Jumlah Kursi Golkar di DPR Turun, Ini Kata Nurdin Halid

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 11 Agustus 2019
Jumlah Kursi Golkar di DPR Turun, Ini Kata Nurdin Halid

Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar yang juga Anggota DPD dapil Sulawesi Selatan, Nurdin Halid. (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar, Nurdin Halid buka suara terkait jumlah perolehan kursi partainya di DPR Ri mengalami penurunan pada Pemilu 2019.

Menurut mantan Ketum PSSI itu, menurunnya jumlah kursi partai Golkar di legislatif pada Pemilu 2019 sebagai hal biasa dalam sebuah pencapaian dan kepengurusannya siap untuk mempertanggungjawabkannya dalam Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Dinilai Berhasil Bangkitkan Partai Golkar

Politisi Golkar Nurdin Halid. (MP/Yohanes Abimanyu)

"Itu biasa, naik turun dalam sebuah pencapaian hasil itu sesuatu bukan sesuatu yang luar biasa," ucap Nurdin saat ditemui usai Salat Idul Adha di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (11/8).

Pada Pemilu 2019 Golkar raih 85 kursi di DPR, jumlah itu berkurang dari raihan suara Pemilu 2014 yakni sebanyak 91 kursi. Menurunnya jumlah kursi di era kepemimpinan Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum DPP Golkar jadi peluang bagi Bambang Soesetyo untuk berkompetisi pada ketua umum periode berikutnya yakni 2019-2024.

Kedua calon ini tengah gencar-gencarnya menggalang dukungan sebelum Munas Partai Golkar yang diperkirakan berlangsung akhir tahun ini.

Nurdin yang juga bagian dari pengurus DPP periode 2014-2019 mengatakan DPP akan menyampaikan laporan pertanggungjawabannya dalam Munas, termasuk penyebab penurunan perolehan kursi tersebut.

"Itu nanti kita akan sampaikan dari DPP apa penyebabnya, kemudian apa yang harus dilakukan ke depan," ucap Nurdin yang juga Anggota DPD Sulawesi Selatan.

Menurut dia, saat ini tim pemenangan pemilu sudah melakukan kajian, hasilnya akan disampaikan kepada ketua umum dan nanti akan dipertanggungjawabkan oleh ketua umum pada saat Rapimnas maupun munas.

Baca Juga: Kursi DPR Golkar Lampaui Gerindra Padahal Kalah Suara, Kok Bisa?

Saat ditanya apakah Sulsel sudah menentukan akan mendukung siapa calon ketua umum pada Munas mendatang, Nurdin menyatakan sudah.

"Ya sudah mendukung," ucap Nurdin tanpa menyebutkan dengan jelas kepada siapa dukungan itu diberikan.

Terkait upaya kedua calon ketua umum partai yang ramai-ramai menggalang dukungan jelang Munas Partai Golkar, menurut mantan Ketua PSSI ini adalah sebagai proses dinamika biasa dalam perpolitikan.

Ia mengatakan upaya menggalang dukungan bagian dari dinamika internal organisasi politik maupun peristiwa politik.

"Kalau tidak ada orang yang melakukan penggalangan berarti tidak ada orang yang bersedia maju," ujarnya.

Menanggapi klaim Yorris Raweyai anggota tim sukses Bambang Soesetyo telah kantongi 400 dukungan dalam pencalonan Bamsoet sebagai Ketum Golkar periode berikutnya. Menurut Nurdin, hal itu sudah biasa.

"Biasa saling mengklaim, dalam setiap Munas pasti jumlah suara lebih banyak dari pada yang sebenarnya, kenapa? Itu karena saling klaim," katanya.

Saat ditanya evaluasi seperti apa kepemimpinan Airlangga Hartanto selama periode ini, Nurdin mengatakan akan disampaikan dalam Munas mendatang.

"Nanti kita liat ada Rapimnas, setelah Munas, di Rapimnas itu nanti dilaksanakan evaluasi pelaksanaan program dan sebagainya. Nah... Munas nanti yang akan menilai pertanggungjawaban dari pada pengurus masa bakti 2014-2019," imbuh Nurdin.

Nurdin menyebutkan, dirinya juga bagian dari pengurus DPP periode ini sehingga siap untuk mempertanggungkan program yang sudah dijalankan.

Caption

"Saya juga juga pengurus DPP, jadi ini bagian dari pertanggungjawaban daripada program kerja yang ada," ujarnya.

Baca Juga: Kontestasi Calon Ketum Golkar Jangan Timbulkan Kegaduhan

Nurdin juga tidak mempermasalahkan rangkap jabatan yang diemban oleh Ketua Umum Partai Golkar periode sekarang, selama yang bersangkutan bisa mengatur antara tugas negara mau pun kepengurusan partai.

