Karier

Ingin Perusahaan Maju? Jangan Terpancing Drama Penghasut!

Rina GarminaRina Garmina - Senin, 26 Februari 2018
Ingin Perusahaan Maju? Jangan Terpancing Drama Penghasut!

Menghasut bukan nilai-nilai perusahaan yang baik. (Foto: Pixabay)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PENGHASUT alias provokator kerap muncul di tempat kerja. Sebenarnya bukan hal mengherankan bila ada penghasut di lingkungan Anda. Namun, menjadi runyam ketika perusahaan kehilangan karyawan yang benar-benar berdedikasi.

Seorang penghasut tidak memaksa orang lain berbuat sesuatu. Akan tetapi mengatakan secara langsung. Misalnya serang lah orang itu atau beri lah orang itu hukuman.

Penghasut yang labil kerap melibatkan emosi ketika sedang berusaha menghasut atasan atau rekan kerja. Tanda-tanda emosi bermain, nada suaranya bergetar menahan amarah. Bahkan, ada pula yang sampai menyebut tangannya bisa saja bergerak memukul karyawan lain yang ia adukan.

Padahal, main tangan di tempat kerja tidak dibenarkan. Main tangan dalam bentuk memukul dengan tangan kosong juga dikategorikan penganiayaan ringan dan aturannya ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Pada jabatan yang lebih tinggi, level manajerial, emosi dan main tangan juga sebaiknya ditiadakan demi menjaga netralitas dan tentu saja wibawa. Tegas tidak berarti menjadi emosional atau kasar.

Alasan menghasut

Banyak alasan yang membuat orang menjadi penghasut. Merasa mendapat perlakuan tidak adil dari organisasi, ingin dipromosikan, dan ingin mendapat perhatian lebih dari atasan serta rekan-rekan kerja merupakan sederet alasan yang membuat orang menghasut. Pada kasus tertentu, seorang karyawan juga bisa saja mendadak menjadi penghasut kala mendapat atasan baru.

Atau, bisa saja dia juga mengadu domba atasan-atasannya. Karyawan seperti ini juga kerap tidak ragu-ragu mengadu domba atasan lama atau rekan kerjanya demi mendapat perhatian dari atasan baru. Mencari dukungan dari rekan kerja dan mengajak rekan satu organisasi melawan orang yang dia adukan pun kadang dia lakukan.

Dengan dalih demi menjaga kenyamanan kerja seluruh karyawan. Bukan cuma satu karyawan yang menjadi korban si penghasut, tetapi juga bisa beberapa orang.

Tanpa dia sadari, dia lah sebenarnya penyulut ketidaknyamanan kerja karyawan lain. Sifat labil, latar belakang pendidikan serta belum adanya pengalaman bekerja di tempat lain juga bisa menjadi alasan lain yang menyebabkan karyawan menjadi penghasut atau main fisik.

Kasus seperti ini semestinya dapat dicegah. Untuk mencegah karyawan melakukan kekerasan fisik, perusahaan-perusahaan yang telah mapan biasanya membuat aturan pemberian skors kepada karyawan yang bermain tangan. Karakter juga menjadi perhatian penting saat akan mempromosikan karyawan.

Ketika mempromosikan karyawan, kepemimpinan atau leadership juga menjadi perhatian penting manajemen. Selain melakukan tes kepribadian, perusahaan yang telah mapan biasanya memberi masa percobaan dan pelatihan kepemimpinan kepada karyawan yang baru saja dipromosikan. Semua ini penting demi membentuk karakter pemimpin yang mampu bersikap dewasa dan tidak mudah terprovokasi. Dan ini tentu saja untuk membangun tim kerja yang sehat.

Pada perusahaan baru, aturan seperti ini biasanya belum ada karena budaya perusahaan belum terbentuk dengan baik. Di perusahaan yang kekeluargaannya amat baik, atasan dan rekan kerja juga biasanya kerap menasihati penghasut agar tidak melakukan tindakan menghasut yang merugikan orang lain. Semata-mata bukan untuk menjatuhkan si penghasut, tetapi agar dia bisa menjadi lebih baik.

