
Baca Juga:

Gejala-gejala ini meliputi umumnya berupa benjolan atau penebalan pada payudara. Kemudian adanya perubahan bentuk puting, luka pada puting, dan keluarnya cairan dari puting. Lalu perubahan ukuran atau bentuk payudara, dan kulit berlesung pipit. Lalu adanya rasa tidak nyaman atau bengkak pada ketiak, dan nyeri yang terus-menerus pada payudara namun tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.
Seperti yang dilansir dari laman cdc.gov, ada berbagai faktor yang menyebabkan timbulnya potensi risiko kanker payudara. Ini berhubungan dengan usia, riwayat keluarga, mutasi genetik (BRCA1, BRCA2, dan CHEK2), paparan hormon wanita, dan menstruasi dini.
Lalu diagnosis kanker payudara sebelumnya, dan kondisi payudara non-kanker tertentu. Kemudian adanya gaya hidup yang mengarah padsa obesitas atau kelebihan berat badan, aktivitas fisik yang jarang atau tak pernah dilakukan, dan konsumsi alkohol tak terkontrol yang membuat potensi gangguan kesehatan.
Untuk melawan kanker payudara bukan dilakukan oleh individu-individu yang menjadi penyintasnya. Perlunya kesadaran kolektif dan tindakan proaktif untuk melawan kanker ini.
Dengan penelitian yang terus berlangsung, dan pengembangan pengobatan yang efektif, juga pemahaman yang lebih mendalam pada berbagai faktor yang menyertainya. Sangatlah penting bagi setiap orang, terlepas dari jenis kelaminnya, untuk tetap terinformasi dengan baik. Harus disadari bahwa perlunya menjalani pemeriksaan rutin, dan menerapkan gaya hidup sehat untuk meminimalkan dampak penyakit yang berpotensi mengancam jiwa ini. (nda)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
