Israel Dituduh Tengah Lakukan Pembunuhan dan Penghancuran di Lebanon-Palestina


Arsip - Pasukan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat. (Anadolu)
MerahPutih.com - Serangan Israel yang meluas di wilayah berpenduduk padat itu telah menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa mengungsi di tengah kekurangan kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan, air dan obat-obatan.
Sekitar 70 persen rumah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel setelah Israel memulai perangnya di Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas perbatasan Hamas yang mengejutkan pada 7 Oktober 2023.
Baca Juga:
Media Inggris Tepis Tudingan Israel Dalang Serangan Teroris Keji di Iran
Gedung Putih menilai kelompok pejuang Hamas Palestina masih memiliki kekuatan signifikan di Jalur Gaza, bahkan setelah perang selama tiga bulan melawan Israel, yang mengakibatkan kehancuran massal dan pengungsian di daerah kantong yang terkepung itu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki perkiraan jumlah pejuang Hamas yang masih berada di medan perang, tetapi mengatakan dia muak untuk membeberkan itu.
"Hamas masih memiliki postur kekuatan yang signifikan di Gaza," katanya.
Kirby menjelaskan dirinya tidak yakin serangan militer Israel saja akan mampu memberantas ideologi Hamas di Gaza.
Sementara itu, Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk menyatakan bahwa dirinya sangat terganggu dengan rencana Israel untuk memindahkan warga Palestina secara massal dari Gaza.
"Sangat terganggu dengan pernyataan pejabat tinggi Israel mengenai rencana pemindahan warga sipil dari Gaza ke negara ketiga,” kata dia dalam sebuah unggahan di platform media sosial X pada Kamis.
Turk menegaskan, 85 persen penduduk Gaza, yang sudah mengungsi di dalam wilayahnya sendiri, berhak kembali ke rumah mereka.
"Hukum internasional melarang pemindahan paksa orang-orang yang dilindungi atau deportasi dari wilayah pendudukan," ujarnya.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich telah menyatakan dukungannya terhadap migrasi sukarela warga Palestina di Jalur Gaza, dan mendesak negara-negara lain untuk menerima mereka.
Selain itu, meningkatnya ketegangan di Tepi Barat dan Lebanon dinilai bagian dari agenda ekstremis Pemerintah Israel untuk memperpanjang kepemimpinan politiknya dan menyeret Barat ke dalam perang kawasan.
"Kejahatan yang dilakukan Israel di Palestina dan Lebanon merupakan terjemahan dari agenda ini. Israel menerapkannya melalui pembunuhan dan penghancuran," kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.
Dalam hampir tiga bulan yang telah berlalu, lebih dari 22.100 warga Palestina telah terbunuh, sekitar dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 57.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza. Sementara dari pihak Israel, sekitar 1.200 diyakini tewas akibat serangan Hamas. (*)
Baca Juga:
Biaya Perang Israel Capai Rp 897,3 Triliun
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas

Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan

[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan

Indonesia Siapkan Isu Palestina sebagai Prioritas Pidato Presiden Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB

Israel Tewaskan 5 Jurnalis dalam Serangan di Rumah Sakit, Menjadikan Konflik ini Paling Mematikan bagi Insan Pers

Israel Hancurkan Rumah Sakit di Gaza dalam Serangan Ganda

1,3 Juta Warga Gaza Bakal Dipaksa Berpindah ke Selatan, Perburuk Penderitaan

Israel Ancam Ratakan Gaza City jika Hamas tak Setujui Syarat yang Diajukan
