Hari Udara Bersih Internasional, Tindakan Kecil untuk Kurangi Pencemaran

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 07 September 2022
Hari Udara Bersih Internasional, Tindakan Kecil untuk Kurangi Pencemaran

Tanpa udara bersih, hidup manusia akan berlangsung lebih singkat.(Foto: Unsplash/Chris Leboutillier)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TIAP 7 September, warga dunia memperingati Hari Udara Bersih Internasional. Peringatan ini bertujuan untuk menyadarkan warga dunia tentang pentingnya kualitas udara yang baik dan mengurangi pencemaran udara.

Manusia bisa tahan beberapa hari tanpa makan dan minum. Tapi tanpa udara, hidup manusia akan berlangsung lebih singkat. Karena itu, menjaga kualitas udara berarti ikut melanggengkan hidup bersama.

Berdasarkan laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2021, Selasa (22/3/2022), Indonesia sempat mendapatkan rapor merah terkait kualitas udara. Indonesia menempati peringkat ke-17 sebagai negara paling berpolusi udara di dunia dengan dengan konsentrasi PM2,5 tertinggi yakni 34,3 μg/m3. Tak hanya itu, Indonesia juga menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara sebagai negara yang berpolusi udara. Kota Jakarta mendapatkan peringkat ke-12, Surabaya ke-11, dan Bandung ke-13.

Karuan laporan ini bikin kelompok masyarakat yang peduli lingkungan mendesak pemerintah berbuat lebih banyak untuk mengurangi pencemaran udara.

Luckmi Purwandari, Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengatakan sebenarnya pemerintah telah sejak lama mengupayakan mutu udara Indonesia berada dalam kualitas baik.

"Tindakan mengurangi pencemaran udara harus dilakukan secara terus-menerus atau konsisten dan bersama-sama. Tidak cukup hanya oleh pemerintah, tapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Luckmi dalam diskusi daring "In Pursuit of Breathable Cities" yang digelar Shirvano Consulting, Sabtu (3/9/22).

Baca juga:

Polusi Udara Tingkatkan Risiko Diabetes

hari udara bersih internasional
Kara Carolluna dan Luckmi Purwandari berbicara tentang tindakan-tindakan untuk mengurangi pencemaran udara dalam diskusi daring "In Pursuit of Breathable Cities". (Tangkapan Layar)

Menurut Luckmi, pemerintah melalui KLHK telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kualitas udara Indonesia. Peran pemerintah terlihat dalam pembuatan berbagai peraturan dan kebijakan untuk mengendalikan pencemaran udara. Peraturan dan kebijakan itu terus-menerus diperbaiki dan ditambah berdasarkan pertimbangan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian.

Luckmi menerangkan, pemerintah Indonesia menginventarisasi sumber pencemaran udara berasa dari dua hal : sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. Contoh sumber bergerak adalah kendaraan bermotor.

"Inventarisasi emisi di 28 kabupaten atau kota di Indonesia selama 2012-2021 menunjukkan 70 persen beban emisi di perkotaan dikontribusikan oleh kendaraan bermotor," kata Luckmi.

Melihat kenyataan, pemerintah membuat serangkaian kebijakan untuk mendorong perbaikan kualitas udara dari sumber bergerak. Antara lain mengeluarkan peraturan tentang kewajiban uji emisi, mendorong intervensi pemerintah kabupaten atau kota untuk menerapkan transportasi ramah lingkungan pada program Langit Biru, dan kemitraan dengan komunitas, masyarakat, pelaku usaha, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah dalam kegiatan gerakan masyarakat untuk memperbaiki kualitas udara.

Sementara sumber pencemaran udara tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat. Misalnya kebakaran hutan, pembakaran sampah, dan industri. Terkait ini, Luckmi pun mengutarakan pemerintah telah mengeluarkan peraturan dan kebijakan untuk mencegah pencemaran udara.

Meski peraturan dan kebijakan telah dibuat oleh pemerintah, peran masyarakat dalam mengurangi pencemaran udara tak bisa dilepaskan begitu saja. Kara Carolluna, Head of External Marketing Green Welfare Indonesia, mengatakan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi dampak pencemaran udara.

Baca juga:

Polusi Udara Berperan dalam Peningkatan Kasus Autoimun

hari  udara bersih internasional
Meski peraturan dan kebijakan telah dibuat oleh pemerintah, peran masyarakat dalam mengurangi pencemaran udara tak bisa dilepaskan begitu saja. (Foto: Unsplash/Photoholgic)

Luna menyarankan bagi warga yang tinggal di kota, dapat menggunakan public transport. Sementara bagi warga lainnya, dia meminta agar mulai menerapkan composting atau pengomposan.

