Kemenangan Trump Bayangi Indonesia Harus Bayar Utang Luar Negeri Lebih Tinggi
Donald Trump (Foto: Partai Republik AS)
MerahPutih.com - Donald Trump, capres dari Partai Republik AS, dipastikan memenangi Pilpres 2024 dan menjadi Presiden ke-47 AS, menurut data Fox News dan Associated Press (AP) yang dipantau pada 7 November WIB.
Trump telah meraih 293 suara elektoral, melewati ambang batas 270 suara elektoral yang diperlukan untuk menang Pilpres AS. Kamala Harris, capres dari Partai Demokrat, sampai saat ini baru mengantongi 226 suara elektoral.
Selain itu, menurut data hitung cepat AP, Trump meraih suara pemilih sebesar 50,9 persen, sementara Harris mendapat 47,6 persen.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS berpotensi menekan kurs rupiah.
Kebijakan ekonomi AS yang pro-pertumbuhan dapat mendorong penguatan ekonomi AS sehingga meningkatkan permintaan terhadap Dolar AS. Hal ini bisa berimbas pada depresiasi rupiah.
Baca juga:
Presiden Korsel Yakin akan Jalin Hubungan 'Mesra' dengan Trump
Depresiasi ini membuat impor Indonesia lebih mahal dan berisiko memicu imported inflation, atau inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga barang impor.
“Akibatnya, Bank Indonesia (BI) mungkin perlu melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah, sehingga membatasi kemampuannya untuk menurunkan BI-rate, yang dapat meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen di Indonesia,” kata Josua saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis (8/11).
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS (UST) yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Trump dapat meningkatkan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia.
Dengan imbal hasil UST yang tinggi, Josua menilai pemerintah Indonesia mungkin harus membayar lebih untuk utang luar negeri yang dapat mengurangi fleksibilitas fiskal Indonesia, terutama dengan jatuh tempo utang besar dalam dua tahun mendatang.
Di bidang perdagangan, kebijakan proteksionis Trump, terutama terhadap China berpotensi berdampak pada Indonesia.
"Apabila AS memperluas kebijakan tarif ke barang-barang dari Asia, Indonesia mungkin akan terpengaruh, terutama terkait daya saing produk ekspor," katanya.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Pemerintahan Donald Trump akan Bubarkan NCAR, Sebut Pebuhan Iklim hanya Tipuan
Trump Labeli Venezuela di Bawah Maduro Teroris, Kirim Armada Blokade Terbesar AS
Trump Tetapkan Rezim Venezuela Sebagai Organisasi Teroris Asing
Presiden Trump Larang Warga 8 Negara Masuk AS, Termasuk Laos dan Palestina
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
Trump Bakal Jabat Ketua Dewan Perdamaian, Kelola Administrasi Gaza
Setelah Maduro, Donald Trump Incar Gulingkan Presiden Kolombia Gustavo Petro
Makin Panas, AS Sita Kapal Tanker Minyak di Pesisir Venezuela
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
Rush Hour 4 Resmi Digarap: Jackie Chan dan Chris Tucker Comeback