Geger Fenomena Tanah Bergerak Ngarai Sianok, Ini Dia Biang Keladinya!

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Senin, 24 November 2025
Geger Fenomena Tanah Bergerak Ngarai Sianok, Ini Dia Biang Keladinya!

Kawasan Ngarai Sianok Bukittinggi Sumatra Barat. (Foto: Instagram @kacamatalensa_)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pagi tadi sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan warga di Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang (BKCR) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) terpaksa mengungsi akibat adanya laporan aktivitas tanah bergerak dan longsoran di bibir Ngarai Sianok.

Kepada media, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan penyebab fenomena tanah bergerak yang menggegerkan warga di kawasan Ngarai Sianok, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Fenomena itu dipengaruhi kondisi geologi dan morfologi lembah yang curam serta rentan mengalami instabilitas saat dipicu hujan deras maupun getaran gempa.

Baca juga:

Ngarai Sianok Bukittinggi Geger Fenomena Tanah Bergerak, Warga Terpaksa Mengungsi

“Pembentukan morfologi tersebut terjadi akibat erosi kuat pada batuan vulkanik yang dipengaruhi struktur geologi regional,” kata Kepala PVMBG, Hadi Wijaya, kepada media, di Jakarta, dikutip Antara, Senin (24/11).

Menurut Hadi, litologi tebing Ngarai Sianok tersusun batuan piroklastik berupa ignimbrit dan tufa batu apung yang rapuh, berpori, serta mudah jenuh air.

Hadi menambahkan pada bagian dasar lembah juga ditemukan material koluvium dan endapan runtuhan tebing yang memperbesar kerentanan pergerakan tanah.

Kawasan Aktif Patahan Sesar Semangko

Tak hanya itu, PVMBG mencatat kawasan itu berada dalam pengaruh segmen aktif Patahan Besar Sumatera (Sesar Semangko). Aktivitas tektonik dinilai dapat memicu atau memperluas rekahan pada tebing sehingga menurunkan kekompakan batuan.

Berdasarkan peta potensi gerakan tanah PVMBG, kawasan berlereng curam dengan batuan vulkanik lapuk itu masuk kategori kerentanan menengah hingga tinggi.

“Pemukiman yang berada dekat bibir tebing Ngarai Sianok termasuk area yang harus diwaspadai terutama saat hujan intensif,” tandas orang nomor satu di PVMBG itu.

Baca juga:

Nikmati Panorama Wisata Ngarai Sianok di Bukittinggi

Rekomendasi PVMBG Ihwal Fenomena Tanah Bergerak Ngarai Sianok

Terkait fenomena tanah bergerak di kawasan wisata terkenal Bukittinggi itu, PVMBG juga mengeluarkan tiga rekomendasi, sebagai berikut:

Mitigasi teknis berupa stabilisasi lereng, pemasangan sistem drainase air permukaan, serta penanaman vegetasi berakar kuat untuk meningkatkan kestabilan tanah.

Masyarakat diminta menghindari aktivitas di bibir tebing saat hujan lebat maupun pascagempa.

Pemda diminta mengatur pemanfaatan ruang, menyiapkan jalur evakuasi, serta menyusun rencana kontingensi bencana berbasis potensi longsor di kawasan wisata tersebut. (*)

#Lembah Ngarai Sianok #Sumatera Barat #Fenomena Alam
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
Bahaya, Kemiringan Lereng Ngarai Sianok 60% Lebih Masuk Zona Waspada
Puluhan warga terpaksa mengungsi akibat adanya laporan aktivitas tanah bergerak dan longsoran di bibir Ngarai Sianok, Bukittingi, Sumbar.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Bahaya, Kemiringan Lereng Ngarai Sianok 60% Lebih Masuk Zona Waspada
Indonesia
Geger Fenomena Tanah Bergerak Ngarai Sianok, Ini Dia Biang Keladinya!
Kawasan Ngarai Sianok berada dalam pengaruh segmen aktif Patahan Besar Sumatera atau Sesar Semangko.
Wisnu Cipto - Senin, 24 November 2025
Geger Fenomena Tanah Bergerak Ngarai Sianok, Ini Dia Biang Keladinya!
Indonesia
Ngarai Sianok Bukittinggi Geger Fenomena Tanah Bergerak, Warga Terpaksa Mengungsi
Sedikitnya ada 60 orang warga yang dievakuasi akibat aktivitas tanah bergerak dan longsoran di bibir Ngarai Sianok itu.
Wisnu Cipto - Senin, 24 November 2025
Ngarai Sianok Bukittinggi Geger Fenomena Tanah Bergerak, Warga Terpaksa Mengungsi
Indonesia
Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem 37,6 Derajat Celcius, BMKG: Radiasi Matahari Capai Titik Maksimal
Wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua menerima penyinaran matahari yang lebih intens.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem 37,6 Derajat Celcius, BMKG: Radiasi Matahari Capai Titik Maksimal
Indonesia
Gunung Marapi Meletus, Lontaran Kolom Abu Capai Ketiinggian 3.691 MDPL
PVMBG juga mengingatkan ancaman potensi lahar dingin bagi masyarakat sekitar Marapi.
Wisnu Cipto - Rabu, 27 Agustus 2025
Gunung Marapi Meletus, Lontaran Kolom Abu Capai Ketiinggian 3.691 MDPL
Indonesia
Komisi VIII DPR Desak Hukuman Berat Pelaku Perusakan Rumah Doa di Padang
Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq meminta sembilan pelaku yang telah ditangkap dijerat dengan hukuman berat.
Frengky Aruan - Selasa, 29 Juli 2025
Komisi VIII DPR Desak Hukuman Berat Pelaku Perusakan Rumah Doa di Padang
Indonesia
Sesalkan Pembubaran Ibadah Jemaat Rumah Doa di Padang, Kemenag: Harusnya Jangan Terprovokasi!
Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama prihatin atas insiden pembubaran ibadah jemaat di sebuah rumah doa di Kelurahan Gunung Pangilun, Kota Padang, Sumatera Barat.
Frengky Aruan - Selasa, 29 Juli 2025
Sesalkan Pembubaran Ibadah Jemaat Rumah Doa di Padang, Kemenag: Harusnya Jangan Terprovokasi!
Fun
Gerhana Matahari 2 Agustus: Apakah Bisa Terlihat di Indonesia?
Gerhana Matahari 2 Agustus: apakah fenomena langit spektakuler ini bisa dilihat dari Indonesia? Berikut penjelasan lengkapnya.
ImanK - Sabtu, 26 Juli 2025
Gerhana Matahari 2 Agustus: Apakah Bisa Terlihat di Indonesia?
Indonesia
Dentuman Erupsi Gunung Marapi Terasa Hingga Bukittinggi, Kaca-Kaca Rumah Sampai Bergetar
Erupsi terbaru Marapi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,5 mm dan durasi 1 menit 18 detik.
Wisnu Cipto - Rabu, 23 Juli 2025
Dentuman Erupsi Gunung Marapi Terasa Hingga Bukittinggi, Kaca-Kaca Rumah Sampai Bergetar
Indonesia
Ranu Pani-Ranu Regulo Berubah Jadi 'Laut Es', Wisatawan Diminta Jangan Injak Tanaman
Selain itu, wisatawan diminta menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak menyentuh atau menginjak tanaman yang tertutup embun upas
Angga Yudha Pratama - Jumat, 11 Juli 2025
Ranu Pani-Ranu Regulo Berubah Jadi 'Laut Es', Wisatawan Diminta Jangan Injak Tanaman
Bagikan