"Tergantung dari seorang pemimpinan memenej dirinya. Di parpol tidak ada larangan rangkap jabatan tapi seberapa jauh seorang pemimpin yang bisa memenej dirinya dalam melaksanakan tugas sebagai ketua umum dan jabatan menteri," pungkasnya. (*)

#Nurdin Halid #Partai Golkar
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Kritik Terhadap Bahlil Lahadalia Dinilai Sudah Kebablasan dan Menyerang Personal Tanpa Berlandaskan Fakta, Golkar Siap Tempur?
Framing negatif terhadap Pak Bahlil Lahadalia sudah tidak diinspirasi oleh nilai-nilai Pancasila
Angga Yudha Pratama - Jumat, 24 Oktober 2025
Kritik Terhadap Bahlil Lahadalia Dinilai Sudah Kebablasan dan Menyerang Personal Tanpa Berlandaskan Fakta, Golkar Siap Tempur?
Berita Foto
Ketum Bahlil Lahadiala Bagikan 610 Ribu Paket Sembako Peringati HUT Ke-61 Partai Golkar
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia didampingi Sekjen Partai Golkar M Sarmudji dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar menyerahkan secara simbolis 610 ribu paket sembako di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/10/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 22 Oktober 2025
Ketum Bahlil Lahadiala Bagikan 610 Ribu Paket Sembako Peringati HUT Ke-61 Partai Golkar
Indonesia
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Setiap bangsa besar menghargai para pendirinya, pemimpinnya
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Indonesia
Bahlil Tolak Tunduk Narasi Negatif, Golkar Klaim Publik Lebih Cerdas Menilai
Kinerja Bahlil dan Wihaji menunjukkan bahwa kader Golkar tidak hanya berpengalaman dalam politik
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
Bahlil Tolak Tunduk Narasi Negatif, Golkar Klaim Publik Lebih Cerdas Menilai
Indonesia
Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes
Sekjen Partai Golkar menegaskan bahwa pernyataan Atalia tidak bermaksud melarang penggunaan dana APBN untuk pesantren.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 15 Oktober 2025
Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes
Indonesia
Perpres 79 Tahun 2025 Dinilai Jadi Bukti Komitmen Prabowo untuk Lanjutkan Pembangunan IKN
Kalau sikap Golkar kan sebetulnya dari awal ketika ada rencana pemindahan Ibu Kota ke IKN itu kan kita memang mendukung penuh
Angga Yudha Pratama - Selasa, 23 September 2025
Perpres 79 Tahun 2025 Dinilai Jadi Bukti Komitmen Prabowo untuk Lanjutkan Pembangunan IKN
Indonesia
Nurdin Halid Sebut Kebijakan Impor BBM Pertamina Selaras Semangat Ekonomi Pancasila, Bukan Monopoli
Kesepakatan antara Pertamina dan SPBU swasta mencakup empat hal
Angga Yudha Pratama - Senin, 22 September 2025
Nurdin Halid Sebut Kebijakan Impor BBM Pertamina Selaras Semangat Ekonomi Pancasila, Bukan Monopoli
Indonesia
Nurdin Halid: Stok Kosong Salah Internal SPBU Swasta, Jangan Dipelintir Jadi Masalah Pasokan BBM Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Nurdin Halid menilai pengelola SPBU swasta belum bisa memproyeksikan permintaan dan mengelola rantai pasok dengan akurat.
Wisnu Cipto - Sabtu, 20 September 2025
Nurdin Halid: Stok Kosong Salah Internal SPBU Swasta, Jangan Dipelintir Jadi Masalah Pasokan BBM Nasional
Indonesia
Bahlil Minta Kader Golkar Jaga Ucapan dan Tindakan, Penampilan Harus Menyesuaikan
Bahlil Lahadalia, Partai Golkar, anggota fraksi, Bimbingan Teknis, aspirasi masyarakat, wakil rakyat, Presiden Prabowo Subianto, profesionalitas, pengawalan program, anggaran daerah
Angga Yudha Pratama - Selasa, 16 September 2025
Bahlil Minta Kader Golkar Jaga Ucapan dan Tindakan, Penampilan Harus Menyesuaikan
Indonesia
Golkar Usulkan Perubahan Sistem Pemilu, Ingin Lahirkan Budaya Politik Baru
pemilu seharusnya melahirkan budaya politik baru, di mana rakyat tidak lagi menjadi penonton, tetapi aktor utama dalam menentukan arah bangsa.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 September 2025
Golkar Usulkan Perubahan Sistem Pemilu, Ingin Lahirkan Budaya Politik Baru
Bagikan