Etiskah Oposisi Minta Jatah Menteri ke Jokowi?
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto. (Foto: Biro Pers Setpres)
MerahPutih.com - Beredar isu barisan oposisi meminta jatah menteri ke koalisi pemeritahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Lalu sebetulnya, etiskah oposisi minta jatah menteri setelah sebelumnya berjibaku dalam "perang" pemilihan?
Pengamat hukum dan administrasi negara dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Johanes Tuba Helan mengatakan, sangat tidak etis jika partai oposisi harus meminta jatah menteri dalam pemerintahan.
Baca Juga:
Ketika Gerindra Merapat ke Jokowi, Masih Bertahankan NasDem?
"Menurut saya, sangat tidak etis karena sebagai partai yang kalah dalam pilpres, seharusnya menempatkan diri sebagai oposan dalam pemerintahan," kata Johanes Tuba Helan di Kupang, Rabu (9/10), dikutip Antara.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan sikap Partai Gerindra yang meminta jatah menteri dalam kabinet Pemerintahan Joko Widodo.
Lagi pula, penyusunan kabinet oleh presiden menjadi hak partai politik yang tergabung dalam koalisi pemenang pemilu presiden (pilpres).
Menurut dia, jika partai politik yang kalah dalam pilpres juga meminta jatah menteri, berarti perjuangan partai politik semata mencari jabatan atau kekuasaan.
"Ibarat pertandingan sepak bola. Sudah ada hasil kalah-menang, tetapi ketika bagi hadiah, pihak yang kalah juga minta hadiah. Apakah ini logis," katanya dalam nada tanya.
Baca Juga:
Gerindra Dapat Jatah Menteri, Eks Relawan Prabowo-Sandi: Nyawa Petugas Pemilu Dibarter Menteri
Kabar Partai Gerindra meminta jatah posisi menteri dalam pemerintahan Jokowi, menjadi sorotan menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.
Dalam pemberitaan sejumlah media massa, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkapkan, partainya meminta tiga posisi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani juga mengakui adanya pembicaraan antara utusan Partai Gerindra dan Presiden Jokowi, terkait tawaran posisi menteri dalam pemerintahan periode 2019-2024.
"Pembicaraan itu memang ada. Kita tidak bisa pungkiri bahwa ada pembicaraan, ada pemikiran di sekitar Istana untuk itu," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10). (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Budi Arie Mau Gabung Gerindra? Ahmad Muzani Bocorkan Syarat 'Gak Ribet' Jadi Anak Buah Prabowo
Anak Buah Prabowo di DPR Setuju Dukung Proyek KAI Tambah Gerbong Anyar
Minta Izin ke Projo, Budi Arie Terang-terangan Mau Merapat Gabung Gerindra
Pasca-Putusan MKD, Gerindra Pastikan Rahayu Saraswati Tetap Jabat Wakil Ketua Komisi VII DPR
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Kader Usulkan Walkot Solo Respati Jadi Ketua DPC Gerindra, Disebut Langkah Regenerasi
Muzani Tegaskan Pemerintah tak Tutup Mata atas Persoalan MBG
Prabowo Tambah Wamen hingga Kabinet ‘Gemuk’, Gerindra: Masalah dan Beban Negara Terlalu Besar
TNI Diminta Sapu Bersih Ormas Preman yang Meresahkan dan Mengaku Terafiliasi Parpol
Politikus Gerindra Yakinkan Publik Jika Presiden Prabowo Bakal Benahi Tata Kelola MBG