Efek Samping dari Berbagai Terapi Pengobatan Kanker


Setiap pemgobatan kanker memiliki efek samping. (Foto: Pexel/Thirdman)
TERDAPAT berbagai pengobatan kanker yang bisa dilakukan dan biasanya menyesuaikan dengan jenis kanker yang dialami pasien. Meski begitu, terdapat efek samping yang dirasakan dari masing-masing pengobatan kanker, mulai dari rambut rontok, masalah gigi, osteoporosis, hingga masalah memori.
Perawatan kankermu mungkin sudah berakhir dan biasanya akan mendapat efek samping atau jangka panjang. Efek tersebut akan dirasakan dari berbagai jenis pengobatan kanker, seperti kemoterapi, terapi hormon, radiasi, imunoterapi, terapi tertarget, dan pembedahan. Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang menjalani pengobatan kanker akan mendapat efek jangka panjang, bahkan beberapa orang mungkin tidak mengalaminya.
Baca juga:
Cara Tepat Perawatan Pasien Kanker Paru-Paru di Masa Pandemi

Obat kemoterapi yang berbeda menyebabkan efek akhir yang berbeda pula. Jadi, jika kamu tidak mengonsumsi obat kemoterapi yang dapat menyebabkan kemandulan, maka kamu tidak berisiko mengalami efek samping tersebut.
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang paling umum dan akan diberikan tergantung pada jenis, lokasi, stadium, penyebaran sel kanker, dan kondisi kesehatan pasien. Mengutip laman Mayo Clinic, efek samping dari kemoterapi adalah masalah gigi, rambut rontok, menopause dini, gangguan pendengaran, kehilangan rasa, penyakit paru-paru, kerusakan saraf, osteoporosis, sulit tidur, hingga rasa lelah dan lemah sepanjang hari.
Pengobatan kanker yang kedua adalah terapi radiasi yang memanfaatkan partikel atau gelombang berenergi tinggi, misalnya sinar gamma dan sinar-X untuk menghancurkan sel kanker. Ada pun efek sampingnya, seperti kelelahan, iritasi kulit, rambut rontok, dan kadar sel darah merah menurun.
Baca juga:
Kisah Perjuangan Berdirinya Yayasan Kanker Anak Amaryllis, Penyelamat Penyintas Kanker

Lain terapi radiasi, lain terapi hormon. Hormon adalah protein atau zat yang dibuat oleh tubuh untuk membantu mengontrol kerja sel tertentu. Beberapa jenis kanker butuh hormon untuk tumbuh. Terapi hormon bertujuan untuk menghambat pertumbuhan tersebut. Efek sampingnya adalah rasa lelah, masalah kesuburan, perubahan hasrat seksual, masalah ingatan, mual, nyeri otot dan sendi, hingga gejala menopause.
Pengobatan yang lain adalah imunoterapi yang menggunakan komponen tertentu dari sistem imun pasien untuk melawan sel kanker. Efek sampingnya adalah kulit memerah, batuk dan bersin, demam, kelelahan, sakit kepala, jantung berdebar, hingga sesak napas.
Jika kamu mengalami gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan ke dokter. Tidak jelas bahwa efek jangka panjang ini bisa dicegah atau tidak. Meskipun hal ini membuat frustrasi, kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu mengatasinya, seperti berolahraga, makan makanan sehat, dan menghindari alkohol. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
