Jadi Penopang Ekonomi, BUMN Diminta Mudahkan Generasi Milenial Dapat Rumah


Rumah.(Foto: Antara)
MerahPutih.com - Tingginya harga rumah membuat generasi milenial kesulitan untuk mendapatkan properti ini. Saat ini, tercatat 31 persen milenial di Indonesia belum memiliki rumah.
"Kami berinisiatif untuk membantu menyediakan hunian yang mudah diakses dari pusat kota dengan transportasi publik, dengan harga terjangkau bagi generasi milenial," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dikutip dari akun resmi Instagram-nya @erickthohir di Jakarta, Senin (4/4).
Baca Juga:
Dana Kredit Rumah Program FLPP Dialihkan ke BP Tapera
Ia mengatakan, hunian dapat membantu dalam mewujudkan pemerataan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
"Padahal generasi milenial akan menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia dengan adanya bonus demografi," katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan kolaborasi Bank Tabungan Negara (BTN) dengan BUMN-BUMN lainnya menjadi solusi atas kebutuhan hunian bagi milenial.
Ia mendorong sinergi BTN, Perumnas, KAI, BUMN Karya, bahkan PLN dan Telkom untuk memberikan one stop solution kepada Gen Z, untuk mendapatkan kemudahan tidak hanya untuk perumahan tapi juga dalam melakukan pekerjaan.
Perumahan, kata Erick, merupakan masalah krusial di seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan populasi lebih dari 273 juta jiwa. Untuk itu, perlu dicarikan one stop solution agar kebutuhan perumahan bisa terpenuhi tidak hanya untuk milenial tetapi juga juga generasi Z atau Gen Z.
Dia menilai dengan sinergi dapat memberikan sesuatu yang nyata kepada Gen Z, tidak hanya perumahan yang affordable harganya tapi juga efisiensi dalam kesehariannya di mana saat bekerja mereka dapat mengakses fasilitas transportasi yang mempermudah pekerjaannya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan desain rumah inovatif seperti rumah maisonet dapat menjadi solusi bagi kebutuhan hunian di kawasan perkotaan.
"Model tipologi hunian maisonet muncul sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hunian di kawasan perkotaan yang terhambat keterbatasan lahan sehingga berakibat pada ketersediaan dan harga hunian yang relatif tinggi," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti.
Data backlog dari BPS Tahun 2016 sejumlah 11.459.875 dan terus meningkat dari tahun ke tahun sementara ketersediaan lahan untuk hunian semakin sedikit. Salah satu upaya pemerintah dalam mendukung penyediaan perumahan yaitu dengan program subsidi pengelolaan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Telah banyak hunian vertikal berbentuk rumah susun (flat) dibangun dengan dukungan program ini, dan penyediaan dengan bentuk rumah maisonet akan menjadi alternatif yang menarik bagi masyarakat," ujarnya. (Asp)
Baca Juga:
Pemerintah Tambah 8 Bank Daerah Salurkan Kredit Rumah FLPP
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Bunga KPR FLPP Diusulkan Naik, Menteri Lagi Cari Waktu Tepat

Rencana Menteri PKP Luncurkan 25.000 Unit Rumah Subsidi pada September 2025 Mendatang

Hampir 2 Ribu Rumah Subsidi Diberikan ke Tokoh Spiritual, Guru Ngaji, dan Dai

Rumah di Tebet Terbakar Sabtu Pagi, 4 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Pengembang Dapat KUR Perumahaan, Harga Rumah Diharapkan Semakin Terjangkau

Melihat Rumah Apung dan Panggung Muara Angke Hunian Layak Bagi Nelayan

Batalkan Ide Rumah Subsidi Diperkecil, Menteri Ara Minta Maaf di DPR

Pemerintah Buka Opsi Rumah Subsidi Berbentuk Rusun

Awas! Jika Punya Lebih dari Satu Rumah, Siap-Siap Kena Dampak Aturan Baru Ini

Strategi Menteri Maruarar Percepat Rumah Rakyat Pakai Tanah Koruptor, KPK Sampai Didesak
