Jangan Anggap Enteng si Kecil Tungau
Tungau hidup dekat dengan manusia. (Unsplash/Inside Weather)
TUNGAU adalah hewan mikrokospik yang hidup dekat dengan manusia, entah di kasur, soft furniture, atau tempat lainnya yang lembab. Secara langsung tungau bukanlah ancaman bagi amnusia. Hewan kecil ini memakan sel-sel kulit mati yang tertinggal misalnya di kasur. Yang berbahaya adalah enzim kotoran tungau yang dapat memicu terjadinya alergi.
Terutama adalah alergi yang dapat menimpa anak-anak. Umumnya orangtua agak tidak mempedulikan bila anaknya terkena alergi. Salah satu tanda anak-anak yang terkena alergi tungau ini batuk/pilek di malam hari sampai pagi. Ketika matahari sudah naik, gejala itu kemudian menghilang. Ini yang kemudian membuat para orangtua mengenyamping hal-hal itu.
Baca Juga:
Dari webinar Cara Tepat Atasi Anak Balita Rentan Alergi Tungau dengan pembicara founder HydroClean Pratiwi Halim dan dokter spesialis anak dan founder @tentanganakofficial dr Mesty Ariotedjo, dipandu oleh Ivy Batuta, mengungkap berbahayanya alergi tungau pada tumbuh kembang anak.
“Orangtua harus peduli bila anak-anak sudah menunjukan gejala batuk/pilek yang hanya terjadi di malam hingga pagi hari sebelum matahari naik. Sebab bila dibiarkan alergi ini bisa menyebabkan sesak nafas dan lebih seram lagi dapat berakibat kematian,” kata dr Mesty menekankan.
Untuk itu dibutuhkan penanganan khusus untuk membersihkan sarang-sarang tungau dengan teknologi yang mumpuni, seperti yang dimiliki oleh HydroClean. “Teknologi yang dimiliki oleh HydroClean ini mampu menyedot hingga kedalaman sekitar 15 cm yang memungkinkan tungau dan debu lainnya yang ada, misalnya di kasur atau soft furniture, tersedot dengan baik,” jelas Pratiwi.
Kemudian alat yang tak menggunakan bahan kimia ini menggunakan media air yang menampung segala debu dan tungau terserap di dalamnya. Media air itu sekaligus menjadi indikator sejauhmana pembersihan/penyedotan itu dilakukan. Jika indikatornya sudah jernih maka proses penyedotan sudah selesai dan tidak meninggalkan kotoran di obyek yang dibersihkan.
Baca Juga:
Seperti yang dikatakan dr Mesty, jika pencetus sumber alergi sudah dibersihkan maka anak-anak dapat terbebas dari alergi yang mengganggu tumbuh kembangnya. Meskipun demikian dia mengatakan bahwa orangtua harus tetap menjaga anak-anaknya dari kemungkinan alergi. Jika alergi dibiarkan maka alerginya akan naik level, dari hanya kulit kemerahan kemudian batuk/pilek dan dapat mengarah pada asma.
Dia mengungkapkan bahwa ada faktor lain anak-anak alergi. Seperti faktor keturunan, bila salah satu orangtua memiliki alergi maka 40 persen kemungkinan anak akan mengidap alergi. Bila kedua orangtua mengidap alergi maka potensinya naik menjadi 80 persen.
Untuk menjaga anak-anak dari alergi, Pratiwi memberikan tipsnya, jika anak-anak yang memiliki potensi alergi, dia menyarankan melakukan pembersihan kasur, soft furniture dan lain-lain dengan frekuensi satu bulan sekali. Namun anak-anak yang tidak memiliki potensi alergi, dia menyarankan 3-6 bulan sekali melakukan penyedotan. (psr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas