Harga Lebih Murah, Amankah mengonsumsi Telur Infertil?


Dianggap sebagai produk gagal. (Foto: Unsplash/Jakub Kapusnak)
PERNAHKAH kamu mendengar istilah telur infertil? Ya, telur infertil kerap dijual di pasaran. Karena harga per kilonya dibanderol miring, tidak heran bila banyak masyarakat yang membeli telur infertil sebagai pengganti telur biasa yang lebih murah. Namun, apakah telur jenis ini aman untuk dikonsumsi?
Baca juga:
Bergantung pada fungsinya, peternakan ayam dibagi menjadi dua, yaitu peternakan ayam penghasil telur konsumsi dan peternakan ayam untuk dikembangbiakan agar bisa menghasilkan daging. Ayam betina tetap bisa menghasilkan telur meski tanpa ayam jantan.
Karenanya, ayam-ayam yang dikumpulkan pada peternakan yang berfokus pada produksi telur tidak digabung tempat inttgalnya dengan ayam jantan. Telur yang dihasilkan dari ayam pada peternakan inilah yang menjadi telur konsumsi.

Berbeda dengan ayam yang tinggal di peternakan untuk produksi daging. Pada peternakan ini, ayam betina hidup bersama ayam jantan agar pembuahan bisa terjadi. Telur yang dihasilkan oleh ayam betina ini disebut sebagai telur bertunas.
Bila telur bertunas berhasil menetas menjadi anak ayam, berarti telur tersebut adalah telur fertil. Sedangkan, jika telur tidak mengalami perubahan walau telah dieramkan, maka telur ini adalah telur infertil.
Telur infertil sendiri adalah telur yang seharusnya menjadi bibit awal anak ayam, namun gagal menetas dalam proses pengeraman. Telur infertil diproses untuk emnajdi day old chick (DOC) atau yang disebut sebagai bibit.
Baca juga:
Bangun Otot Lebih Cepat? Jangan Hanya Makan Putih Telur Saja!
Mengutip laman Hellosehat, telur ini juga kerap dianggap sebagai produk buangan atau produk yang tidak terpakai dari ternak pembiayakan ayam.
Dikutip dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, konsums telur ayam ras di Indonesia telah mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,75 persen per tahunnya sejak 1987 sampai 2015.
Penjualan telur infertil yang semakin ramai sebenarnya telah dilarang bahkan diatur di Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Harganya yang murah menjadi alasan utama atas distribusi telur tersebut.

Telur ini sebenarnya aman dan boleh dikonsumsi, namun hanya bisa bertahan sampai seminggu. Berbeda dengan telur biasanya yang bisa bertahan sampai 30 hari di suhu ruangan.
Jika sudah busuk, telur infertil akan terkontaminasi bakteri salmonella yang dapat menyebabkan penyakit salmonellosis. Gejalanya ditandai dengan diare, kram pada sekitar perut, pusing, muntah-muntah, dan demam.
Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi telur ras yang memang diproduksi untuk bahan makanan sehari-hari. Terlepas dari jenis telurnya, pastikan juga telur yang dikonsumsi masih dalam keadaan yang baik.
Untuk mengetahuinya, kamu bisa memasukkan sebutir telur ke dalam segelas air. Bila telur tetap tenggelam, besar kemungkinan telur masih segar.
Berbeda jika telur mengapung dan saat dipecahkan mengeluarkan bau tidak biasa, jangan dimakan dan segera sisihkan. (and)
Baca juga:
Cuma Ada Telur? Tenang, 3 Resep Kekinian Ini Bisa Dicoba di Rumah
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
