Inisiasi Anak dan Pemuda Yogyakarta dalam Giat Sadarkan Kelola Sampah


Para anak muda antusias membenahi lingkungan. (Foto: Save The Children Indonesia)
SEBANYAK 23 anak-anak dan pemuda tergabung dalam Child Campaigner Yogyakarta-Save the Children Indonesia. Mereka menggelar pentas seni bertema Gemati Bhumiku, Minggu (16/10) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
Sampah masih menjadi persoalan yang sulit diatasi, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menurut data Badan Pembangunan Daerah DIY pada 3 Oktober 2022, total volume sampah di DIY mencapai angka 1.133,94 ton/hari.
Baca Juga:
Ekonomi Sirkular dan Kampanye #BijakBerplastik, Cara Asyik Olah Plastik
Volume sampah yang bisa diproses dalam sistem pengelolaan sampah terpadu tempat pembuangan akhir (TPA) DIY hanya sebesar 893,53 ton/hari. Belum lagi, sampah-sampah dibuang ke kali atau sungai hingga hanyut dan menumpuk di hilir, yang berdampak pada masyarakat sekitar.

“Tumpukan sampah di TPA Piyungan sudah melebihi batas, volume penerimaan sampah semakin naik. Kurangnya pengelolaan sampah yang baik sering menimbulkan bau tak sedap, apalagi musim penghujan yang semakin membuat tidak sehat," tutur Kisah, 18 tahun, salah satu anggota Child Campaigner Yogyakarta–Save the Children Indonesia.
Tema ini dipilih oleh anak-anak dan pemuda sebagai refleksi rasa kasih sayang yang tulus dan sepenuhnya kepada bumi. Lebih mendalam, Gemati Bhumiku dimaksudkan sebagai wujud meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat dan berbagai pihak untuk lebih dapat menjaga dan melestarikan bumi, terutama sadar pentingnya untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Baca Juga:
Ajak Masyarakat Kurangi Limbah Plastik dengan #rethinkplastic
"Inisiasi anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam child campaigner ini merupakah bagian dari Kampanye Aksi Generasi Iklim Save the Children Indonesia," jelas Media dan Brand Manager Save the Children Indonesia Dewi Sri Sumanah.

Pentas Seni Gemati Bhumiku bekerja sama dengan dengan Teater RDJ, Komunitas Indriyanati dan Kwarda Pramuka Provinsi DIY menampilkan suara, ide gagasan anak-anak terkait penanganan krisis iklim yang dikemas menarik melalui musikalisasi puisi, teater, dan diskusi publik.
"Kampanye ini bertujuan untuk memastikan anak–anak dan keluarga terutama mereka yang terdampak secara langsung dari krisis iklim dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan melakukan hal kecil dimulai dari keluarga," pungkas Dewi. (dgs)
Baca Juga:
Kurangi Sampah Plastik, Kertas, dan Tisu dengan Kain Serbaguna
Bagikan
Berita Terkait
2 Pemuda Lumajang Berhasil Olah Limbah MBG Jadi Produk Ramah Lingkungan, Buka Lapangan Kerja Baru

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau

Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya

Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pembangkit Listrik Energi Hijau Pertama di Karimun

Benoa Bali Kantongi Predikat Pelabuhan Hijau

Tim D'BASE dari BINUS ASO Siap Bertanding di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2025

10,3 Juta Penumpang Manfaatkan Face Recognition, KAI Kurangi Limbah Kertas

Buka Cabang di BSD, %Arabica Usung Konsep Ramah Lingkungan

Casio Luncurkan G-SHOCK GMAP2100ST, Jam Tangan yang Ramah Lingkungan

Festival LIKE 2 Sukses Digelar, 4 Momen ini Tak Terlupakan
