Geram Pendataan Bansos Semrawut, Ketua MPR Tegur Pemerintah

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 12 Mei 2020
Geram Pendataan Bansos Semrawut, Ketua MPR Tegur Pemerintah

Arsip-Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyerahkan bantuan paket sembako kepada warga di Jakarta Utara, Selasa (21/4/2020). ANTARA/HO/Dok-Humas MPR/am.

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Ketua Majelis Permusyawarakatan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengkritik belum kunjung rampungnya pendataan bantuan sosial (bansos) di daerah luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Menurut Bamsoet, hal itu malah menjadi kendala pemerintah pusat dalam menyalurkan bantuan sosial (bansos) bagi warga yang terkena dampak wabah COVID-19.

Baca Juga:

Update Corona DKI Selasa (12/5): Kasus Sembuh Bertambah 427 Orang dari Hari Sebelumnya

Bamsoet mendesak pemerintah pusat meminta pemerintah daerah untuk merangkul kepala rukun warga (RW) dalam melakukan verifikasi data penerima bansos, agar data yang diperlukan dapat segera rampung sebelum hari Raya Idulfitri 1441 H.

''Sehingga mereka yang berhak menerima dapat segera menikmati bantuan dari pemerintah," terang Bamsoet dalam keteranganya, Selasa (12/5).

Ia menambahkan, pemerintah daerah perlu memprioritaskan pemberian data ke pemerintah pusat, dengan demikian bantuan nanti diutamakan datang dari pemerintah pusat.

"Ini mengingat prosedur penyaluran bansos yang dilakukan pusat melalui proses yang panjang," tambah Bamsoet.

Politikus Golkar ini menyebut, pemda perlu membuka data penerima bansos dengan mengumumkan nama-nama penerima serta menempelkan daftar penerima bansos sembako dan dana tunai di kantor-kantor kelurahan dan desa.

Dengan demikian, masyarakat bisa mengakses dan mengetahui siapa saja penerima bansos.

"Karena banyaknya keluhan terkait distribusi bansos sembako dan dana tunai diterima oleh yang tidak berhak," jelas Bamsoet.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada para warakawuri dan veteran di berbagai lingkungan asrama keluarga besar TNI di Jakarta, Senin (11-5-2020). ANTARA/dokumentasi pribadi
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada para warakawuri dan veteran di berbagai lingkungan asrama keluarga besar TNI di Jakarta, Senin (11-5-2020). ANTARA/dokumentasi pribadi

Sementara, bagi pemerintah pusat maupun daerah perlu juga evaluasi pelaksanaan penyaluran bansos, mengingat dampak bantuan sosial kepada masyarakat merupakan hal yang sensitif.

"Sehingga bila ada kesalahan dalam penyaluran berpotensi menimbulkan kekecewaan dan bisa menimbulkan keributan di lapangan," tutup Bamsoet

Sejak diumumkan pada awal Maret 2020, bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak pandemi virus corona menuai beragam masalah.

Kesemrawutan data penerima bantuan memantik perdebatan sengit antara pemerintah pusat dan daerah.

Baca Juga:

Kaji Alasan Bolehkan Warga di Bawah 45 Tahun Beraktivitas Kerja, Pemerintah: Tumpuan Keluarga dan Produktif

Perdebatan semakin memanas saat Menteri Sosial Juliari Batubara membawa kisruh data bansos ke Rapat Kerja Komisi VIII. Juliari mengklaim menemukan sejumlah kejanggalan dalam urusan penyaluran bansos di Jakarta.

Politikus PDIP itu mengaku telah terjun ke 15 titik di Ibu Kota. Hasilnya, ia menemukan sasaran bansos telah menerima bantuan dari Pemprov DKI Jakarta.

"Pada saat ratas terdahulu, kesepakatan awalnya tidak demikian. Gubernur DKI meminta bantuan pemerintah pusat untuk meng-cover bantuan yang tidak bisa di-cover oleh DKI," kata Juliari dalam Rapat Kerja Komisi VIII yang disiarkan langsung akun Youtube DPR RI, Rabu (6/5).

Juliari menambahkan, hingga hari ini baru 955.312 KK dari sekitar 1,3 juta KK yang telah menerima bansos.

Dia beralasan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak kunjung mengirim data sisanya.

