Efek Jangka Panjang Makan Bergizi Gratis, Ekonom: Bikin Hidup Masyarakat Tergantung sama Pemerintah
Anak sekolah jadi sasaran utama Program Makan Bergizi Gratis. (Foto: MerahPutih.com/Kanu)
MerahPutih.com - Ekonom dan pemerhati kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berefek pada jangka panjang. Menurutnya program Presiden Prabowo ini berpotensi menciptakan ketergantungan masyarakat pada bantuan pemerintah.
“Alih-alih membangun kemandirian dalam hal penyediaan makanan bergizi, masyarakat mungkin menjadi pasif dan bergantung pada distribusi makanan dari dapur (MBG),” kata Achmad di Jakarta dikutip Rabu (8/1).
Menurut Achmad, masyarakat menjadi enggan untuk memasak sendiri makanan sehat lantaran selalu diberikan pemerintah.
“Hal ini tidak sesuai dengan tujuan jangka panjang meningkatkan kesadaran dan praktik gizi di tingkat rumah tangga,” jelas Achmad.
Baca juga:
DPR Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis
Sebagai alternatif, menurutnya program ini seharusnya fokus pada pemberdayaan masyarakat.
“Khususnya untuk memproduksi dan mengelola sumber makanan lokal secara mandiri,” tutur Achmad.
Misalnya, program pelatihan pertanian organik atau dukungan bagi petani lokal dapat menjadi solusi yang lebih berkelanjutan.
“Daripada melalukan distribusi makanan secara langsung,” jelas ekonom dari UPN Veteran Jakarta ini.
Meskipun pemerintah optimistis bahwa seluruh penerima manfaat akan terjangkau dalam waktu tiga hingga lima tahun, target ini tampak terlalu ambisius mengingat tantangan logistik, anggaran, dan koordinasi.
Ada kekhawatiran bahwa setelah lima tahun, program ini mungkin tidak berkelanjutan tanpa suntikan dana tambahan yang besar.
“Selain itu, tanpa strategi exit yang jelas, program ini bisa berakhir sebagai solusi sementara yang tidak mengatasi akar masalah gizi buruk di Indonesia,” sebut Achmad.
Baca juga:
Dia beranggapan, Pemerintah perlu mengevaluasi kembali desain program ini untuk memastikan bahwa sumber daya dialokasikan secara efisien dan menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan.
Lebih lanjut, menurutnya pendekatan yang lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi dengan program-program gizi yang sudah ada dapat menjadi solusi.
“Khususnya untuk mencapai tujuan jangka panjang peningkatan gizi nasional,” tutup Achmad. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
DPR Minta SPPG untuk Makan Bergizi Gratis Difungsikan untuk Suplai Makanan Korban Bencana di Sumatra
955 Porsi MBG Ditarik Imbas Keracunan Ratusan Siswa SMPN 1 Blora. Menunya Begini!
Tersiram Minyak Panas, Karyawan SPPG Solo Alami Luka Bakar Serius
Makan Bergizi Gratis Diklaim Tidak Berpengaruh ke Lonjakan Harga Pangan, Kenaikan Akibat Hujan
Dapur MBG Wajib Miliki Ahli Gizi, Hindari Risiko
Ketua BGN Bantah Wakil Ketua DPR Sebut Ahli Gizi tak Diperlukan di SPPG MBG
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal Klarifikasi Pernyataannya soal Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
Kampanyekan Pentingnya MBG, Kepala BGN: Gizi Bukan Bantuan, tetapi Hak
Soal Keracunan MBG, Prabowo Mengaku Sering Salah Makan dan Kadang Kurang Cuci Tangan
[HOAKS atau FAKTA]: Menteri Bahlil Rekrut Ahli Gizi India untuk Program MBG