Robot AI Pecahkan Masalah Oksigen di Mars


Mustahil manusia dapat bernafas di Mars tanpa bantuan alat. (Foto: Unsplash/Aynur Zakirov)
SALAH satu hambatan terbesar bagi perjalanan antarbintang adalah ketidakmampuan manusia bernapas di ruang angkasa. Oksigen sangat penting bagi kehidupan, tapi itu tidak tersedia dalam kapasitas yang sama seperti di Bumi.
Ketika badan antariksa dan peneliti mengincar eksplorasi Mars, kemampuan untuk menyediakan oksigen untuk perjalanan yang jauh sangatlah penting. Para ilmuwan telah berspekulasi tentang kehidupan di 'Planet Merah' serta melihatnya sebagai planet sekunder yang memungkinkan bagi kehidupan manusia.
Melansir Slashgear, sejumlah ilmuwan dari Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok di Hefei baru-baru ini meluncurkan suatu studi terkait robot ahli kimia yang disematkan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI). Fokusnya adalah untuk mengekstrak air dari permukaan Mars dan mengubahnya menjadi oksigen.
Baca juga:

Menurut salah satu peneliti utama, Jun Jiang, mereka telah berhasil mengembangkan sistem robotika AI yang dilengkapi dengan otak kimia. "Kami percaya bahwa mesin kami dapat secara mandiri menggunakan senyawa dalam bijih Mars tanpa memerlukan bimbingan manusia,” kata Jiang, seperti dikutip oleh slashgear.
Meski begitu, tetap ada permasalahan utama dalam menghasilkan oksigen di Mars, yaitu keterbatasan bekerja hanya dengan sumber daya yang ada di planet tersebut.
Robot yang diciptakan oleh para ilmuan ini akan mengubah meteorit di Mars menjadi udara yang dapat dihirup. Bagi robot chemist atau robot kimia, transformasi oksigen ini permulaan dari potensi teknologi yang lebih lanjut.
Studi yang dipublikasikan di Nature Synthesis mencatat, "Dengan menggunakan model pembelajaran mesin yang berasal dari data prinsip pertama dan pengukuran eksperimental, metode ini secara otomatis dan cepat mengidentifikasi formula katalis yang optimal dari lebih dari tiga juta komposisi yang mungkin."
Baca juga:

Menurut hasil penelitian tersebut, robot kimia berhasil mengatasi dua permasalahan krusial: kebutuhan akan sistem sintesis yang tanpa awak dan kemampuan mesin untuk memahami jenis bahan yang sedang diolah sehingga memungkinkan melakukan tindakan pertama.
Teknologi robot AI menjadi opsi untuk mengatasi isu oksigen di Planet Mars. Michael Hecht, dari Massachusetts Institute of Technology's Haystack Observatory di Westford, yang terlibat dalam eksperimen Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment (MOXIE), mencatat bahwa robot mampu menyintesis sejumlah kecil oksigen dari atmosfer Mars.
Sebagian besar atmosfer Mars terdiri dari karbon dioksida. Heckht menyatakan bahwa meskipun produksinya saat ini masih terbatas, tidak ada alasan untuk meragukan bahwa kemampuannya tidak dapat ditingkatkan di masa mendatang. (aqb)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
