Pandemi Corona Diklaim Tak Mampu Kembalikan Kehidupan Normal Seperti Sedia Kala


Jubir Pemerintah Achmad Yurianto (Foto: antarnews)
MerahPutih.Com - Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menegaskan, bahwa situasi yang sedang dihadapi belum normal.
Yurianto menjelaskan, seluruh dunia sudah mengakui ini bahwa manusia di seluruh dunia ini tidak bisa kembali ke kondisi normal seperti jaman dulu lagi sebelum ada pandemi COVID-19.
Baca Juga:
Tanpa Kehadiran Ibunda, AHY Akui Berat Jalani Lebaran Kali ini
"Kita harus membuat paradigma baru, kita harus mengubah kebiasaan-kebiasaan kita menuju ke kebiasaan yang baru," ujar Yuri di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (24/5).
Kendati diharuskan hidup normal dengan cara baru, produktifitas masyarakat tidak boleh mundur setapak pun.

Namun, produktifitas masyarakat tersebut harus dibarengi dengan mentaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemeritah agar aman dari Covid-19.
Menurutnya, hal tersebut merupakan strategi untuk mengubah cara hidup masyarakat.
"Inilah strategi yang harus kita lakukan dengan cara mengubah cara hidup kita masing-masing," terang dia.
Ia hanya mengimbau masyarakat agar jangan sampai tertular Covid-19.
"Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menjaga jangan sampai terinfeksi. Menjaga jangan sampai tertular penyakit ini," ujar Yurianto.
Hingga saat ini, lanjutnya, para ahli di seluruh dunia masih bekerja keras untuk betul-betul bisa memahami tentang Covid-19.
Tujuannya agar bisa menemukan obat yang terpilih dan vaksin yang bisa digunakan untuk memunculkan kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Oleh karenanya, pencegahan penularan menjadi sangat penting. Salah satu upaya pencegahan yakni dengan memahami benar bagaimana cara penularan Covid-19.
"Lalu siapa yang bisa menularkan dan bagaimana caranya menularkan, ini yang paling harus kita pahami. Sehingga nantinya kita bisa menerapkan upaya new normal untuk memutus pencegahan Covid-19," tegas Yuri.
Upaya new normal yang dimaksud antara lain dengan mencuci tangan memakai sabun dan air yang mengalir, memakai masker jika berada di luar rumah, menjaga jarak dalam komunikasi sosial, tidak berkerumun dan membuat kerumuman di tempat umum dan sebagainya.
Baca Juga:
Wapres Ma'ruf Amin Sebut Perayaan Idulfitri 1441 H Berbeda dari Tahun-Tahun Sebelumnya
Pemerintah telah memeriksa 248.555 spesimen terkait Covid-19 per Minggu (24/5). Dengan pemeriksaan itu, jumlah kasus positif corona bertambah 526 orang sehingga totalnya 22.271.
Pemeriksaan spesimen menggunakan real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).
Setelah mengetahui hasil tes, pemerintah memastikan akan melaksanakan tracing kasus secara agresif sebagai bagian penyelidikan epidemologi. Muara dari ini yakni isolasi yang ketat.(Knu)
Baca Juga:
Solo KLB COVID-19, Warga Tetap Adakan Salat Idul Fitri di Masjid
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Fase Pemulangan Haji Dimulai, DPR Minta Kemenkes Awasi Kesehatan Jemaah

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
