'Godfather of Broken Heart' Tak Lagi Menggoyang Panggung


Didi 'Godfather of Brokenheart' Kempot. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)
FENOMENA adalah kata yang tepat menggambarkan sosok Didi Kempot. Di era milenial ini penyanyi campursari bernama lengkap Donisius Prasetyo berhasil mengikat penggemarnya dari berbagai usia dan status sosial bahkan lintas suku bangsa dalam Sobat Ambyar.
Adik dari pelawat terkenal, Mamiek Prakoso ini, pernah ngamen keliling Surakarta, Yogyakarta dan beberapa kota lainnya pada sekitar tahun 1984. Dalam wawancaranya pada program Kick Andy beberapa waktu yang lalu, dia cenderung lebih mengikuti ibunya yang penyanyi keroncong. Ketimbang bapaknya yang pelawak.
Baca Juga:

Pria kelahiran 31 Desember 1966 ini kemudian mengadu keberuntungannya ke Jakarta pada tahun 1987 tetap sebagai pengamen. Dari sinilah kemudian muncul istilah Kempot yang merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar. Nama yang dipakainya sampai akhir hayatnya.
Sebari mengamen kelompok ini juga menyiapkan demo rekaman yang dijajakan ke berbagai studio di Jakarta. Demo rekaman ini kemudian menarik perhatian studio rekaman besar di Indonesia, Musca's Studio. Maka pada tahun 1989 meluncurlah album Cidro. Kreativitas lagu Didi tidak jauh dari cinta dan patah hati. Tema yang disukai pasar Indonesia. Namun kelebihan lagu miliknya adalah membuat pendengarnya bergoyang meskipun dalam bungkus patah hati.
Dekade 1990-an adalah masa keemasan Didi Kempot. Namanya langsung melejit dalan genre campursari. Didi kemudian tampil dari panggung ke panggung dan mulai menarik banyak penggemar. Penggemarnya ini menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang diikat dalam Sobat Ambyar.
Baca Juga:
Fakta Di Balik 5 Lagu Campursari Paling Galau Dari Didi Kempot

Jejak karier Didi Kempot tak hanya di Nusantara saja. Dia adalah superstar di Suriname. Kunjungannya ke negara itu sudah tak terhitung dengan banyak konser. Dari Suriname, Didi melangkah sampai ke Belanda. kembali ke Indonesia sekitar tahun 1998 untuk kemudian merilis lagu hitnya yang paling luas Stasiun Balapan di tahun 1999.
Semenjak saat itu namanya kian menanjak dan menanjak. Bahkan dalam era milenial popularitasnya tidak berkurang sama sekali. Malahan kian meluas hingga tampil dalam berbagai acara-acara musik bergengsi di Indonesia. Kehadirannya selalu berhasil menarik perhatian orang.
Meskipun statusnya adalah superstar, namun Didi tetaplah Didi. Dia tetap pribadi yang sederhana dan menghormati semua orang. Kalau di atas panggung bersama musisi lain, ia selalu memberikan ruang pada musis itu meskipun dia adalah bintang yang sesungguhnya. (psr)
Selamat jalan Godfather of Brokenheart!
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
HE3X Kembali dengan Single 'Where Do We Go?', Resapi Kegamangan Banyak Orang lewat Irama Melankolis

Danilla Hadirkan Single 'Di Batas Malam' untuk Soundtrack Film Horor 'Shutter', Simak Lirik Lagunya

Shakirra Vier Ceritakan Pengalaman Cinta Pertama di Lagu 'Tatap Mata', Simak Lirik Lengkapnya

Cakra Khan Hadirkan Lagu 'Tak Sejalan', Ketika Cinta Semata Tak Cukup untuk Pertahankan Hubungan

Lakon 'Tanggeria': BATDD x Dongker Satukan Musik, Teater, dan Imajinasi

'Tak Ingin Usai' Masih Jadi Lagu Terpopuler Keisya Levronka, Simak Lirik Lengkapnya

Eksperimen Tanpa Batas, bbno$ Hadirkan 21 Lagu dalam Album Terbarunya

Tanpa Label dan Ambisi, Sezairi Hadirkan Album 'The Art of Surrender'

Isyana Sarasvati Jelajahi Sisi Batin Lewat Lagu Terbaru ‘I’m on My Way’
Elijah Woods Rilis Album Perdana 'Can We Talk?', Padukan Emosi Jujur dan Energi Pop yang Memikat
