Gugus Tugas Ungkap Kelompok Ini Lebih Berisiko Meninggal Akibat Corona


. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo. (ANTARA/Humas BNPB/M Arfari Dwiatmodjo)
MerahPutih.Com - Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut, dari data yang dihimpun, laki-laki yang meninggal akibat terpapar Covid-19 lebih tinggi dibandingkan perempuan.
“Kami sampaikan bahwa antara pria dan wanita yang terpapar covid itu dan juga meninggal laki-laki memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu 63,3 persen sementara wanita 36,7 persen,” ujar Doni saat memberikan keterangan pers, Rabu (27/5).
Baca Juga:
Pandemi Corona Diklaim Tak Mampu Kembalikan Kehidupan Normal Seperti Sedia Kala
Menurut Doni, kelompok masyarakat yang memiliki penyakit komorbid terpapar virus corona paling tinggi, yakni para penderita hipertensi, diikuti oleh penderita diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronis, gangguan napas, penyakit ginjal, asma, kanker, TBC, penyakit hati, dan gangguan imun.

“Ini adalah kondisi penyerta positif covid berturut-turut dari mulai hipertensi yang tertinggi,” tambahnya.
Pemerintah sedang menyiapkan protokol tatanan hidup baru (new normal) di tengah pandemi virus Corona.
Selain memenuhi kriteria terkait Corona, kesiapan kepala daerah menjadi salah satu syarat.
Pria berpangkat Letjen ini merinci kriteria apa saja yang harus dipenuhi daerah untuk bisa diberi kelonggaran aktivitas sosial dan ekonominya. Salah satunya soal jumlah kasus positif Corona yang harus nyaris steril.
"Kami tetap akan berkonsultasi dengan Bapak Menteri Bappenas (Suharso Monoarfa) dan juga Bapak Menteri Perekonomian (Airlangga Hartarto) sehingga nanti daerah-daerah yang tentunya akan diberi kelonggaran atau ditawarkan beraktivitas lebih luas itu juga berdasarkan kesanggupan dari daerah," ungkap Doni Monardo.
Baca Juga:
Menurut Doni, pemerintah akan melihat kesiapan dari kepala daerah sebelum memberi izin apakah akan membuka kembali roda sosial dan perekonomian di wilayah tersebut.
"Sehingga pemerintah pusat memberikan sebuah data untuk bisa dibuka tetapi apakah itu langsung dibuka atau tidak, itu sangat ditentukan oleh kesiapan daerah, terutama kesanggupan dari bupati/wali kota dan juga gubernur," tutur Kepala BNPB itu.(Knu)
Baca Juga:
PDIP Pastikan Haul Bung Karno di Blitar Tetap Digelar dengan Protokol COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
