Kesehatan

Hati-Hati Memilih Air untuk Memasak

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Senin, 15 Agustus 2022
Hati-Hati Memilih Air untuk Memasak

Gunakan air bersih untuk memasak. (Unsplash/Jason Briscoe)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MEMASTIKAN air yang digunakan saat memasak sudah bersih dan baik adalah penting bagi kesehatan. Meskipun keberadaan air mudah ditemukan, tapi tidak semua air bisa digunakan untuk mengolah bahan makanan.

Dalam proses memasak, air memiliki fungsi yang sangat penting mulai dari membersihkan, melarutkan, melunakkan, memanaskan, hingga mematangkan bahan makanan. Melihat pentingnya peran air untuk memasak, tidak heran bila air yang digunakan perlu terjaga kebersihan dan keamanannya. Dengan begitu, makanan yang dimasak bisa lebih aman dan tidak menyebabkan penyakit.

Arsenik dan timbal merupakan contoh bahan kimia yang ada dalam air. Jika sampai masuk dan menumpuk dalam tubuh, arsenik bisa menyebabkan muntah, sakit perut, diare, hingga kanker. Sedangkan timbal dapat menyebabkan perkembangan fisik dan mental pada bayi dan anak-anak. Pada orang dewasa, mengonsumsi air yang terkontaminasi timbal dapat menimbulkan masalah ginjal dan tekanan darah tinggi.

Baca juga:

Apakah Memasak Menggunakan 'Air-Fryer' Lebih Sehat?

Hati-Hati Memilih Air untuk Memasak
Penggunaan air menentukan rasa makanan. (Unsplash/Mor Shani)

Selain senyawa kimia, air untuk memasak juga bisa mengandung parasit, bakteri, atau virus penyebab penyakit. Beberapa di antaranya seperti E. Coli, Campylobacter, Salmonella, Enterovirus, hingga Rotavirus. Cemaran-cemaran tersebut berasal dari feses hewan atau manusia yang terdapat di sekitar sumber air dan masuk ke dalam air.

Mengutip laman Alodokter, kamu disarankan menggunakan air yang bersih, jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Air yang berwarna bisa menunjukkan adanya kandungan mineral yang terlalu banyak, seperti tembaga, timbal, besi, atau mangan. Sementara air yang memiliki bau, seperti bau belerang, telur busuk, atau amis, menunjukkan adanya kandungan bakteri.

Baca juga:

Aktivitas di Rumah Jadi Lebih Sehat dengan Air Fryer

Hati-Hati Memilih Air untuk Memasak
Tetap jaga makanan untuk kesehatan keluarga. (Unsplash/Jimmy Dean)


Ketika memasak, kamu bisa menggunakan air mentah yang direbus atau air mineral dalam kemasan. Kedua pilihan tersebut punya keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Meskipun merebus air mampu menurunkan kemungkinan cemaran akibat bakteri, termasuk E. Coli. Tetapi ada kemungkinan bakteri lain masih terdapat dalam air minum. Risiko kontaminasi bahan-bahan kimia dan logam berat lainnya pada air rebusan juga tidak bisa disingkirkan.

Penggunaan air mineral untuk memasak selain menghindarimu dari air terkontaminasi yang berisiko menyebarkan penyakit, akan membantu menambahkan mineral di dalam masakan.

Nah itulah pentingnya memperhatikan air untuk memasak. Penggunaan air yang bersih dan bebas kuman tentunya baik untuk kesehatanmu dan keluarga. (and)

Baca juga:

Masak tanpa Minyak, Bikin Kentang Goreng Air Fryer Aja

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan