DPD Harap Revisi Otsus Papua Jilid II Jangan Hanya Kejar Tayang

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 06 Juli 2021
DPD Harap Revisi Otsus Papua Jilid II Jangan Hanya Kejar Tayang

Ilustrasi Warga Papua. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Tim Panitia Khusus (Pansus) otonomi Khusus (Otsus) Papua DPD RI Rapat secara Tripartit dengan DPR dan Pemerintah membahas RUU tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua, Rapat Kerja dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Hukum dan HAM, Ruang Pansus DPR, Senin (5/7).

Anggota Pansus Papua Yorrys Raweyai menyatakan Pembahasan RUU Otsus Papua yang saat ini sedang berlangsung seharusnya mengakomodasi akar-akar masalah yang selama ini dipersoalkan.

"Saat ini persoalan-persoalan yang mengemuka tentang kewenangan politik, khususnya politik lokal, pemilihan kepala daerah dan afirmasi terhadap Orang Asli Papua dan hak-hak asasi manusia, dipandang sebagai persoalan krusial," kata Yorrys.

Baca Juga:

Mahfud Pastikan Penegak Hukum Tidak Penyelewengan Dana Otsus Papua

Karena itu, kata Yorrys, sejak awal DPD memandang bahwa pembahasan Daftar Inventaris Masalah tidak layak hanya menyasar 2 (dua) pasal, atau hanya tentang cluster keuangan dan pemekaran. Karena itu tidak cukup merespons akar-akar masalah.

"Seharusnya poin-poin itu dijadikan pertimbangan dan dielaborasi kembali untuk dimasukkan dalam pasal-pasal di luar cluster yang diajukan Pemerintah," ujarnya.

Yorrys menyadari bahwa pembahasan RUU Otsus Papua cenderung 'kejar tayang'. Namun, ia mengingatkan kecenderungan itu tidak dijadikan nilai tawar untuk mengakomodasi persoalan. Apalagi RUU Otsus Papua diharapkan sebagai jawaban bagi persoalan yang berlangsung selama ini selama 20 tahun.

"Jika memang akan menjadi kado ulang tahun RI ke-76 pada Agustus 2021 harus betul-betul memberikan jawaban komprehensif, bukan jawaban parsial. Jika tidak, kita memerlukan strategi baru dalam merespons dinamika persoalan Papua," sambung Yorrys.

Aliansi Mahasiswa Papua Barat (AMPB) menggelar aksi unjuk rasa mendukung Otonomi Khusus (Otsus Papua) di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).
Aliansi Mahasiswa Papua Barat (AMPB) menggelar aksi unjuk rasa mendukung Otonomi Khusus (Otsus Papua) di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (18/8). Foto: Istimewa

Menanggapi hal yang berkembang dalam rapat, Senator Fillep Wamafma mengapresiasi usulan dari Fraksi PDI-Perjuangan bahwa pada prakteknya Otsus harus berdasarkan fakta dan realitas di lapangan saat ini.

"Kami dari DPD RI setuju dengan usulan itu bahwa kebutuhan tata kelolanya yang dikedepankan, yang kedua bagaimana pemerintah memandang implementasi UU Otsus nanti dengan UU Pemda karena ada titik kontra di situ," ujar Fillep.

Ketika nanti ada Badan Otsus, kata Fillep, maka perlu didesain dengan baik dalam tataran implementasiny. Selanjutnya jika dengan dibentuknya Badan Otsus maka tim perumus harus jelas mendefinisikannya.

"Bisa menjadi bahan pertimbangan nomenklaturnya," imbuhnya.

Sementara itu, Anggota DPD Otopianus P Tebai secara virtual mengungkapkan para legislator harus memahami kondisi saat ini dan bagaimana pemerintah mengembalikan situasional di Papua agar Orang Asli Papua (OAP) mampu menjadi tuan rumah di tempatnya sendiri.

"Kita harus melihat sementara orang asli makin terbelakang, bagaimana mendidik melatih papua, stakeholder harus tahu kondisi di sana. Pendidikan pelatihan secara masal ini perlu sekali ditekankan untuk meningkatkan SDM menjadikan orang Papua menjadi tuan di daerahnya sendiri. Supaya masyarakat Papua lebih mencintai Indonesia, saya minta peran orang Papua yang makin ditingkatkan," katanya.

Baca Juga:

RUU Otsus Papua 2021 Diklaim Jadi Kebutuhan Mendesak

Rapat yang dipimpin oleh Ketua Pansus Papua DPR RI Komarudin Watubun itu dilakukan bersama Wakil Menkumham Edward Omar Sharif Hiariej, dan Tim Pansus Papua DPD RI.

Sementara itu, Wakil Menkumham Edward Omar Sharif Hiariej menindaklanjuti usulan-usulan DIM sesuai dengan keputusan rapat panja sebelumnya dan mengkompilasi ulang DIM mengemukakan bahwa 146 DIM sebelumya yang disepakati setelah dikompilasi menjadi 143 karena ada beberapa mengalami perubahan nomor. (Pon)

#Papua #Wisata Papua #Budaya Papua #RUU Otsus Papua
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, akan dikenakan sanksi tegas bagi rumah sakit yang diduga menolak pasien.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 25 November 2025
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Indonesia
Krisis Pembiayaan, Pemerintah Pusat Siap Selamatkan Mahasiswa Papua di Luar Negeri
Banyak mahasiswa asal Papua yang belajar di luar negeri belum menerima beasiswa dari pemerintah daerah. Pemerintah pusat akan mengambil alih pembiayaan melalui LPDP.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 November 2025
Krisis Pembiayaan, Pemerintah Pusat Siap Selamatkan Mahasiswa Papua di Luar Negeri
Indonesia
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penyerangan Polres Mamberamo Raya, Papua, bermula dari laporan keributan warga yang diduga terpengaruh minuman keras di sekitar perempatan SD Adven Burmeso.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Indonesia
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Dugi Telenggen alias Dugwi Kogoya, anggota KKB pelaku penembakan Brigadir Joan H. Sibarani dan warga sipil di Distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, akhirnya berhasil diringkus.
Wisnu Cipto - Selasa, 28 Oktober 2025
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Indonesia
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli telah mengutus eselon satunya turun langsung ke tanah Papua untuk berdialog dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan mahasiswa.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Indonesia
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
“Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mohon maaf agar apa yang terjadi ini menjadi catatan,” kata Raja Juli.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kogoya berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama agar ke depan proses serupa dilakukan secara lebih bermartabat dalam menghormati budaya masyarakat Papua.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Indonesia
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
"Kami memahami bahwa mahkota Cenderawasih bukan sekadar benda, melainkan simbol kehormatan dan identitas kultural masyarakat Papua,” kata Dirjen KSDAE Kemenhut Satyawan Pudyatmoko
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Undius Kogoya, pimpinan KKB Intan Jaya, meninggal karena sakit di Distrik Wandai, Papua Tengah. Ia dikenal terlibat dalam berbagai aksi penyerangan sejak 2022.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Indonesia
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Aksi demonstrasi oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) yang berlangsung di kawasan traffic light Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (15/10) siang, berakhir ricuh dan anarkis.
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Bagikan