Indonesia Punya Kekuatan Tekan Myanmar Perjelas Nasib Muslim Rohingya

Pengungsi Rohingya menangis setelah menyebrang perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Selasa (5/9). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Merahputih.com - Indonesia dinilai memiliki kekuatan untuk menekan Myanmar dalam rangka melakukan diplomasi untuk perlindungan terhadap Muslim Rohingya. Pasalnya, kedudukan Indonesia sebagai anggota dewan keamanan PBB memberikan wibawa tersendiri.
“Rohingya harus diperlakukan sama sebagai warga negara Myanmar sebagaimana warga negara lainnya,” ujar Peneliti Muslim Minoritas di Asia Tenggara Ahmad Suaedy dikutip dari laman resmi NU, Selasa (2/2).
Baca Juga
Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Myint Ditahan Militer
Hal itu dikatakannya terkait nasib Muslim Rohingya yang semakin tidak menentu menyusul kudeta militer di Myanmar. Dengan kedudukannya itu juga, Indonesia dapat mengimbau kepada negara lain untuk melakukan upaya serupa.
Menurutnya, ada dua ancaman sekaligus dari Rohingya bagi militer, yakni etnis minoritas yang menempati suatu wilayah tertentu dan Islam. “Dua hal ini dianggap sebagai ancaman negara lebih dari yang lain,” tandas Dekan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) itu.

Masalahnya, Myanmar merupakan negara yang multietnis. Dalam tradisinya, mereka dari etnis-etnis itu menempati wilayah tertentu secara komunal. Bagi militer, mereka dianggap mengancam negara kesatuan.
Kudeta itu akan sangat memberikan pengaruh yang besar dan makin buruk. Sebab, kudeta dilakukan karena kekuasaan Aung San yang dianggap tidak cukup tegas terhadap etnis yang secara historis pernah ingin otonomi atau merdeka, tak terkecuali Rohingya.
Suaedy melihat Aung San tidak dapat memanfaatkan posisinya secara maksimal karena Aung San tidak melakukan reformasi terhadap militer.
Baca Juga
Aung San juga dinilai tidak tegas terhadap militer sekaligus tidak berani melawan agamawan. Dua entitas itu merupakan arus besar di tengah masyarakat Myanmar.
“Selama ini, dia diam seribu bahasa terhadap Rohingya. Genosida alasan agama juga alasan militer,” jelas penulis buku Islam, Minorities, and Identity in Southeast Asia itu. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar

Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar

Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu

Myanmar Kabulkan Amnesti Selebgram WNI yang Divonis 7 Tahun Bui

[HOAKS atau FAKTA]: WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia, Indonesia Kobarkan Bendera Perang lawan Myanmar
![[HOAKS atau FAKTA]: WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia, Indonesia Kobarkan Bendera Perang lawan Myanmar](https://img.merahputih.com/media/06/fb/3b/06fb3bb635a4238fd9d075e4043fd6b3_182x135.jpeg)
Bantuan Medis Darurat Indonesia Buat Korban Gempa Myanmar Kemungkinan Diperpanjang

Polri Kirim Tim Medis ke Myanmar, Layani Lebih dari 1.100 Korban Gempa

Baznas Kirim 10 Ribu Sarung dan 100 Unit Genset ke Myanmar

Bantuan Korban Gempa Tiba di Myanmar, Tenaga Kesehatan RI Tugas di Sana 30 Hari

Myanmar Kembali Diguncang Gempa Bumi, Kini Berkekuatan 5,1 M di Kota Mandalay
