Hongaria Nyatakan Vaksin Sinopharm dan Sputnik V Lebih Baik dari Vaksin Barat Manapun

Ilustrasi. (Foto: MP/Pixabay/Alexandra_Koch)
Merahputih.com - Pemerintah Hongaria menyatakan bahwa vaksin Sinopharm Tiongkok dan Sputnik V Rusia lebih baik daripada vaksin Barat manapun.
Menurut Kepala Staf Perdana Menteri (PM) Hongaria Gergely Gulyas, Sputnik V adalah vaksin yang paling efektif digunakan, sementara Pfizer memiliki kinerja yang paling buruk. Kesimpulan yang akurat tidak dapat diambil dari tabel karena mengabaikan beberapa kondisi yang akan menyamakan bidang bermain variabelnya, dan memungkinkan perbandingan jenis vaksin yang valid.
"Sinopharm Tiongkok berdasarkan angka pemerintah Orbán, juga mengungguli Pfizer di kedua kategori tersebut," ujar Gergely dalam keterangnnya, Rabu (19/5).
Baca Juga:
Pernyataan Gergely Gulyás ini bertepatan dengan kampanye besar-besaran pemerintah untuk menggunakan Sinopharm secepat mungkin. Namun, ratusan ribu dosis Pfizer-BioNTech akan tiba di negara itu dalam beberapa minggu mendatang.
Berdasarkan survei saat ini, masyarakat Hongaria masih sangat percaya pada Pfizer-BioNTech dan Moderna. Sementara Sinopharm adalah vaksin yang paling tidak disukai. Hal ini dapat mengakibatkan banyak orang lebih memilih untuk menunggu untuk diinokulasi dengan Pfizer daripada menerima Sinopharm.
Pemerintah Hongaria menyebut, lebih banyak orang yang jatuh sakit setelah vaksinasi dengan vaksin Pfizer-BioNtech. "Dan dua kali lipat lebih banyak orang yang meninggal daripada yang divaksinasi dengan Sinopharm,” tulis pernyataan pemerintah Hongaria.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menjadi pejabat Eropa pertama yang menerima vaksin Sputnik V buatan Rusia. Diperkirakan, Hungaria kini menerima 680.000 dosis Sputnik V selama dua minggu ke depan.
“Saya juga mendapat vaksin ini hari ini,” tulis Szijjarto, mengacu pada Sputnik V dalam postingan yang menyertai foto tersebut.
Hongaria adalah negara Uni Eropa pertama yang menyetujui vaksin Rusia perintis pada bulan Januari. Belakangan, Hongaria juga mencapai kesepakatan dengan Moskwa untuk membeli sekitar dua juta dosis vaksin dan menerima gelombang pertama suntikan pada Februari.
Baca Juga:
RSPAD Pastikan Penelitian Vaksin Nusantara Akan Ikuti Kaidah Ilmiah
Lebih dari 1,4 juta rakyat Hongaria telah menerima dosis pertama vaksin di negara yang juga menyetujui jab Sinopharm dari Tiongkok untuk penggunaan darurat, selain vaksin yang diberi lampu hijau oleh European Medicines Agency (EMA).
Menurut data resmi, lebih dari 421.000 warga Hongaria telah divaksinasi penuh pada 18 Maret. Berdasarkan sejumlah laporan, Hungaria memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di Eropa. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
