Gula Pasir dan Gula Batu, Apa Bedanya?


Ternyata ada perbedaan antara gula pasir dan batu. (Unsplash/jason)
GULA termasuk gula batu atau pasir kerap digunakan sebagai pemanis dan pengawet alami pada makanan. Meskipun bentuk keduannya berbeda, kandungan nutrisi yang ada dalam kedua gula ini kurang lebih sama.
Dilansir dari Alodokter, gula merupakan hasil metabolisme dari karbohidrat yang terkandung pada makanan, misalnya nasi atau roti. Namun selain diperoleh dari metabolisme karbohidrat, gula tambahan juga umumnya bisa diperoleh dari makanan atau minuman yang mengandung pemanis, seperti gula pasir.
Baca juga:

Tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, gula bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Konsumsi gula berlebihan diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes tipe dua.
Selain itu, adapula yang menyatakan konsumsi gula berlebih sering dikaitkan dengan munculnya jerawat, mempercepat penuaan, bahkan meningkatkan risiko terkena sakit jantung hingga kanker.
Seiring meningkatnya pemahaman masyarakat terkait pemakaian gula pasir berlebih dan dampak burukya terhadap kesehatan, beberapa orang mencari alternatif dengan pemanis lainnya. Salah satu pilihannya yang dianggap lebih baik jatuh kepada gula batu.
Namun, tahukah kamu bahwa bahan dasar yang digunakan untuk membentuk gula batu adalah larutan gula cair. Larutan tersebut kemudian diendapkan atau dikristalisasi sehingga menghasilkan gula yang keras layaknya batu. Karena bentuknya yang besar, gula tersebut dikenal dengan sebutan gula batu.
Baca juga:

Baik gula pasir maupun gula batu berasal dari bahan yang sama. Jenis zat gula yang terdapat pada kedua jenis gula ini pun sama, yaitu sukrosa. Dalam 100 gram gula pasit terdapat karbohidrat sebanyak 100 gram. Sedangkan dalam 100 gram gula batu terdapat sekitar 163 gram karbohidrat.
Perlu diingat bahwa faktor utama yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi gula adalah jumlah yang dikonsumsi. Jangan mengonsumsi gula secara berlebih untuk menjaga kesehatan.
Sebagaimana yang telah disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, konsumsi gula yang aman bagi kesehatan tubuh maksimal 50 gram atau setara dengan empat sendok makan setiap harinya.
Untuk lebih amannya, disarankan untuk mengurangi makanan yang banyak mengandung gula berlebih. Seperti minuman kemasan, es krim, permen dan sejenisnya. Gunanya untuk menghindarkan tubuh dari risiko penyakit yang telah disebutkan di atas atau untuk menjaga kesehatan lebih lanjut. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
