Headline

ICC Segera Periksa Presiden Duterte Terkait Ribuan Korban Perang Narkoba

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 08 Februari 2018
ICC Segera Periksa Presiden Duterte Terkait Ribuan Korban Perang Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto aseancoresspondent)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Tindakan keras Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam membasmi penyalahgunaan narkoba di negaranya berbuntut panjang. Sekelompok pegiat kemanusiaan mengadukan kebijakan kontroversial Duterte ke lembaga International Criminal Court (ICC).

Atas laporan tersebut, International Criminal Court menyatakan bahwa pihaknya segera memulai pemeriksaan awal atas pengaduan terhadap Presiden Rodrigo Duterte yang dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Juru Bicara ICC pada Kamis (8/2) menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap Duterte sebagai tindakan pencegahan terhadap kematian misterius ribuan orang dalam perang melawan narkoba di Filipina.

“Pemeriksaan atas pengaduan tersebut, yang mengatakan bahwa Duterte terlibat dalam kematian gelap ribuan orang Filipina selama perang melawan narkotika, adalah "membuang waktu dan sumber daya pengadilan", kata juru bicara kepresidenan Harry Roque.

Roque pada jumpa pers mengatakan membahas masalah itu selama dua jam pada malam sebelumnya dengan Duterte, mantan jaksa, yang dia katakan lebih dari bersedia untuk diadili.

"Dia muak dan lelah karena dituduh," kata Roque, mantan anggota Kongres dan ahli hukum antarbangsa, "Dia ingin berada di pengadilan dan menempatkan jaksa di tribun." Laman ICC tidak menampilkan pengumuman atau informasi pada Kamis mengenai pengaduan terhadap Duterte tersebut. Kantor pengadilan tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Sekitar 4.000 orang Filipina miskin perkotaan telah terbunuh oleh polisi dalam 19 bulan terakhir dalam sebuah tindakan keras yang membuat masyarakat internasional khawatir.

Duterte telah berkali-kali menantang ICC untuk membawanya ke pengadilan dan mengatakan bahwa dia bersedia membusuk di penjara untuk menyelamatkan orang Filipina dari momok kejahatan dan narkoba.

Pernyataannya melawan pengadilan cukup terkenal, dan termasuk menyebut pengadilan sebagai "omong kosong", "munafik" dan "tidak berguna".

Dia mengancam akan menarik keanggotaan negaranya di ICC dan mengatakan bahwa pengacara di Eropa "busuk", "bodoh", dan memiliki "otak seperti kacang".

Polisi mengatakan ribuan pembunuhan tersebut terjadi selama operasi anti-narkoba yang sah di mana para tersangka telah dengan keras menolak penangkapan. Duterte telah berulang kali mengatakan kepada polisi bahwa mereka dapat membunuh jika hidup mereka dalam bahaya.

Tapi kelompok hak asasi manusia dan lawan politik Duterte menuduhnya menghasut pembunuhan dan mengatakan bahwa dia menolak untuk menyelidiki tuduhan bahwa polisi mengakali barang bukti, membuat laporan dan mengeksekusi pengguna dan pengedar dengan darah dingin.

Duterte dan Polisi Sangkal Tuduhan Pembunuhan

Sebagaimana dilansir Antara, seorang pengacara Filipina mengajukan keluhan pada ICC terkait Duterte dan setidaknya 11 pejabat senior pada bulan April tahun lalu, mengatakan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan "berulang-ulang, tidak berubah dan terus-menerus" dan membunuh tersangka narkoba dan penjahat lainnya telah menjadi "praktik terbaik".

Sejak didirikan pada tahun 2002, ICC telah menerima lebih dari 12.000 keluhan atau komunikasi, sembilan di antaranya telah diadili.

Roque mengatakan "musuh domestik negara" berada di belakang pengaduan itu dan ICC tidak memiliki yurisdiksi dalam hal perang terhadap obat terlarang, yang menjadi masalah negara berdaulat.

