Hobi Astronomi Wajib Tahu, Tahun 2025 Ada Parade Planet Hingga Hujan Meteor

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Selasa, 03 Desember 2024
Hobi Astronomi Wajib Tahu, Tahun 2025 Ada Parade Planet Hingga Hujan Meteor

Arsip - Meteor Geminid memasuki atmosfer bumi di Kota Beijing, China, Selasa (14/12/2021). (ANTARA FOTO/Xinhua/Xing Guangli/wsj)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Tahun 2025 akan menjadi tahun yang istimewa bagi pegiat astronomi, yang ditandai dengan adanya parade planet, gerhana, hingga hujan meteor. Khusus, fenomena parade planet akan terlihat sejak awal tahun depan

"Biasanya, planet-planet tidak bisa diamati dalam satu malam yang sama. Namun tahun depan, kita dapat melihat hingga lima planet sekaligus, yaitu Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Uranus," kata Peneliti Pusat Riset Antariksa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Gerhana Puannandra Putri, di Jakarta, Senin (2/12)

Namun, Puan menyebutkan hanya Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus yang bisa diamati dengan mata telanjang. Pasalnya, Uranus yang redup sulit dibedakan dari bintang lainnya.

Puannandra menambahkan akan ada satu fenomena gerhana Bulan total yang bisa dilihat oleh masyarakat Indonesia, dan diprakirakan terjadi pada 7 September 2025.

Baca juga:

Indonesia akan Punya Observatorium Astronomi berteknologi Canggih, Lokasinya di NTT

"Fenomena ini akan berlangsung mulai pukul 22.30 hingga pukul 03.30 WIB keesokan harinya. Jadi siap-siap saja tanggal 7 September, kita bisa mengamati gerhana Bulan," ujar Puan, sapaan akrab peneliti BRIN itu.

Menurut Puan, gerhana Bulan total ini aman diamati dengan mata telanjang, dan saat puncaknya, bulan akan tampak kemerahan akibat pembiasan cahaya oleh atmosfer Bumi.

Tak hanya itu, terdapat pula peristiwa okultasi bintang Betatauri yang diprakirakan terjadi pada 11 Oktober 2025. Masyarakat Indonesia juga dapat mengamati langsung sejumlah fenomena hujan meteor yang akan terjadi mulai akhir Desember ini hingga akhir tahun depan.

Rangkaian sejumlah fenomena hujan meteor itu dilansir Antara, antara lain hujan meteor Kuadrantids (akhir Desember 2024-Januari 2025), Lirids (April), Eta Aquarids (April–Mei), Perseids (Juli–Agustus), Draconids dan Orionids (Oktober), Leonids (November), dan Geminids (Desember).

Baca juga:

Potret Hujan Meteor dari Stasiun Luar Angkasa

"Ada hujan meteor yang dia cuma bisa terlihat sedikit, mungkin hanya 20-30 meteor per malam, tapi ada juga yang hujan meteor itu sangat banyak. Jadi, bisa kelihatan cahayanya itu ada banyak sekali yang jatuh, itu bisa sampai 100 meteor per malam," tutup peneliti BRIN itu. (*)

#Astronomi #BRIN #Planet
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons
Pemprov DKI mengajak dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan untuk berkolaborasi dalam aksi nyata pengurangan plastik
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Oktober 2025
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons
Berita Foto
BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik
Aktivitas warga memakai payung saat hujan rintik di Kawasan Blok-M, Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 18 Oktober 2025
BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik
Indonesia
Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya
Thomas menegaskan fenomena meteor di Cirebon itu tidak menimbulkan bahaya, apalagi kemungkinan lokasi jatuhnya di Laut Jawa.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya
Indonesia
Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik
Dentuman keras yang menggegerkan warga Cirebon, Minggu malam (5/10) berasal dari meteor berukuran besar.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik
Indonesia
BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa
Dentuman keras yang terdengar oleh warga merupakan efek gelombang kejut saat meteor memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa
Indonesia
Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak
Galian berukuran sekitar panjang 7 meter, lebar 1,5 meter, dengan kedalaman 2 meter itu tiba-tiba ambruk diduga karena struktur tanah yang labil.
Wisnu Cipto - Sabtu, 27 September 2025
Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak
Indonesia
Pekerja Lepas Tewas di Lokasi Penelitian Sesar Aktif, Polres Demak Pastikan Bakal Periksa BRIN
Pekerja lepas Ahmad Zaedun (55), warga Desa Sumberejo, tewas tertimbun longsor di lokasi penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Wisnu Cipto - Sabtu, 27 September 2025
Pekerja Lepas Tewas di Lokasi Penelitian Sesar Aktif, Polres Demak Pastikan Bakal Periksa BRIN
Indonesia
Penelitian BRIN Makan Korban Jiwa, Pekerja Tewas Tertimpa Longsor di Lokasi Riset Sesar Aktif Demak
Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait aktivitas sesar aktif di Dukuh Sendang Delik, Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, memakan korban jiwa.
Wisnu Cipto - Sabtu, 27 September 2025
Penelitian BRIN Makan Korban Jiwa, Pekerja Tewas Tertimpa Longsor di Lokasi Riset Sesar Aktif Demak
Berita Foto
Peneliti BRIN Siti Zuhro Bicara Optimalisasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Anggota Badan Pengkajian Fraksi Golkar MPR Firman Subagyo (kiri), Anggota Badan Pengkajian MPR unsur DPD Dedi Iskandar Batubara (kanan) dan Peneliti Utama Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro (tengah), berbicara dalam diskusi "Konstitusi dan Demokrasi Indonesia", di Ruang Pusat Penyiaran dan Pemberitaan Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 10 September 2025
Peneliti BRIN Siti Zuhro Bicara Optimalisasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Indonesia
BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China
Ekspedisi bertajuk Collision Process Between the Java and Australia and Its Impacts on Geohazard tersebut dilakukan atas kerja sama BRIN dengan Second Institute of Oceanography (SIO) dari China, dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China
Bagikan