Jangan Marahi Anak yang Bermain dengan Makanan


Sensory play sangat baik untuk perkembangan anak. (Foto: Instagram/playskillsandsensorythrills)
ORANG tua mana yang tidak marah ketika melihat anaknya mempermainkan makanan saat sedang makan? Sejak kecil kita selalu diajarkan dan diingatkan untuk tidak mempermainkan makanan. Anak-anak sering ditegur jika mempermainkan makanan karena membuat berantakan dan kotor.
Banyak orang tua masih menganggap bahwa anak-anak yang bermain dengan makanan memiliki perilaku yang buruk. Nyatanya, hal ini bisa menjadi hal yang sangat baik untuk anak-anak. Apalagi jika kamu tertarik untuk membuat mereka mencoba makanan baru agar menyukainya.
Baca Juga:
Studi menunjukkan bahwa anak-anak kecil yang bermain dan bersenang-senang dengan makanan menggunakan semua indera perasa mereka. Itu artinya di dalam dan di luar waktu makan, mereka akan jauh lebih tertarik untuk mencoba makanan baru. Hal ini juga melatih anak-anak dari waktu ke waktu untuk mencintai makanan.

Mengutip Mirror, orang tua bisa melatih anak-anak dengan membuat makanan dari berbagai tekstur dan membuat mereka bermain dengannya. Saat anak-anak bermain dengan makanan, hal itu akan melatih sensor indera untuk merasakan berbagai tekstur makanan seperti keras, lembek, licin, dan lain sebagainya. Hal ini cocok untuk membantu anak-anak kecil dari enam bulan hingga tiga tahun untuk tidak menjadi pemilih makanan. Mereka akan mempelajari makanan melalui permainan multi-sensorik yang menyenangkan.
Baca Juga:
Dr Helen Coulthard dari De Montfort University dan Claire Baseley ahli gizi Ella's Kitchen, membuat paket-paket Sensory Play Pack yang penuh dengan elemen sensorik. Paket ini dirancang untuk membantu tiga dari empat orang tua yang mengaku masih berjuang untuk membuat si kecil mencoba makanan baru pada waktu makan. Setiap Sensory Play Pack sudah termasuk stiker sensitif yang dapat dirasa dan bertekstur. Permainan sensorik juga dikemas dengan resep dan ide permainan.

Claire Baseley, Ahli Gizi Ella's Kitchen mengatakan orang tua sering merasa sulit untuk membuat anak-anak mereka mencoba makanan baru. "Sayuran sering menduduki puncak daftar makanan yang paling sulit untuk diperkenalkan kepada anak-anak, tetapi anak-anak memerlukan waktu hingga 8-12 kali dalam perkenalanan makanan sebelum menerimanya," kata Baseley.
Beberapa pengalaman pertama anak-anak dengan makanan baru mungkin menghasilkan mimik wajah yang lucu. Tetapi ketekunan orang tua adalah kunci dari pengalaman yang menyenangkan dengan makanan. Perang orang tua juga membantu membangun kepercayaan diri serta rasa ingin tahu seiring berjalannya waktu. Ini akan membuat anak-anak lebih bersedia untuk mencoba hal-hal baru, termasuk berbagai selera dan tekstur lezat. (tel)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa

Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