Composting adalah proses alami mendaur ulang bahan organik, seperti daun dan sisa makanan, menjadi pupuk berharga yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman. Composting juga akan mempunyai dampak pada berkurangnya produksi sampah. Karena composting mensyarakatkan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang.

Ada pula tindakan lain yang bisa mengurangi pencemaran udara sekaligus jadi kegiatan yang menyenangkan. "Itu adalah menanam pohon mangrove. Satu hektare mangrove mampu menyerap 39,75 ton CO2 per hektare per tahun," kata Luna.

Menurut Luna, tindakan-tindakan kecil itu dapat mempunyai dampak besar bila dilakukan bersama-sama. Dia sendiri berupaya menularkan kebiasaannya menggunakan transportasi publik, composting, dan menanam mangrove pada orang-orang terdekatnya. Tapi tak jarang dia mendapat cibiran.

"Ada yang bilang ih ribet banget ya," kata Luna.

Luna tak patah arang dengan cibiran tersebut. Dia terus berupaya meyakinkan orang-orang terdekatnya tentang pentingnya menjaga kualitas udara demi masa depan generasi esok.

Generasi sebelumnya mungkin tak terlalu peduli pada kualitas udara. Tapi generasi milenial seperti Luna mulai tergerak untuk memperbaiki kualitas udara. Luna percaya generasi milenial mampu melakukan banyak hal untuk menyelamatkan udara bersih.

Luna percaya pada tiga kredo ini. "Start from yourself. There's nothing better than a small steps from your intention. Say it louder. Be impactful through positive campaign. Unleash your potential. Everyone is the main character, grow your potential," ujar Luna.

Udara bersih adalah hak tiap generasi. Tak ada alasan untuk menunda langkah-langkah kecil untuk memperbaiki kualitas udara dan memperpanjang hayat generasi. (dru)

Baca juga:

Kurangi Polusi Udara dengan 5 Hal Ini

#Polusi Udara #Pencemaran Udara
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Ajaib! Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Sabet Kategori Baik WHO, Warga Boleh Buka Jendela Tanpa Takut Batuk
Dengan kondisi udara yang baik ini, warga bahkan disarankan untuk membuka jendela agar dapat menikmati udara bersih yang masuk dari luar
Angga Yudha Pratama - Selasa, 11 November 2025
Ajaib! Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Sabet Kategori Baik WHO, Warga Boleh Buka Jendela Tanpa Takut Batuk
Indonesia
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Masyarakat kini dapat memantau kondisi lingkungan secara real-time melalui portal udara.jakarta.go.id dan aplikasi JAKI
Angga Yudha Pratama - Jumat, 31 Oktober 2025
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Indonesia
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Berbeda dengan sanksi hukum yang bersifat mengikat, sanksi sosial lebih menekankan pembinaan moral dan tanggung jawab kolektif.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Indonesia
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Praktik pembakaran sampah itu membuat mikroplastik serta zat berbahaya seperti dioksin terlepas ke udara dan kembali jatuh ke tanah saat terjadinya hujan.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Indonesia
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Mikroplastik ini terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara
Angga Yudha Pratama - Jumat, 24 Oktober 2025
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Indonesia
Udara Jakarta Tidak Sehat Pada Selasa (21/10) Pagi, Terburuk ke-6 Dunia
Masyarakat Jakarta disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Udara Jakarta Tidak Sehat Pada Selasa (21/10) Pagi, Terburuk ke-6 Dunia
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Terus Meroket, Kenali Gejala dan Penyebabnya
ISPA dapat dicegah dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Terus Meroket, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Indonesia
Hari Ini Kualitas Udara Serpong Terburuk di Indonesia, Jakarta Nomor 3
Laman IQAir menempatkan Kota Serpong di peringkat pertama kualitas udara terburuk di Indonesia hari ini, dengan indeks kualitas udara sebesar 186.
Wisnu Cipto - Selasa, 07 Oktober 2025
Hari Ini Kualitas Udara Serpong Terburuk di Indonesia, Jakarta Nomor 3
Indonesia
Hari Ini Udara Jakarta Peringkat Terburuk Dunia Versi IQAir, Data Pemprov Cuma Catat 2 Titik
Masyarakat dianjurkan untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
Hari Ini Udara Jakarta Peringkat Terburuk Dunia Versi IQAir, Data Pemprov Cuma Catat 2 Titik
Indonesia
Jakarta di Posisi 3 sebagai Kota dengan Udara Terburuk di Dunia Hari Ini
Ini berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir.
Frengky Aruan - Kamis, 02 Oktober 2025
Jakarta di Posisi 3 sebagai Kota dengan Udara Terburuk di Dunia Hari Ini
Bagikan