Gandeng Guru Besar Universitas Syiah Kuala dan Mentor Elsevier, Ravi Institute Ungkap Strategi Publikasi Bersih Praktik Publisher Predator di Indonesia

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 17 Mei 2025
Gandeng Guru Besar Universitas Syiah Kuala dan Mentor Elsevier, Ravi Institute Ungkap Strategi Publikasi Bersih Praktik Publisher Predator di Indonesia

Gandeng Guru Besar Universitas Syiah Kuala dan Mentor Elsevier, Ravi Institute Ungkap Strategi Publikasi Bersih Praktik Publisher Predator di Indonesia. (foto: Dok Ravi Institute)

Ukuran:
14
Audio:

MERAHPUTIH.COM - DUNIA publikasi ilmiah dicemari praktik kotor penerbitan jurnal predator. Praktik ini membahayakan integritas jurnal serta penulisnya. Dengan melihat fenomena ini, Ravi Institute, sebagai mitra resmi dari Researcher Academy Elsevier, menggelar webinar nasional bertajuk Kiat Publikasi Jurnal Scopus pada 12 dan 14 Mei 2025. Dalam webinar yang digelar selama dua hari tersebut, para pakar di bidang publikasi ilmiah memaparkan strategi publikasi bersih serta mengungkap praktik publisher predator di Indonesia.

Sesi pertama yang berlangsung 12 Mei 2025 menampilkan narasumber utama Prof Dr M Hasan, MSi dari Departemen Pendidikan Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala. Turut bergabung dalam diskusi panel DR dr Dedy Syahrizal, MKes yang merupakan Ketua PBBMI Provinsi Aceh dan Wakil Dekan II FK Universitas Syiah Kuala, Viqqi Kurnianda, PhD selaku Mentor Researcher Academy Elsevier dan peneliti dari University of the Ryukyus, Jepang, serta Dr Rahmad Rizki Fazli, SPd, MSi dari Departemen Pendidikan Kimia FKIP Universitas Syiahla sebagai pemandu kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Dedy menegaskan pentingnya momentum ini sebagai sarana peningkatan kapasitas publikasi dosen dan peneliti. Ia mengapresiasi komitmen Ravi Institute yang hadir tidak hanya untuk membimbing pemula, tetapi juga mendampingi para akademisi berpengalaman secara profesional.

Lebih jauh, Hasan memaparkan berbagai strategi penting dalam menyiapkan artikel ilmiah agar dapat menembus jurnal bereputasi. Ia menyoroti pentingnya memahami pola pikir reviewer, membaca metrik quartile, serta menyiapkan mental menghadapi proses publikasi kerap memakan waktu berbulan-bulan. “Publikasi memang melelahkan, tapi rasa lelah itu akan sirna ketika kita menerima kabar bahwa artikel kita diterima,” ujarnya memberi semangat.

Sementara itu, pada sesi kedua pada 14 Mei 2025, Ravi Institute menghadirkan Prof Dr Yunisrina Qismullah Yusuf, SPd, MLing, dari Departemen Bahasa Inggris FKIP Universitas Syiah Kuala, Viqqi Kurnianda, dan Ulung Jantama Wisha, SKel, MSc, PhD dari Badan Riset dan Inovasi Nasional sebagai pemandu kegiatan ini.

Dalam pemaparannya, Yunisrina membedah secara menyeluruh proses editorial dari sudut pandang seorang pemimpin redaksi jurnal bereputasi, mulai dari penyusunan artikel, manajemen naskah, hingga tantangan dalam proses peer-review.

Ia menegaskan proses publikasi yang sah tidak mungkin hanya membutuhkan waktu lima hari. “Proses publikasi resmi memang menuntut kesabaran. Untuk jurnal kami, Studies in English Language and Education Journal (Scopus Q1), masa peer-review dari submission hingga publikasi bisa memakan waktu hingga 1,5 tahun, dengan acceptance rate hanya 9 persen,” jelas Yunisrina yang merupakan editor-in-chief pada jurnal tersebut.

Saat menanggapi tantangan dalam penerbitan jurnal ilmiah yang acap dihadapi penulis,Hasan memberikan trik membaca dan menganalisis perkembangan metrik jurnal sehingga penulis dapat menebak untuk tahun selanjutnya apakah naik atau turun. Di lain sisi, Yunisrina membagikan kiat mengelola rencana publikasi dan menekankan bahwa publikasi ilmiah tidak bisa dikejar secara instan.

"Anggaplah publikasi sebagai bentuk ibadah dalam memajukan ilmu pengetahuan. Jika ditolak, jangan menyerah. Satu jurnal menolak, masih ada ribuan jurnal lain yang menunggu. Menulis tidak pernah sempurna dan revisi bukan sebuah kegagalan, melainkan bagian dari perjalanan menuju publikasi yang baik,” katanya.

Baca juga:

ArtScience Museum Hadirkan Fiksi Ilmiah Karya Perempuan Asia

Jurnal Predator nan Membahayakan

Saat tampil di dua sesi, Viqqi Kurnianda menyoroti isu krusial yang kini mencemari dunia publikasi ilmiah, yakni maraknya praktik jurnal predator, jurnal discontinued, hingga praktik hijacking dan cloning. Berdasarkan analisis lapangan, lebih dari 59.000 artikel dari Indonesia teridentifikasi telah terbit di jurnal predator.

