Sains

Robot AI Pecahkan Masalah Oksigen di Mars

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 28 November 2023
Robot AI Pecahkan Masalah Oksigen di Mars

Mustahil manusia dapat bernafas di Mars tanpa bantuan alat. (Foto: Unsplash/Aynur Zakirov)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SALAH satu hambatan terbesar bagi perjalanan antarbintang adalah ketidakmampuan manusia bernapas di ruang angkasa. Oksigen sangat penting bagi kehidupan, tapi itu tidak tersedia dalam kapasitas yang sama seperti di Bumi.

Ketika badan antariksa dan peneliti mengincar eksplorasi Mars, kemampuan untuk menyediakan oksigen untuk perjalanan yang jauh sangatlah penting. Para ilmuwan telah berspekulasi tentang kehidupan di 'Planet Merah' serta melihatnya sebagai planet sekunder yang memungkinkan bagi kehidupan manusia.

Melansir Slashgear, sejumlah ilmuwan dari Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok di Hefei baru-baru ini meluncurkan suatu studi terkait robot ahli kimia yang disematkan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI). Fokusnya adalah untuk mengekstrak air dari permukaan Mars dan mengubahnya menjadi oksigen.

Baca juga:

Butuh Berapa Banyak Orang untuk Memulai Koloni di Mars?

Robot yang diciptakan oleh para ilmuan ini akan  mengubah meteorit di Mars menjadi udara yang dapat dihirup. (Foto: Pexels/Pixabay)
Robot yang diciptakan oleh para ilmuan ini akan mengubah meteorit di Mars menjadi udara yang dapat dihirup. (Foto: Pexels/Pixabay)

Menurut salah satu peneliti utama, Jun Jiang, mereka telah berhasil mengembangkan sistem robotika AI yang dilengkapi dengan otak kimia. "Kami percaya bahwa mesin kami dapat secara mandiri menggunakan senyawa dalam bijih Mars tanpa memerlukan bimbingan manusia,” kata Jiang, seperti dikutip oleh slashgear.

Meski begitu, tetap ada permasalahan utama dalam menghasilkan oksigen di Mars, yaitu keterbatasan bekerja hanya dengan sumber daya yang ada di planet tersebut.

Robot yang diciptakan oleh para ilmuan ini akan mengubah meteorit di Mars menjadi udara yang dapat dihirup. Bagi robot chemist atau robot kimia, transformasi oksigen ini permulaan dari potensi teknologi yang lebih lanjut.

Studi yang dipublikasikan di Nature Synthesis mencatat, "Dengan menggunakan model pembelajaran mesin yang berasal dari data prinsip pertama dan pengukuran eksperimental, metode ini secara otomatis dan cepat mengidentifikasi formula katalis yang optimal dari lebih dari tiga juta komposisi yang mungkin."

Baca juga:

Oksigen dapat Diproduksi di Planet Mars

Moxie kepanjangan dari Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment. (Foto: Pexels/Kindel Media)
Moxie kependekan dari Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment. (Foto: Pexels/Kindel Media)

Menurut hasil penelitian tersebut, robot kimia berhasil mengatasi dua permasalahan krusial: kebutuhan akan sistem sintesis yang tanpa awak dan kemampuan mesin untuk memahami jenis bahan yang sedang diolah sehingga memungkinkan melakukan tindakan pertama.

Teknologi robot AI menjadi opsi untuk mengatasi isu oksigen di Planet Mars. Michael Hecht, dari Massachusetts Institute of Technology's Haystack Observatory di Westford, yang terlibat dalam eksperimen Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment (MOXIE), mencatat bahwa robot mampu menyintesis sejumlah kecil oksigen dari atmosfer Mars.

Sebagian besar atmosfer Mars terdiri dari karbon dioksida. Heckht menyatakan bahwa meskipun produksinya saat ini masih terbatas, tidak ada alasan untuk meragukan bahwa kemampuannya tidak dapat ditingkatkan di masa mendatang. (aqb)

Baca juga:

Tiga Negara Eksploitasi Planet Mars Bulan Juli ini

#Sains #Planet Mars #Luar Angkasa #Antariksa
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan