FBI Deteksi Rencana Demo Bersenjata Saat Pelantikan Biden

Demo di Gedung Senat AS. (Foto: Tangkapan Layar BBC)
MerahPutih.com - FBI memperingatkan kemungkinan adanya demo atau aksi protes bersenjata sedang direncanakan untuk dilakukan di Washington, D.C, menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden pada 20 Januari. Aksi serupa diprediksi juga bisa muncul di semua 50 ibu kota negara bagian AS.
"Terancam dengan lebih banyak kekerasan dari pendukung Presiden Donald Trump setelah penyerbuan Capitol pada Rabu (6/1) pekan lalu, FBI mengeluarkan peringatan untuk akhir pekan depan dan berlaku setidaknya sampai Hari Pelantikan," kata sumber dari penegak hukum federal, dikutip dari Reuters, Senin (11/1).
Baca Juga:
Kongres AS Sahkan Kemenangan Joe Biden di Pilpres Amerika Serikat
Untuk melindungi ibu kota AS, Garda Nasional diberi wewenang mengirim hingga 15.000 tentara ke Washington, dan turis dilarang mengunjungi Monumen Washington hingga 24 Januari.
Kepala Biro Garda Nasional Jenderal Daniel Hokanson mengatakan kepada wartawan bahwa dia mengharapkan sekitar 10.000 tentara di Washington pada Sabtu untuk membantu memberikan keamanan, logistik dan komunikasi. Jumlah itu bisa meningkat menjadi 15.000 jika diminta oleh otoritas lokal.
Sedikitnya satu anggota parlemen meminta Pentagon untuk berbuat lebih banyak. Senator Chris Murphy telah mengirim surat kepada penjabat menteri pertahanan pada Senin.
Isi suratnya sebagaimana dilansir Antara, mengatakan tidak yakin apakah Garda Nasional akan cukup untuk melindungi ibu kota negara dan pasukan dinas aktif mungkin diperlukan juga.
Presiden terpilih Biden menyatakan dirinya terbuka dengan segala kemungkinan. "Saya tidak takut mengambil sumpah di luar ruangan," kata Biden kepada wartawan di Newark, Delaware. Dia mengacu pada pengaturan tradisional untuk upacara pelantikan di halaman gedung Capitol.

Panitia pelantikan Biden mengatakan pada Senin tema upacara 20 Januari adalah "Amerika Bersatu." Trump mengatakan pekan lalu bahwa dia tidak akan menghadiri upacara itu, sebuah keputusan yang didukung Biden.
Rabu pekan lalu, publik As dikejutkan dengan aksi massa pendukung Donald Trump yang menyerang dan menduduki Gedung Senat. Mereka berusaha mencegah parlemen mengesahkan kemenangan Biden dalam Pilpres AS November lalu. Serbuan di gedung Kongres AS itu menewaskan lima orang. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Ucapkan Selamat, Prabowo Ingatkan Keuntungan Strategis Bermitra ke Donald Trump

Kemenangan Trump Bayangi Indonesia Harus Bayar Utang Luar Negeri Lebih Tinggi

Ucapkan Selamat ke Trump, Kamala Harris Minta Pemilihnya Terima Kekalahan Pilpres

Prabowo Ingatkan Donald Trump Keuntungan Strategis Bermitra dengan Indonesia

Donald Trump Diharap Redam Gejolak dan Konflik Usai Menang Pilpres AS

Trump Unggul 52,4% di Hitung Cepat Perolehan Suara Pilpres AS

Pilpres AS Diteror Ancaman Bom Palsu, Total Sampai 30 TPS Lebih

Jadwal dan Tahapan Pilpres AS, Sampai Presiden Terpilih Dilantik

FBI Pastikan Pelaku Ancaman Bom Palsu di TPS Georgia dari Rusia

Mengenal Tahapan Pilpres AS, Kunci Kemenangan Ada di Electoral College