Ia membeberkan hal yang lebih mencengangkan, yakni sejumlah layanan publikasi yang mengatasnamakan institusi resmi di Indonesia secara terang-terangan menawarkan Letter of Acceptance (LoA) hanya dalam waktu 2–3 hari, tanpa proses peer-review. Layanan ini bahkan mengklaim dapat menerbitkan artikel di jurnal bereputasi internasional dan nasional terindeks SINTA. “Ini jelas jalur belakang (backdoor). Prosesnya tidak sah dan mengancam integritas jurnal tersebut sehingga akan berdampak ke penulis itu juga. Tidak sedikit yang akhirnya menjadi discontinued oleh Scopus. Bagi penulis, dampaknya pembatalan gelar akademis, gelar guru besar bahkan lembaganya akan diturunkan akreditasinya,” tegasnya.

Viqqi juga mengungkap adanya tiga entitas yang berbeda secara nama dan website, tapi diduga dikelola kelompok yang sama dan menawarkan skema serupa. “Modus ini terdeteksi karena metode layanan yang identik serta berasal dari wilayah yang sama bahwa ada petisi yang menyerukan penutupan layanan ini. Praktik ini bukan hanya merugikan individu, tetapi juga mencoreng reputasi akademis nasional. Negara harus hadir dan Kementerian Pendidikan Tinggi perlu segera bertindak terkait praktik kotor ini yang secara tidak langsung berdampak pada kualitas publikasi nasional,” pungkasnya.

Di akhir sesi, Viqqi mengajak seluruh peserta untuk menjauhi praktik curang dalam publikasi. “Publikasi bukan sekadar terbit. Ini tentang bagaimana jejak ilmiah kita dikenang dan dipercaya,” tutupnya. (*)

Baca juga:

Yogyakarta Dipilih Jadi Pusat Pendidikan Tinggi Vokasi Ketenaganukliran

#Pendidikan #Ilmiah #Kemendikti
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk Timpa 31 Siswa, Dedi Mulyadi: Dipastikan Kualitas Pembangunannya Buruk
Atap dan dinding bangunan SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ambruk pada Rabu pagi tadi ketika kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk Timpa 31 Siswa, Dedi Mulyadi: Dipastikan Kualitas Pembangunannya Buruk
Indonesia
Kurikulum Cinta di Madrasah tak Boleh hanya Sloganistik
Kurikulum apa pun harus mampu menjawab tantangan zaman dan memberikan dampak nyata dalam pembentukan karakter generasi muda.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Kurikulum Cinta di Madrasah tak Boleh hanya Sloganistik
Indonesia
Mensos Tidak Bakal Tolerir 3 Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Pastikan Sanksi Tegas
Pertama, tidak boleh ada perundungan dari siapapun kepada siapapun di Sekolah Rakyat
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Mensos Tidak Bakal Tolerir 3 Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Pastikan Sanksi Tegas
Indonesia
Aksi Demonstrasi Bikin Suasana Kurang Kondusif, Beberapa Sekolah Terapkan PJJ pada Senin (1/9)
Beberapa sekolah di berbagai tingkatan mulai taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA) memberlakukan pendidikan jarak jauh (PJJ) pada Senin (1/9).
Dwi Astarini - Senin, 01 September 2025
Aksi Demonstrasi Bikin Suasana Kurang Kondusif, Beberapa Sekolah Terapkan PJJ pada Senin (1/9)
Indonesia
Bukan Cuma Kuliah, ITPLN dan APERTI Ingin Dorong Mahasiswa Jadi Inovator
ITPLN dan APERTI menggelar kuliah bersama. Kolaborasi perguruan tinggi sangat penting dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Soffi Amira - Jumat, 29 Agustus 2025
Bukan Cuma Kuliah, ITPLN dan APERTI Ingin Dorong Mahasiswa Jadi Inovator
Indonesia
Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi
Pemerintah menargetkan 12 Sekolah Garuda rampung pada 2026. Kemudian, empat sekolah sudah siap beroperasi.
Soffi Amira - Rabu, 27 Agustus 2025
Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi
Indonesia
JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah
JK berharap seluruh perguruan tinggi di Indonesia mulai menanamkan ideologi yang tepat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 27 Agustus 2025
JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah
Indonesia
Prabowo Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Bisa Angkat Keluarga Keluar dari Kemiskinan
Presiden RI, Prabowo Subianto mengatakan, lulusan Sekolah Rakyat bisa mengangkat keluarga dari kemiskinan. Ia mengatakan itu saat hadir di Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat, Jumat (22/8).
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
Prabowo Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Bisa Angkat Keluarga Keluar dari Kemiskinan
Lifestyle
UOB My Digital Space Bekali 90 Ribu Pelajar Indonesia dengan Keterampilan Digital, Gandeng Ruangguru sebagai Mitra
Program ini merupakan bagian dari inisiatif regional UOB My Digital Space, yang bertujuan mempersempit kesenjangan digital serta menghadirkan akses pembelajaran berkualitas bagi generasi muda.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
UOB My Digital Space Bekali 90 Ribu Pelajar Indonesia dengan Keterampilan Digital, Gandeng Ruangguru sebagai Mitra
Indonesia
Pramono Berikan Bantuan Pemutihan Ijazah kepada 1.897 Peserta Didik Senilai Rp 7,6 Miliar
Pramono menargetkan program pemutihan ijazah pada tahun ini mencapai 6.652 siswa.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Pramono Berikan Bantuan Pemutihan Ijazah kepada 1.897 Peserta Didik Senilai Rp 7,6 Miliar
Bagikan