Boneka Barbie Jadi Alat Simulasi untuk Pakaian Antariksa


Biasa menjadi mainan anak, boneka Barbie kini hadir berkontribusi dalam ilmu pengetahuan antariksa. (Foto: Unsplash/Elena Mishlanova)
BIASANYA makhluk hidup seperti hewan sering jadi 'kelinci' percobaan untuk penelitian ilmiah. Namun sejumlah peneliti di Universitas Washington, Amerika Serikat, punya ide sedikit berbeda. Mereka menggunakan boneka Barbie untuk percobaan ilmiahnya terkait antariksa.
Peneliti menjadikan boneka Barbie sebagai alat simulasi untuk pakaian antariksa dan menguji cairan nitrogen sebagai cara efektif untuk membersihkan debu di Bulan.
Peneliti memasangkan pakaian antariksa pada boneka Barbie dan menyemprotkan cairan nitrogen terhadapnya. Cairan nitrogen yang sedang dikembangkan ini diyakini dapat membersihkan debu di Bulan dengan efektif.
Tujuan para ilmuwan adalah menemukan pakaian antariksa terbaik yang dapat memudahkan pendaratan astronaut di Bulan. Dalam uji coba, cairan nitrogen dari para ilmuwan dapat menghilangkan 98 persen debu Bulan dan mengurangi kerusakan pada pakaian.
Baca juga:
Rayakan Hari Perempuan Internasional, Barbie Rilis Koleksi Tokoh STEM
“Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Acta Astronautica pada Februari lalu dan dianggap sebagai metode terbaik untuk meminimalkan debu Bulan yang dapat menempel pada segala hal,” tulis The Independent.
Dalam penelitian terbaru itu, para peneliti menemukan bahwa semprotan cairan nitrogen dapat membuat partikel debu menghindar dari pakaian antariksa yang dikenakan oleh boneka produksi Mattel tersebut.
Penelitian ini bagian dari upaya NASA untuk mempersiapkan misi Artemis yang akan mendaratkan astronaut perempuan kulit berwarna pertama ke Bulan pada 2025. Simulasi pada boneka Barbie ini sejalan dengan tujuan NASA untuk menjalankan misi tersebut.
Sebelum penemuan teknologi ini, awak pesawat ruang angkasa sebelumnya harus membersihkan debu Bulan secara manual. Tindakan ini dilakukan oleh antariksawan Apollo sekitar dekade 1960-an hingga 1970-an. Hasilnya sama sekali tak efektif.
Baca juga:

Debu-debu tersebut bahkan dapat menembus ke dalam pakaian antariksa dan menyulitkan para astronaut karena debu Bulan memiliki daya listrik yang kasar dan tersebar di mana-mana sehingga sulit untuk diatasi.
"Debu bulan bermuatan elektrostatis, abrasif, dan menyebar ke mana-mana, menjadikannya zat yang sangat sulit untuk ditangani," kata penulis utama studi tersebut, Ian Wells, dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, masuknya debu ke pakaian antariksa dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi para astronaut.
Ini sejalan dengan kisah yang disampaikan oleh antariksawan Apollo 17 Harrison Schmitt. Dia pernah mengatakan bahwa debu Bulan menyebabkan mereka mengalami penyakit yang mirip dengan gejala pilek.
Musababnya, debu tersebut masuk ke paru-paru dan menyebabkan inflamasi dan penyumbatan. Harapannya studi terbaru ini dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. (dsh)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Bersama Indonesia Rayakan HUT Ke-80, Mattel Rilis Boneka Barbie One-of-a-Kind, Tampilan Anggun Bergaun Batik

Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
