Headline

Ijtima Ulama Mengerucut Jadi Organisasi, Pengamat: Mereka Sudah Tak Punya Basis Lagi

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 06 Agustus 2019
 Ijtima Ulama Mengerucut Jadi Organisasi, Pengamat: Mereka Sudah Tak Punya Basis Lagi

Pemaparan hasil Ijtima Ulama IV di Sentul, Bogor, Jawa Barat (Foto: antaranews)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Pengamat politik Wempy Hadir menilai Ijtima Ulama sedari awal adalah sebuah gerakan politik. Hal ini bisa dilihat bagaimana para tokoh dibaliknya menentukan siapa yang hendak mendampingi Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres.

Yang menarik adalah Prabowo memilih untuk tidak mengambil nama-nama yang disodorkan oleh hasil Ijtima. Malah nama Sandiaga Salahudin Uno yang dipilih. Lantas muncul Ijtima ulama Kedua hingga Ijtima Keempat.

Baca Juga: Mendagri Persilakan Para Tokoh Ijtima Ulama IV Bentuk Lembaga

Wempy mengatakan, kelompok ini sebenarnya sudah pudar dari segi cita-cita awalnya.

Pengamat politik Wempy Hadir
Pengamat Politik Wempy Hadir (MP/Kanu)

"Perjuangan mereka kandas karena calon yang mereka dukung dalam pilpres kalah. Setelah pilpres selesai, maka semua orang kembali kepada kehidupan normal," kata Wempy kepada MerahPutih.Com di Jakarta, Selasa (6/8).

"Artinya secara kekuatan, Ijtima ulama sudah tidak memiliki basis lagi. Dia sudah tidak mempunyai kekuatan lagi," tambah dia.

Mereka mengeluarkan Ijtima ulama keempat dengan mengatakan tidak percaya kepada pemerintah hari ini.

Direktur Indo Polling Network ini menyebut, secara politik hal ini sangat mudah untuk dibaca.

"Misalnya saja siapa saja tokoh dibalik Ijtima ulama tersebut. Apakah mereka mempunyai bisnis yang mengharuskan mereka untuk melaksanakan kewajibannya. Apakah kewajiban tersebut sudah dilaksanakan atau belum? Hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor mengapa Ijtima ulama tersebut muncul," tambah Wempy.

Para inisiator dan tokoh dibalik Ijtima Ulama
Tiga inisiator atau tokoh dibalik Ijtima Ulama, Yusuf Martak, Slamet Maarif dan Sobri Lubis (Foto: antaranews)

Oleh karena itu, Jokowi sebagai presiden terpilih harus mengambil sikap yang tegas terhadap siapa saja yang melanggar hukum untuk ditindak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Kalau tidak mau mengakui pemerintahan yang sah bisa dianggap makar.

Baca Juga: Tak Lagi Bahas Pilpres, Ijtima Ulama IV Lebih Fokus Pada Urusan Keumatan

"Saya berharap semua kembali kepada kehidupan normal sebab pilpres sudah selesai," terang Wempy.

Sudah saatnya, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang akomodatif dan mengedepankan dialog sehingga semua bisa saling mendengarkan.

"Kalau memang pedekaatan dialog tidak mempan, maka perlu langkah yang lain seperti yang saya sampaikan tadi yakni pendekatan hukum positif," pungkas Wempy Hadir.(Knu)

Baca Juga: Moeldoko Kritisi Ijtima Ulama Jilid IV

#Ijtima Ulama II #Pengamat Politik #Ormas Islam
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Presiden Prabowo Undang 16 Ormas Islam ke Hambalang, Jaga Situasi Tetap Kondusif
Presiden Prabowo mengajak seluruh ormas Islam yang hadir untuk bersama-sama dengan pemerintahlah menjaga situasi di masyarakat semakin kondusif.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
Presiden Prabowo Undang 16 Ormas Islam ke Hambalang, Jaga Situasi Tetap Kondusif
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Indonesia
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Pengamat Politik, Jerry Massie, memprediksi bahwa Gibran akan menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 25 April 2025
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Indonesia
Menko Yusril Janji Jadi Jembatan Ormas Islam ke Presiden Prabowo
Perlindungan terhadap hak-hak ulama dan ormas Islam
Wisnu Cipto - Jumat, 07 Maret 2025
Menko Yusril Janji Jadi Jembatan Ormas Islam ke Presiden Prabowo
Indonesia
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Pengamat politik sebut pemecatan Jokowi salah kaprah, publik sudah tak kaget dengan kondisi tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 18 Desember 2024
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Indonesia
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Gus Miftah berpotensi masuk daftar reshuffle kabinet.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Indonesia
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Pengamat politik Jerry Massie menilai, kemenangan Trump akan menguntungkan Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 November 2024
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Indonesia
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Pengamat politik dan sepak bola Jerry Massie mengakui timnas Indonesia terkesan dicurangi.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 11 Oktober 2024
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Indonesia
Tunjuk Calon Menteri, Pengamat Politik Sarankan Prabowo Ikuti Cara Soeharto
Jerry Massie menyarankan Prabowo meniru atau mengadopsi pola dan strategi Presiden kedua Soeharto.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 30 September 2024
Tunjuk Calon Menteri, Pengamat Politik Sarankan Prabowo Ikuti Cara Soeharto
Bagikan