Indonesia Perkuat Kerja Sama Ekonomi Hijau dengan Selandia Baru


Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti saat peresmian pabrik pertama AC Daikin di Cikarang, Bekasi, Jabar, Rabu (14/5/2025). ANTARA/HO-Kemendag
MERAHPUTIH.COM - INDONESIA terus memperkuat kerja sama bilateral dengan Selandia Baru di sektor ekonomi hijau. Di masa depan, sektor ekonomi hijau diyakini menjadi faktor penting yang tidak dapat diabaikan.
Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan pihaknya menyambut baik kesempatan berharga ini untuk memperkuat kerja sama bilateral dalam isu ekonomi hijau.
"Kami mengakui kepemimpinan Selandia Baru dalam sektor ekonomi hijau dan melihat pertemuan ini sebagai platform untuk berbagi pengalaman, menyelaraskan prioritas, dan mengeksplorasi potensi kerja sama lebih lanjut," jelas Wamendag Roro dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perubahan Iklim Selandia Baru Simon Watts di Auckland, Selandia Baru, Senin (30/6).
Wamendag Roro menyampaikan beberapa hal terkait dengan komitmen Indonesia di isu iklim dunia untuk menciptakan ekonomi hijau. Lebih lanjut, Wamendag Roro menjelaskan
target Indonesia pada Nationally Determined Contribution (NDC) 2023 yakni pengurangan emisi sebesar 31,89 persen (tanpa syarat) dan 43,2 persen (dengan dukungan internasional) pada 2030
Baca juga:
Bertemu Pimpinan Ceko, Puan Singgung Kerja Sama Ekonomi Hijau
Di samping itu, Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emissions (NZE) paling lambat pada 2060. Komitmen ini merupakan bagian penting dari upaya Indonesia untuk menjadi negara ekonomi maju. "Indonesia juga sedang menyelesaikan rancangan undang-undang energi baru energi terbarukan (RUU EBET) untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan," terang Wamendag Roro.
Lebih lanjut, Wamendag Roro menerangkan Indonesia saat ini memiliki beberapa strategi dalam melakukan transisi energi dan ekonomi hijau di antaranya dengan diversifikasi energi, adopsi kendaraan listrik di sektor transportasi, mekanisme penetapan harga, dan pembiayaan karbon serta mempraktikkan perdagangan hijau.
"Transisi energi diharapkan dapat sepenuhnya terwujud pada 2030. Kami berharap Selandia Baru dapat menjadi mitra kolaboratif dalam mewujudkan target tersebut," ungkap Wamendag Roro.
Dalam pertemuan ini, Wamendag Roro juga mengajak Selandia Baru untuk meningkatkan kerja sama dan berinvestasi untuk mendorong ekonomi hijau dan perdagangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Menurutnya, kedua negara memiliki keunggulan komparatif dan juga kepentingan bersama, mengingat posisi geologis keduanya yang berada di wilayah rantai cincin api. Ia berpandangan banyak peluang bagi kedua negara untuk melakukan perdagangan bilateral berkelanjutan. Peluang ini dapat dimanfaatkan di antaranya melalui kerja sama pengolahan limbah menjadi sumber energi terbarukan, peningkatan kapasitas para petani, nelayan serta perdagangan produk hortikultura dan perikanan.
"Selanjutnya, bersama-sama kami akan memastikan bahwa perdagangan berkelanjutan dan ekonomi hajau dapat segera dilaksanakan, inklusif, dan saling menguntungkan," tutupnya.(Asp)
Baca juga:
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kemendag Klaim Tidak Ada Dampak Dari Penutupan Fitur Live TikTok ke Perdagangan Online

Kemendag Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas Senilai Rp 112 Miliar, Komisi VI DPR: Harus Ada Penegakan Hukum Bila Terbukti Melanggar Aturan

Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam

Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul

RI-Selandia Baru Sepakat Kejar Target Kerja Sama Dagang Rp 58 T, Termasuk Program MBG

52 Pelaku Usaha Langgar Aturan Impor Barang, Pemerintah Cuma Beri Peringatan dan Perintah Pemusnahan Barang

Kemendag Lepas 57,6 Ton Kopi dari Subang ke China Rp 4,3 Miliar

Pemerintah Susun Strategi Antisipasi Banjir Produk Impor Akibat Kebijakan Tarif Amerika Serikat

Kemendag Berharap CPO, Kakao dan Kopi Tidak Kena Tarif 19 Persen Saat Masuk Amerika

Beras Oplosan Alarm Serius, DPR Desak Kemendag Tingkatkan Pengawasan, Jangan Hanya Aktif Jelang Hari Besar Keagamaan