Perkara tertunda di pengadilan Filipina menunjukkan bahwa upaya hukum dalam negeri belum habis, sehingga ICC tidak memiliki pembenaran untuk melampaui pemeriksaan pendahuluannya, tambahnya.(*)

#Rodrigo Duterte #Filipina #Pemberantasan Narkoba
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
Rudianto juga menyinggung dinamika keamanan terkini di Jakarta
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
Dunia
259 Orang Tewas, 114 Hilang Akibat Topan Fung-wong dan Kalmaegi di Filipina
Korban terbanyak berjatuhan setelah Topan Kalmaegi menghantam Provinsi Cebu dan beberapa wilayah di kawasan Visayas Tengah.
Frengky Aruan - Rabu, 12 November 2025
259 Orang Tewas, 114 Hilang Akibat Topan Fung-wong dan Kalmaegi di Filipina
Dunia
Filipina Dihantam Topan Super Fung-wong di Tengah Status Darurat Nasional, 1,4 Juta Rakyat Terdampak
Topan Fung-wong menyebabkan banjir parah dan tanah longsor yang mengakibatkan aliran listrik di seluruh provinsi terdampak padam di Filipina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
Filipina Dihantam Topan Super Fung-wong di Tengah Status Darurat Nasional, 1,4 Juta Rakyat Terdampak
Dunia
Topan Kalmaegi Bergerak ke Kamboja, Tewaskan 193 Orang di Filipina dan Vietnam
Badai ini kini bergerak ke arah barat menuju Kamboja dan Laos setelah melanda Vietnam bagian tengah pada Kamis dengan kecepatan angin mencapai 149 km/jam.
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Topan Kalmaegi Bergerak ke Kamboja, Tewaskan 193 Orang di Filipina dan Vietnam
Dunia
Topan Kalmaegi Tewaskan 142 Orang, Presiden Filipina Tetapkan Status Darurat Nasional
Data terakhir hingga Kamis (6/11) kemarin, Topan Kalmaegi menewaskan sedikitnya 142 orang dan berdampak pada lebih dari 1,9 juta warga di berbagai wilayah Filipina.
Wisnu Cipto - Jumat, 07 November 2025
Topan Kalmaegi Tewaskan 142 Orang, Presiden Filipina Tetapkan Status Darurat Nasional
Dunia
Topan Kalmaegi Akibatkan 114 Orang Meninggal dan 127 Orang Hilang di Filipina
Topan ini diperkirakan akan menguat kembali di Laut Cina Selatan sebelum bergerak menuju Vietnam, di mana pihak berwenang sedang mempersiapkan kedatangannya pada Jumat (7/11).
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 November 2025
Topan Kalmaegi Akibatkan 114 Orang Meninggal dan 127 Orang Hilang di Filipina
Dunia
Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Mayoritas korban berasal dari provinsi yang baru saja pulih dari gempa mematikan.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
  Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Indonesia
BNN Bikin Jaringan Bandar Narkoba di Kampung Bahari Ketar-Ketir, Ternyata Ada Tangan Dingin Komjen Suyudi Ario Seto
Aksi ini dinilai bukti implementasi arahan Presiden Prabowo memberantas narkoba hingga ke akar dengan penindakan tegas dan rehabilitasi.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 November 2025
BNN Bikin Jaringan Bandar Narkoba di Kampung Bahari Ketar-Ketir, Ternyata Ada Tangan Dingin Komjen Suyudi Ario Seto
Indonesia
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Perusahaan BUMN sektor konstruksi, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), resmi ditunjuk sebagai kontraktor utama internasional dalam proyek Malolos–Clark Railway Contract Package S-01 (CP S01) di Filipina.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Indonesia
Cegah Penyelundupan Narkoba, Legislator Usulkan Penambahan Pos Perbatasan di Papua Selatan
Kondisi geografis Papua Selatan memiliki garis perbatasan paling panjang dengan Papua Nugini.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Cegah Penyelundupan Narkoba, Legislator Usulkan Penambahan Pos Perbatasan di Papua Selatan
Bagikan