Ilmuwan Menonton Bintang Mati Secara Real-Time untuk Pertama Kalinya


Bintang tersebut terletak sekitar 120 juta tahun cahaya dari Bumi. (Foto: Space)
KEMATIAN bintang adalah salah satu peristiwa paling dramatis dan kejam di luar angkasa. Baru-baru ini para astronom telah melihat kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu melihat secara langsung ledakan bintang raksasa. Sebuah teleskop berbasis darat telah memberikan tampilan secara real-time dari kematian bintang raksasa super merah. Walaupun ini bukan bintang yang paling terang atau berat, namun hal ini termasuk sesuatu yang besar.
Menurut laman Space.com, salah satu bintang raksasa merah yang paling populer adalah Betelgeuse. Bintang tersebut terkenal karena peredupannya yang tidak stabil. Bintang yang baru saja meledak adalah supergiant merah yang memiliki berat 10 kali dari berat matahari. Bintang tersebut terletak sekitar 120 juta tahun cahaya dari Bumi di galaksi NGC 5731.
Baca juga:
Dalam sebuah studi baru, para astronom mulai mengumpulkan pengamatan wilayah termasuk supernova melalui banyak teleskop. Pengumpulan tersebut telah dimulai pada awal Januari 2020 dan terus berlanjut selama hampir satu tahun setelah ledakan. Diambil bersama dengan beberapa pengamatan arsip, semua informasi itu memberi para ilmuwan gambaran tentang seperti apa lingkungan itu, serta bagaimana bintang tersebut berperilaku di hari-hari terakhirnya dan bagaimana supernova terbuka.

Supergiant merah yang memiliki berat 10 kali dari berat matahari. (Foto: 24HTECH.ASIA)
Hal yang paling menarik bagi para astronom adalah pengamatan bintang-bintang yang dikumpulkan selama empat bulan terakhir pra-supernova, yang menunjukkan cahaya ekstra di wilayah tersebut. Pengamatan sebelumnya tidak memberikan bukti bahwa supergiant merah berperilaku berbeda sebelum ledakan.
Baca juga:
Seorang penulis senior studi yaitu Raffaella Margutti, yang juga seorang astronom di UC Berkeley telah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Kami belum pernah mengkonfirmasi aktivitas kekerasan seperti itu di bintang super raksasa merah yang sekarat di mana kami melihatnya menghasilkan emisi bercahaya seperti itu, kemudian runtuh dan terbakar, sampai sekarang,” ujarnya.

Para astronom berharap melihat lebih banyak supergiant merah sebelum letusan, untuk lebih memahami hari-hari terakhir sebelum peristiwa supernova.
"Saya sangat senang dengan semua 'tidak diketahui' baru yang telah dibuka oleh penemuan ini," kata Jacobson-Galán yang merupakan seorang astronom National Science Foundation Graduate Research Fellow di University of California Berkeley.
"Mendeteksi lebih banyak peristiwa seperti SN 2020tlf akan secara dramatis memengaruhi cara kita mendefinisikan bulan-bulan terakhir evolusi bintang, menyatukan pengamat dan ahli teori dalam upaya memecahkan misteri tentang bagaimana bintang masif menghabiskan saat-saat terakhir hidup mereka," tambahnya. (frs)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Katy Perry Jelajah Antariksa Cuma 10 Menit, Tapi Biayanya Sampai Miliaran Rupiah!

Rusia dan China Sepakat Bangun Stasiun Antariksa Bersama di Bulan

Robot AI Pecahkan Masalah Oksigen di Mars

India akan Bangun Stasiun Luar Angkasa Sendiri

NASA Ingin Ciptakan Kantong Penangkap Sampah Luar Angkasa

India jadi Negara Pertama yang Mendarat di Kutub Selatan Bulan

Butuh Berapa Banyak Orang untuk Memulai Koloni di Mars?

Rusia Kembali Terbang ke Bulan setelah 47 Tahun

Pesawat NASA Tangkap Citra Kilat Misterius di Jupiter

Boneka Barbie Jadi Alat Simulasi untuk Pakaian Antariksa
