Equinox, Serunya Masyarakat Pontianak Nikmati Sehari Tanpa Bayangan


Warga menyaksikan fenomena equinox di Sunga Putat. (Twitter/kreasisp)
Fenomena equinox belakangan menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat. Fenomena alam ini terjadi dengan meningkatnya suhu udara secara ekstrem. Namun, equinox bukan berarti suhu sangat tinggi semacam gelombang panas seperti di Afrika. Fenomena equinox tidak berbahaya.
Equinox merupakan fenomena astronomi ketika matahari melintasi garis katulistiwa. Ternyata, fenomena ini menjadi pembelajaran tentang gerak alam, bahkan berpotensi menjadi daya tarik wisata. Karena kita tahu, Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati garis katulistiwa. Menikmati equinox, berarti mengunjungi daerah katulistiwa.
Lalu bagaimana fenomena equinox terjadi di daerah katulistiwa? Di Pontianak, Kalimantan Barat, masyarakat berbondong-bondong keluar rumah menikmati fenomena equinox di daerah mereka. Mereka tak hanya mendengar atau membaca dari buku, tapi juga turut membuktikan apa yang terjadi sehingga fenomena ini dibicarakan banyak orang.
Selain di Monumen Tugu Katulistiwa yang bahkan "mendatangkan" turis asing, warga sangat antusias membawa telur masing-masing sebagai bahan percobaan di area kulminasi Sungai Putat. Sungai Putat merupakan titik di mana fenomena equinox dapat dilihat sendiri.
Equinox terjadi hanya dua kali dalam setahun. Yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Bukan hanya sekadar matahari yang melewati garis katulistiwa, tapi ada fenomena lain yang meski sederhana tapi sangat dinantikan. Di bulan Maret, juga bisa dinikmati sejak tanggal 19 hingga hari setelah puncak tanggal 21.
Fenomena unik ini terjadi saat tengah hari, pukul 11.40 WIB. Saat kulminasi atau puncak tertinggi matahari, benda-benda di kawasan kulminasi Sungai Putat menjadi tidak memiliki bayangan, air berbalik arah, dan satu lagi--salah satunya--telur bisa didirikan. Maka warga keluar rumah dengan telur masing-masing untuk didirikan dan melihat bagaimana fenomena equinox terjadi.

Bahkan sejak jauh hari, Aksi Mendirikan 1.000 Telur telah digaungkan. Warga dengan suka rela membawa telur masing-masing untuk berkumpul di sepanjang jalan Sungai Putat. Peristiwa alam ini sekaligus menjadi pesta rakyat dengan pusat di Tugu Sungai Putat. Seribu telur didirikan, dengan puncak pada hari Kamis (23/3) lalu.
Warga khususnya dari Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara sangat antusias mengikuti kejadian alam yang terjadi di daerahnya. Warga bangga titik kulminasi ada di Sungai Putat tempat tinggal mereka.
Mereka tahu di tempat merekalah ada keseimbangan antara kutub utara dan kutub selatan. Tahun-tahun mendatang, fenomena equinox kawasan titik kulminasi Sungai Putat bukan tak mungkin menjadi destinasi wisata populer, mendatangkan banyak wisatawan. Pembuktian fenomena alam yang hebat ini, meski terlihat sangat sederhana.
Baca juga berita terkait equinox dalam artikel: BMKG: Equinox Merupakan Fenomena Alamiah, Masyarakat Jangan Panik
Bagikan
Berita Terkait
Eks Ketua Banggar DPR Ahmadi Noor Supit Terseret Korupsi Proyek Mempawah

KPK Dalami Dugaan Penyimpangan Era Ria Norsan di Korupsi Proyek Mempawah

Kasus Korupsi Proyek Jalan Mempawah, Gubernur Kalbar Ria Norsan Ditetapkan Tersangka?

KPK Diminta Segera Tentukan Status Hukum Gubernur Kalbar di Kasus Mempawah

Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar

Gerhana Matahari 2 Agustus: Apakah Bisa Terlihat di Indonesia?

Ranu Pani-Ranu Regulo Berubah Jadi 'Laut Es', Wisatawan Diminta Jangan Injak Tanaman

Juli Agustus Akan Terasa Lebih Singkat karena Rotasi Bumi Lebih Cepat, Netizen: Kalau Nunggu Gajian Tetap Berasa Lamanya

Kerasa Enggak? Wilayah Jakarta dan Sekitarnya Terasa Dingin Ternyata Ini Penyebabnya

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
