Jimly Asshiddiqie: Jangan Serahkan Logika Pembangunan Didominasi Partai Politik


Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie bersama istrinya Tuty Amalia (MP Foto/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Politik - Setelah jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998 hingga kini partai politik memiliki peranan amat penting di tanah air. Bisa dipastikan setiap keputusan penting dan strategis yang melibatkan hajat hidup orang banyak selalu melibatkan partai politik. Era reformasi juga mengebiri peran kaum cendikiawan dalam proses pembangunan nasional.
"Jangan serahkan logika pembangunan didominasi orang partai politik," kata Jimly Asshiddiqie kepada Merahputih.com baru-baru ini.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) mengakui peran partai politik dalam alam demokrasi memang penting. Namun demikian, partai politik tidak mewakili semua kepentingan rakyat, melainkan hanya kepentingan golongan dan kelompok semata.
"Kita tidak bisa jadi bangsa maju jika hanya mengandalkan demokrasi liberal," beber Jimly.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menjelaskan, ada perbedaan cukup mencolok antara era reformasi dengan Orde Baru. Di era Orde Baru, para cendikiawan dan ahli pikir didapuk sebagai teknorat dengan tugas membangun bangsa. Sebaliknya pada era reformasi semua lini pembangunan nasional didominasi partai politik.
"Sekarang semua dikuasai partai politik. Jika zaman Orde Baru semua mantan rektor secara politik berharga, tapi sekarang tak berharga," sambung Jimly.
Masih kata Jimly, logika demokrasi bertumpu pada kuantitas saja. Alam pikiran demokrasi memberikan kesetaraan dan hak pilih bagi semua orang. Profesor berkepala botak, purnawiranan TNI jenderal bintang empat dengan tukang becak memiliki hak sama.
Dalam tataran teoritis demokrasi terlihat begitu anggun dan menarik karena memberikan kesempatan kepada semua orang untuk menyalurkan hak pilihnya. Namun demikian, gagasan demokrasi memukul rata warga negara yang memiliki hak pilih tanpa mempertimbangkan strata sosial, pendidikan, dan latar belakang ekonomi.
"Demokrasi tidak peduli dengan kualitas yang ada kuantitas. Kalau kepemimpinan diserahkan kepada orang yang punya kuantitas maka kemajuan bangsa akan lambat. Tugas ICMI ingin bangkitkan kembali kesadaran cendikiawan dan berikan tempat kepada kaum intelektual dalam membangun bangsa," demikian Jimly.
BACA JUGA:
- Jimly Asshiddiqie Yakin Benua Atlantis yang Hilang adalah Indonesia
- Jimly Asshiddiqie: Ikan Patin Jadi Makanan Favorit Saya
- ICMI Ingin Hadirkan Islam dengan Wajah Damai
- DKPP Wacanakan Konsep Peradilan Khusus dan Peradilan Etik
- Perlukah Lembaga Etik Dibentuk?
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
DKPP Ingatkan Potensi PSU Berulang seperti di Pilkada 2024, Minta Integritas Penyelenggara Diperketat

Hentikan Penghitungan Suara Sepihak, Anggota Bawaslu Jaktim Diperiksa DKPP

DKPP Pecat Anggota KPU Lombok Timur Zainul Muttaqin, Masih Terdaftar Kader PDIP

DKPP Diminta Segera Tindaklanjuti Laporan Sengketa Pilkada Hingga Pileg

Evaluasi secara Tertutup, Komisi II DPR Akui Potensi Pergantian Anggota DKPP

Dugaan Pelanggaran Pemilu Barito Utara, KPU Dinilai Langgar Aturan

DKPP: KPU Kab Sukabumi Terbukti Bersalah Tidak Akomodir Aduan Ribka Tjiptaning