Dalam rapat itu juga, Juliari menyalahkan para kepala daerah dan dinas sosial di daerah atas kesemrawutan data bansos. Menurutnya, keterlambatan dan ketidaktepatan penyaluran bansos karena didasari unsur politik di daerah. (Knu)

Baca Juga:

Pemprov DKI Imbau THR Direksi, Komisaris dan Karyawan BUMD Dialokasikan Tangani Corona

#Bambang Soesatyo #Dana Bansos
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Digitalisasi Bantuan Sosial Diujicoba di Banyuwangi, Jika Sukses Negara Bakal Hemat Rp 14 Triliun
Jika uji coba di Banyuwangi berhasil digitalisasi PKH akan diperluas bertahap hingga skala nasional
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 03 September 2025
 Digitalisasi Bantuan Sosial Diujicoba di Banyuwangi, Jika Sukses Negara Bakal Hemat Rp 14 Triliun
Indonesia
Digitalisasi Bansos Diklaim Bakal Kurangi 34 juta orang miskin, Data BPS Orang Miskin 23,85 juta Orang
Penerapan digitalisasi bantuan sosial (bansos) bakal mengurangi 34 juta orang miskin selama masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Digitalisasi Bansos Diklaim Bakal Kurangi 34 juta orang miskin, Data BPS Orang Miskin 23,85 juta Orang
Indonesia
Pemprov DKI Cairkan KLJ, KAJ, dan KPDJ Agustus 2025, Sasar 165.375 Penerima
Bansos PKD disalurkan secara bertahap mulai Senin, 25 Agustus 2025, dengan nilai Rp 300.000 per bulan.
Dwi Astarini - Selasa, 26 Agustus 2025
Pemprov DKI Cairkan KLJ, KAJ, dan KPDJ Agustus 2025, Sasar 165.375 Penerima
Indonesia
Kerugian Dugaan Korupsi Distribusi Bansos Capai Rp 200 Miliar, Staf Ahli Menteri Diduga Terlibat
Budi belum dapat memberitahukan lebih lanjut mengenai langkah KPK untuk menghitung kerugian keuangan negara yang sebenarnya.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Kerugian Dugaan Korupsi Distribusi Bansos Capai Rp 200 Miliar, Staf Ahli Menteri Diduga Terlibat
Indonesia
600 Ribu Penerima Bansos Ternyata Pemain Judi Online, Jutaan Bantuan Salah Sasaran?
Syaifullah juga mengajak masyarakat dan media untuk berpartisipasi dalam mengawasi dan melaporkan ketidaksesuaian penerima bansos
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 Agustus 2025
600 Ribu Penerima Bansos Ternyata Pemain Judi Online, Jutaan Bantuan Salah Sasaran?
Indonesia
Modus Transaksi Judol Penerima Bansos Terbanyak Pakai Aplikasi Dana, Sisanya BCA dan 3 Bank BUMN
132.557 rekening penerima bansos teridentifikasi melakukan transaksi judol.
Wisnu Cipto - Kamis, 07 Agustus 2025
Modus Transaksi Judol Penerima Bansos Terbanyak Pakai Aplikasi Dana, Sisanya BCA dan 3 Bank BUMN
Indonesia
Transaksi Judol Penerima Bansos Capai Rp 542,5 M, Terbanyak dari Warga Jabar
Jawa Barat ada 49.431 orang pemain judi online dengan transaksi senilai Rp 199 miliar
Wisnu Cipto - Kamis, 07 Agustus 2025
Transaksi Judol Penerima Bansos Capai Rp 542,5 M, Terbanyak dari Warga Jabar
Indonesia
Pegang data PPATK, Mensos Coret 228 Ribu Nama Penerima Bansos Pemilik Rekening Anomali
PPATK menemukan profil rekening, identitas pekerjaan, hingga aktivitas mencurigakan dan saldo besar yang tak sesuai kategori penerima bansos.
Wisnu Cipto - Kamis, 07 Agustus 2025
Pegang data PPATK, Mensos Coret 228 Ribu Nama Penerima Bansos Pemilik Rekening Anomali
Indonesia
Banyak Penerima Bansos Punya Saldo Bank Rp 50 Juta Lebih, Validasi Data Kemensos Dipertanyakan
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan 56 rekening penerima bansos yang disalurkan Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki saldo di atas Rp 50 juta.
Wisnu Cipto - Kamis, 07 Agustus 2025
Banyak Penerima Bansos Punya Saldo Bank Rp 50 Juta Lebih, Validasi Data Kemensos Dipertanyakan
Indonesia
Saat Cairkan Bantuan Sosial Bermasalah, Ini Yang Harus Dilakukan
Penyaluran bantuan ini dibagikan merata berdasarkan panduan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Juli 2025
Saat Cairkan Bantuan Sosial Bermasalah, Ini Yang Harus Dilakukan
Bagikan