Kesehatan

Hati-Hati, Obesitas Bisa Menurun pada Anak

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 18 April 2022
Hati-Hati, Obesitas Bisa Menurun pada Anak

Banyak gen yang berhubungan dengan obesitas, yang diwarisi dari kedua orangtua. (freepik/tirachardz)

Ukuran:
14
Audio:

BANYAK faktor yang berkontribusi terhadap obesitas pada masa kanak-kanak, termasuk, predisposisi genetik (dan epigenetik), kecenderungan sosial terhadap asupan kalori yang lebih tinggi, dan obesitas orang tua.

Studi epidemiologis secara konsisten menemukan bahwa orang tua yang obesitas sering membesarkan anak-anak yang obesitas. Studi terbaru telah meneliti mekanisme biologis potensial yang mendasari transmisi obesitas antargenerasi tersebut.

Baca Juga:

Obesitas dan Gaya Hidup Buruk jadi Biang Sakit Diabetes

"Banyak gen yang berhubungan dengan obesitas, yang diwarisi dari kedua orangtua, secara istimewa diekspresikan di daerah otak yang bertanggung jawab atas pengaturan diri dari perilaku mencari makanan, terutama makanan yang sangat bermanfaat," tulis Gary L Wenk, PhD, seorang profesor psikologi, ilmu saraf, virologi molekuler, imunologi dan genetika medis di Ohio State University, AS.

"Dua dari wilayah otak yang paling penting yang mengandung sirkuit pengaturan diri ini adalah korteks prefrontal lateral dorsal dan girus cingulate anterior," ujarnya dalam artikel yang ditulisnya di Psychology Today (13/4).

Daerah otak yang bertanggung jawab atas pengaturan diri dari perilaku mencari makanan diturunkan dari orangtua. (Foto: 123RF/troyanphoto)

Penelitian terkini tersebut mempertimbangkan apakah paparan prenatal seorang anak terhadap obesitas orang tua memengaruhi fungsi normal sirkuit pengaturan diri otak. Para ilmuwan menyelidiki hubungan antara Body Mass Index (BMI) ayah, BMI ibu (baik sebelum hamil dan saat ini), dan reaktivitas daerah otak tertentu terhadap isyarat makanan pada 76 anak sehat berusia 7 hingga 11 tahun (28 laki-laki, 48 perempuan; 89,5 persen adalah prapubertas; 63,2 persen memiliki berat badan normal, 11,8 persen kelebihan berat badan, dan 25 persen obesitas).

Gen yang lebih berpengaruh

Dengan penelitian tersebut, para ilmuwan ingin menentukan apakah gen terkait obesitas yang diturunkan dari ayah atau ibu yang obesitas bertanggung jawab atas perubahan aktivitas dalam sirkuit pengaturan diri di otak anak mereka.

"Mirip dengan temuan penelitian sebelumnya, jika salah satu orang tua mengalami obesitas, keduanya juga mengalami obesitas. Selain itu, anak dari orang tua yang obesitas juga mengalami obesitas," Wenk menekankan.

Baca Juga:

Rutin Minum Tetap Bisa Membuat Dehidrasi

BMI ibu berkisar antara 19,63-58,85; BMI ayah berkisar antara 22,60 hingga 46,99. BMI ayah secara signifikan terkait dengan BMI ibu, dan keduanya secara signifikan berkorelasi dengan BMI anak mereka.

Studi Functional Magnetic Resonance Imaging pada anak-anak mengungkapkan aktivitas korteks prefrontal lateral dorsal dan girus cingulate anterior adalah yang paling responsif terhadap isyarat makanan.

Hasil studi resonance imaging itu menunjukkan bahwa tingkat obesitas ibu secara signifikan berkorelasi dengan aktivasi yang tidak memadai dari daerah otak pengaturan diri pada anak-anaknya. Tingkat obesitas ayah tidak berpengaruh pada respon daerah otak ini.

BMI ayah dan Ibu, keduanya secara signifikan berkorelasi dengan BMI anak mereka. (Foto: 123RF/fotodrobik)

"Biasanya, korteks prefrontal lateral dorsal dan gyrus cingulate anterior mengatur kontrol diri diet kita. Tugas mereka adalah menghambat keinginan kita untuk makan makanan enak yang mengandung lemak, garam, dan gula," dia menjelaskan.

Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu obesitas mewarisi otak yang sirkuit pengaturan dirinya mungkin tidak bereaksi dengan tepat terhadap isyarat makanan yang bermanfaat.

"Respon yang terganggu dari dua wilayah kritis ini dapat meningkatkan risiko obesitas pada masa kanak-kanak dan menjelaskan insiden obesitas antargenerasi," demikian tutup Gary L Wenk. (aru)

Baca Juga:

Obesitas Membuat Siklus Menstruasi Terganggu

#Kesehatan #Diet #Obesitas #Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan