Jansen Demokrat Nilai Yenny Wahid Tidak Cocok Jadi Cawapres Anies
Anies Baswedan pada Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7/2023). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz.
MerahPutih.com - Nama Putri Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid alias Gus Dur, yakni Yenny Wahid masuk ke dalam daftar kandidat bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.
Menanggapi dinamika politik yang berkembang, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat Jansen Sitindaon menilai, Yenny Wahid tidak cocok maju sebagai bakal cawapres dari KPP yang mengusung semangat perubahan.
“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain,” kata Jansen dalam keterangannya, Kamis (10/8).
Baca Juga:
Andi Arief Duga Surya Paloh jadi Cawapres Anies, NasDem Beri Klarifikasi
Jansen menilai, ketidakcocokan Yenny mengisi posisi cawapres KPP karena tidak merepresentasikan semangat perubahan. Pasalnya, Direktur Wahid Institute itu merupakan tokoh yang dekat dengan pemerintahan saat ini.
“Karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yang ingin kami ubah. Dan idealnya cawapres perubahan ini memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu,” tuturnya.
Jansen berpendapat jika Anies memilih Yenny sebagai bacawapres, maka akan membuat pendukungnya kebingungan. Sebab, koalisi yang mengedepankan semangat perubahan justru mengusung cawapres yang dekat dengan lingkaran kekuasaan.
“Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh 'status quo' atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini,” ungkap Jansen.
Baca Juga:
Demokrat Berpotensi Hengkang dari Koalisi Jika AHY Tidak Jadi Cawapres Anies
Jansen menyarankan kepada Yenny dan figur-figur yang tidak merepresentasikan perubahan agar mencari koalisi lain untuk maju sebagai cawapres. Sebab, KPP bukan tempat mereka yang dekat dengan rezim.
“Jadi bagi para peminat, jika diri Anda selama ini tidak merepresentasikan perubahan apalagi jadi bagian dan ikut menikmati rezim ini, saya pribadi berharap anda cari koalisi lain saja jika mau jadi cawapres,” ujarnya.
Lebih lanjut Jansen mengaku akan menentang tokoh-tokoh yang dekat dengan rezim Presiden Jokowi apabila mereka memiliki niatan untuk maju sebagai cawapres dari KPP.
“Saya pribadi akan menentang Anda, minimal di rapat-rapat di partai saya Demokrat yang adalah pemegang 9,3 persen dalam Koalisi Perubahan ini,” tegasnya.
Dia tidak terlalu peduli apakah penolakan tersebut akan dipahami oleh partai mitra koalisi yakni NasDem dan PKS. Terpenting, baginya penolakan harus tetap disuarakan.
“Penting saya akan bersuara menentang dan menolak Anda yang tidak merepresentasikan perubahan, namun ingin jadi cawapres di koalisi ini,” pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Demokrat Punya Alasan Kuat Desak Anies Segera Umumkan Cawapres
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Demokrat Respons Usulan Koalisi Permanen, Tegaskan Fokus ke Penanganan Bencana
Percepat Penanganan Bencana Sumatra, Demokrat Desak Pemerintah Buka Akses Bantuan Asing
Pramono Perintahkan 2 Hari Setelah Acara Bendera dan Spanduk Partai Harus Diturunkan
MK Tolak Gugatan Rakyat Bisa Pecat DPR, Pilihannya Jangan Dipilih Lagi di Pemilu
Gimmick Baru PSI, Tinggalkan Sapaan Bro dan Sis Demi Kesan Lebih Egaliter
Ketua DKPP Sebut Kritik Media Massa Vitamin yang Menyehatkan
DKPP Janji Penyelesaian Etik Penyelenggara Pemilu Dijamin Cepat
DKPP Ungkap 31 Perkara Politik Uang di Pemilu dan Pilkada 2024, Perlunya Sinergi Kuat dari Bawaslu hingga KPU
TII Rekomendasikan 7 Penguatan Demokrasi, Termasuk Pemisahan Jadwal Pemilu
[HOAKS atau FAKTA]: Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Pede Bisa Raih 68 Persen Suara