Mencegah drama penghasut

Pendiri ESQ LC & ACT Consulting, Ary Ginanjar Agustian, menyebut penghasut di kalangan karyawan pada unit-unit kerja merupakan salah satu penghambat terbesar dalam upaya membangun dan memajukan perusahaan atau institusi.

Untuk mencegah penghasut merajalela, apalagi sampai main tangan, perusahaan dan atasan lah yang mesti cermat melihat gelagat tersebut. “Nilai-nilai budaya perusahaan perlu dipahami dengan benar seperti rasa malu, kejujuran, dan bekerja dengan senang serta semangat,” terang Ary seperti dikutip ANTARA.

Ia menyebut pula jika masih banyak karyawan yang bekerja atas dasar takut kepada atasan, melakukan berbagai hal karena terpaksa, bukan didasari keikhlasan, target memajukan perusahaan sulit dicapai.

Jadi, sebenarnya, upaya memperbaiki kinerja bisnis juga menjadi tugas pencipta nilai-nilai budaya perusahaan. Menurut Ary, jika masih ada karyawan yang melanggar nilai-nilai perusahaan, ketimbang menjadi penghambat atau friksi, lebih baik disisihkan. “Kalau dia masih punya rasa malu, dia tidak akan betah berada di lingkungan yang telah berubah dan dengan sendirinya mundur,” tambahnya.

Di luar soal sisih-menyisihkan, budaya perusahaan sejatinya bisa mengubah sifat karyawan menjadi lebih baik. Sebenarnya, berapa besar tingkat penghambat yang patut diwaspadai? Jika sudah mencapai 50 persen. Perusahaan sudah dipastikan tinggal menunggu ambruk. (*)

Dapatkan informasi pengembangan karier lainnya di sini.

#Dualisme Kepemimpinan #Manajemen Stres #Budaya
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Indonesia
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara
Politisi PKB itu mengapresiasi langkah Kemenpar dan Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) yang berkolaborasi dalam mengedepankan budaya sebagai daya tarik pariwisata Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet  Bagi Wisatawan Mancanegara
Indonesia
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Genre Imajinasi Nusantara merupakan lukisan karya Denny JA. Lukisan ini tampil sebagai manifesto estetika digital Nusantara.
Soffi Amira - Minggu, 20 Juli 2025
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Indonesia
Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
Posisi Anak Coki di Pacu Jalur ini umumnya diisi anak-anak yang kini tariannya menjadi viral secara global.
Wisnu Cipto - Selasa, 08 Juli 2025
Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
Indonesia
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Perda yang tengah disusun tersebut bakal menjadi dasar hukum pelestarian budaya Betawi yang lebih terstruktur dan spesifik, termasuk di dalamnya mengatur seni ondel-ondel.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Berita Foto
Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian
Sejumlah pemain saat melakukan pementasan teater musikal bertajuk "Bawang Merah Bawang Putih" saat acarapeluncuran logo baru Indonesia Kaya di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 03 Juni 2025
Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian
Indonesia
Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa upaya ini bukan untuk menghapus atau mendistorsi fakta
Angga Yudha Pratama - Selasa, 27 Mei 2025
Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan
Indonesia
Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia
Urgensi penulisan sejarah Indonesia yang akan rampung pada tahun 2025 ini mencakup penghapusan bias kolonial
Angga Yudha Pratama - Selasa, 27 Mei 2025
Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia
Indonesia
5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
5 museum menggelar program Night at the Museum khusus akhir pekan
Wisnu Cipto - Kamis, 15 Mei 2025
5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
Indonesia
Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala
Upacara ini biasanya diikuti oleh ribuan peserta, yang terdiri dari perwakilan 15 banjar dengan rentang usia 12 hingga 60 tahun
Angga Yudha Pratama - Minggu, 04 Mei 2025
Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala
Bagikan