Fisioterapi bukan Hanya Mengenai Belajar Jalan


Fisioterapi membantu memulihkan pergerakan tubuh yang terganggu akibat cedera, penyakit, atau lumpuh. (freepik/freepik)
CEDERA atau dalam masa pemulihan biasanya akan dirujuk untuk melalui tahap fisioterapi. Fisioterapi merupakan prosedur untuk membantu memulihkan pergerakan tubuh yang terganggu akibat cedera, penyakit, atau lumpuh.
Dengan fisioterapi, diharapkan cacat fisik bisa dicegah dan pasien dapat bergerak dengan lebih leluasa sehingga kualitas hidupnya membaik. Pasien akan diarahkan dan dibantu oleh seorang fisioterapis, yaitu orang yang ahli dalam menerapkan prinsip-prinsip dan praktik fisioterapi.
Baca Juga:

Prosedur ini bisa dilakukan pada pasien dari semua rentang usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Melansir laman Healthline, umumnya fisioterapi dimanfaatkan oleh atlet untuk memulihkan kondisi tubuh mereka. Dokter yang berkaitan biasanya menyarankan fisioterapi kepada pasien yang mengalami kondisi-kondisi:
Gangguan otot dan rangka tubuh
Fisioterapi dapat dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan sistem otot dan rangka tubuh atau gangguan neuromuskuloskeletal, seperti nyeri punggung, nyeri leher, nyeri bahu, frozen shoulder, dan radang sendi (arthritis).
Gangguan sistem saraf
Kondisi yang termasuk dalam gangguan sistem saraf, seperti stroke, multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson, dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan fisioterapi. Pada kondisi-kondisi tersebut, fisioterapi dilakukan untuk mengurangi gangguan fungsi tubuh, seperti sulit berbicara dan sulit bergerak, dan untuk mengurangi nyeri.
Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau fibrosis kistik, termasuk beberapa kondisi yang dipertimbangkan untuk mendapat fisioterapi. Pada kondisi tersebut, fisioterapis akan memberikan edukasi sekaligus membantu pasien memulihkan kondisi, misalnya dengan menjelaskan serangkaian latihan pernapasan dengan tepat.
Penyakit kardiovaskular
Penyakit jantung koroner dan rehabilitasi setelah serangan jantung adalah contoh kondisi yang bisa mendapatkan fisioterapi. Fisioterapis akan mengarahkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang dapat memicu kerja jantung, seperti jalan santai, senam aerobik, atau jogging.
Baca Juga:
Orangtua, Jangan Sampai Lakukan Emotional Incest kepada Anak

Selain itu, metode fisioterapi juga biasanya disarankan oleh dokter kepada pasien dengan ketentuan, diantaranya:
- Menjalani atau mengalami amputasi
- Baru menjalani penanganan patah tulang
- Mengalami cedera akibat berolahraga
Respons pada tiap pasien pada fisioterapi akan berbeda-beda. Hal ini tergantung oleh kondisi kesehatan, bentuk badan, kebiasaan dan aktivitas pasien. Fisioterapis akan memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing pasien.
Sebelum menjalani fisioterapi ada baiknya kamu melakukan hal ini, yaitu:
- Memberi tahu dokter jika sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal, karena obat atau
suplemen tertentu dikhawatirkan dapat memengaruhi efektivitas terapi.
- Menginformasikan kepada dokter jika sedang menderita suatu penyakit atau sedang menjalani terapi
lain.
- Fisioterapi dada tidak disarankan pada pasien yang sedang batuk darah, mengalami peningkatan tekanan dalam otak, menderita patah tulang dada, dan sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
Perlu diketahui bahwa fisioterapi tidak dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri sangat parah, atau pasien patah tulang yang belum diobati oleh dokter.
Sementara itu, sebelum fisioterapi pasien harus menjalani pemeriksaan dan penilaian yang dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (dokter rehabilitasi medis). Dengan begitu, program terapi yang dibutuhkan oleh pasien dapat ditentukan.
Pasien juga dapat menanyakan hal-hal yang belum diketahui, misalnya tentang tujuan, manfaat, risiko yang dapat terjadi, dan hasil akhir yang diharapkan dari fisioterapi.
Untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani fisioterapi, pasien disarankan untuk sering menggerakkan badan. Agar gerakan lebih leluasa, pasien dapat mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak ketat atau longgar.
Fisioterapi dapat berlangsung 30–60 menit per sesi, tetapi bisa juga lebih cepat atau lebih lama. Dalam satu pekan, pasien bisa menjalani beberapa kali sesi, tergantung pada rencana program dan kondisi pasien itu sendiri. Frekuensi dan waktu terapi juga dapat berubah, sesuai dengan hasil fisioterapi terakhir. (dgs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
