Indonesia Siap Terima Rp 642 Triliun Investasi UEA


Joko Widodo dan Perdana Menteri UEA dan Ruler of Dubai, HH Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. (ANTARA/HO-Smartfren)
MerahPutih.com - Indonesia meraih komitmen investasi senilai 44,6 miliar dolar AS atau setara Rp 642, 2 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS) dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab (UEA).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan kesiapannya menyambut investasi dari UEA dengan menekankan pada tiga poin yaitu investasi energi terbarukan, investasi membangun industri yang berbasis pengelolaan lingkungan yang baik dan investasi dengan kolaborasi yang baik.
Baca Juga:
Jokowi Tawarkan Investasi USD 35 Miliar Bangun Ibu Kota Baru ke Persatuan Emirat Arab
"Kami telah diperintahkan mengurus seluruh hal terkait perizinan dan fasilitasi lain yang dibutuhkan investor UEA di Indonesia. Di bawah pimpinan Presiden serta Menko Kemaritiman dan Investasi, kami akan melakukan percepatan-percepatan untuk mewujudkan visi besar kedua negara," katanya.
Bahlil turut mendampingi Presiden Joko Widodo pada kegiatan Forum Bisnis Indonesia-Uni Emirat Arab (UEA) di Dubai, UEA, Kamis (4/11). Pertemuan bisnis itu dihadiri oleh sembilan perusahaan UEA yang sudah memiliki minat investasi ke Indonesia baik untuk investasi baru maupun untuk perluasan.
Beberapa perusahaan yang hadir menyampaikan komitmennya untuk menanamkan modal di Indonesia menambahkan perjanjian b-to-b (business-to-business) yang sudah dipertukarkan di depan pimpinan kedua negara.
Beberapa yang menyampaikan komitmen di antaranya Al Dahra Group (produk turunan susu), Yas Holding (agrikultur), Emirates Global Alumunium (smelter alumunium), Damac Properties (properti), dan AMEA Power (energi terbarukan).
Secara total, komitmen investasi selama kunjungan di UEA mencapai 44,6 miliar dolar AS, termasuk nilai investasi dari Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Air Products dari Amerika Serikat senilai USD 15 miliar.
Presiden Joko Widodo, menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk melakukan hilirisasi dan menghentikan proses ekspor produk mineral mentah ke pasar internasional.
"Kami akan terus melarang ekspor produk mineral mental, setelah alumunium dan nikel, mungkin nanti tembaga, ini agar investor membangun industri nilai tambah di Indonesia," ujar Presiden saat menanggapi rencana Emirates Global Alumunium (EGA) untuk menanamkan modalnya di Indonesia bermitra dengan PT Inalum (persero).
Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohammed Al Mazrouei yang mewakili pemerintah UEA menyatakan apresiasinya atas hubungan yang sangat dekat antar kedua pemimpin negara, bahkan sudah seperti saudara.
Suhail menyampaikan, UEA ingin bekerja sama dengan Indonesia, bukan hanya karena Indonesia yang besar dengan komunitas muslim terbesar, namun Indonesia punya kapabilitas, sumber daya serta posisi strategis di tatanan internasional.

"Kami memiliki target yang tinggi dari kerja sama yang ditandatangani hari ini. Pemerintah UEA memiliki minat tersendiri akan pembangunan ibu kota baru Indonesia. Di samping itu kami juga melihat minat dari sektor swasta UEA. Kami memerlukan bimbingan dari Presiden Jokowi dan jajaran menteri agar komitmen kami dapat terwujud dengan baik," ungkap Suhail.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal UEA di Indonesia pada Januari-September 2021 sebesar USD 7,8 juta dolar. Sementara akumulasi realisasi investasi asal UEA di Indonesia tahun 2016-triwulan III 2021 mencapai USD 250,7 juta dan berada pada peringkat ke-27.
Investasi asal UEA didominasi sektor tanaman pangan dan perkebunan dengan total realisasi sebesar USD 109,0 juta dolar AS (43,5 persen), serta 71 persen total realisasi investasi UEA di Indonesia berlokasi di luar pulau Jawa. (Pon)
Baca Juga:
Tarik Minat Investor, Pemkab Cirebon Bentuk Satgas Investasi
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Strategi Arbitrase dalam Trading Kripto, Cara Cerdas Raih Keuntungan dari Fluktuasi Harga

Mengenal Pembaruan Hard Fork dan Soft Fork pada Bitcoin

Alasan Bitcoin Jadi Solusi Investasi Menarik di Tengah Ancaman Inflasi

Empat Alasan Cryptocurrency Memiliki Nilai Signifikan dan Layak Dipertimbangkan Sebagai Aset Investasi Jangka Panjang

Analisis Sentimen Pasar Bisa Jadi Strategi Pahami Dinamika Harga Aset Kripto

Ijazah Gibran Digugat Rp 125 Triliun, Jokowi: Nanti Sampai Kelulusan Jan Ethes Ikut Dipermasalahkan

Budi Arie Hingga Sri Mulyani Kena Reshuffle, Jokowi Sebut itu Hak Prerogatif Prabowo

Polemik UU Perampasan Aset, Jokowi: Saya Sudah 3 Kali Ajukan ke DPR

Pintu Meraih Penghargaan Kategori Komitmen Edukasi Tertinggi dalam Industri Kripto pada Ajang Anugerah Ksatria CFX 2025

Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Ajukan Gugatan Baru, Kuasa Hukum: CLS Hanya Bisa Ditujukan kepada Penyelenggara
